Tragedi Musim Gugur

111 10 1
                                    

04 oktober 2020, pertengahan musim gugur yang dipenuhi oleh guguran daun maple yang mulai kecoklatan. Menutup sebagian jalanan kota Seoul dengan warna coklat kemerahannya. Udara dingin dan langit biru namun sedikit berawan, bahkan sesekali langit meneteskan rintikan air hujannya. Hingga berhasil membuat beberapa warga berlarian mencari tempat berteduh.

Sebuah mobil warna hitam terlihat memasuki area taman ilalang. Kendaraan itu berhenti diantara tanaman berbatang tinggi dengan warna coklatnya. Seorang gadis bersurai coklat panjang keluar perlahan sembari melihat sekelilingnya. Sekumpulan ilalang itu bergerak mengikuti arah angin yang menerpanya.

Gadis itu berjalan mendekati kekasihnya yang tengah menunggu untuk menggapai uluran tangannya.

"Kajja!" ajak pria tampan berlesung pipit itu.

Mereka berjalan berdampingan melewati jalan setapak yang sengaja dibuat untuk mempermudah pengujung melewati tanaman berbatang tinggi itu. Dengan kedua tangan mereka saling bertautan serta angin musim gugur menerpa rambut panjang milik gadis itu hingga membuatnya bergidik.

"Oppa" panggilnya.

"Hem?"

"Kenapa tiba-tiba mengajak ku kemari?" tanya gadis itu sembari berjalan mengikuti langkah kekasihnya yang tiba-tiba berhenti.

Pria itu memutar tubuhnya menatap gadis yang memiliki tinggi cukup pendek untuk ukuran gadis Korea. Senyum tipis terlukis pada wajahnya.

"Yeseo~ya" suara berat itu terdengar menelusup gendang telinganya.

Yeseo tersenyum seraya menatap sepasang mata kekasihnya. Kim Namjoon.

"Ne?" sahutnya.

Tangan pria itu mengelus lembut Puncak kepala Yeseo. Dipeluknya perlahan tubuh mungil gadis itu. Dengan senang hati Yeseo membalas pelukan pria yang telah menemaninya selama 5 tahun hidupnya. Seorang pria yang ia harap bisa menjadi miliknya untuk hari ini dan seterusnya.

"Yeseo~ya" ulangnya.

"Wae?"

Untuk beberapa saat pria itu terdiam.

"Aku ingin kita putus" ucap Namjoon disela pelukan mereka.

Raut wajah Yeseo perlahan suram. Wajah yang tadinya hanya dipenuhi oleh kebahagiaan perlahan luntur. Pelukan itu semakin renggang hingga membuat Yeseo menatap nanar sepasang manik Namjoon. Bak sebuah petir yang menyambarnya di siang hari. Hatinya serasa runtuh saat mendengar ucapan Namjoon.

"Oppa, bercandamu tidak lucu sama sekali" protes Yeseo yang ia selingi dengan senyuman kecil ketidak percayaan.

"Mian, Yeseo~ya"

"Wae? Kenapa kau meminta maaf."

"Kita benar-benar harus putus" sela Namjoon semakin mempertegas.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyakitimu" lanjutnya.

"Kenapa tiba-tiba sekali? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Yeseo yang terus berusaha menelisik kesalahan yang ia sudah perbuat.

"Aku minta maaf jika ucapanku ataupun perilaku ku hari ini menganggu oppa" lanjutnya yang berusaha menebus kesalahan yang tidak ia ketahui.

"Tidak. Kau tidak salah apa-apa"

"Lalu kenapa tiba-tiba kau meminta putus?"

Pria itu menunduk untuk beberapa detik. Menarik nafas beratnya sebelum mengatakan alasan kenapa ia harus mengakhiri hubungan yang telah berjalan 5 tahun itu.

"Aku akan menikah Yeseo~ya" jawab Namjoon yakin

"Mwo? Menikah?" gadis itu terlihat sangat terkejut dengan jawaban yang sama sekali tidak pernah terfikir olehnya.

Should We Get Married?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang