First night

32 7 1
                                    

Satu malam yang bisa menimbulkan suatu masalah besar saat pria dan wanita bersama di bawah remangnya lampu meja seraya berkedip mengisyaratkan sebuah kesalahan. Pagi itu Seoul pukul 7 pagi disebuah kamar hotel dengan ukuran yang cukup besar. Beberapa pakaian terlihat berserakan di antara ranjang berukuran besar itu. Selimut tebal berwarna cream terlihat bergerak akibat ulah seorang gadis yang tengah merenggangkan badan di dalamnya.

Sepasang matanya masih setengah tertutup dan kesadarannya pun belum sepenuhnya kembali. Dihirupnya aroma alkohol yang masih menyeruak pada tubuhnya. Sampai saat ia mulai membuka matanya dan melihat ada seorang pria tengah tertidur disampingnya dengan keadaan tanpa sehelai pakaian pun yang menutup tubuh kekarnya. Dan ia juga melihat jika tidak ada sehelai benang pun pada tubuh polosnya. Hampir saja gadis itu berteriak namun dengan cepat ia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Nafasnya bergemuruh takut. Matanya bergetar dan mencoba menerawang kejadian semalam. Ia harap tidak terjadi apapun padanya.

Namun nihil dengan otak berkapasitas rendah yang ia miliki tidak sedikit pun yang ia ingat. Terakhir kali yang ia ingat hanya saat ia dan pria itu tengah minum bersama di sebuah bar yang berada di daerah Gangnam. Gadis itu mengacak kasar rambut panjangnya seakan mengumpat pada dirinya sendiri. Dengan perlahan serayaberharap tidak membangunkan pria itu. Na Yeseo turun dari ranjang berukuran besar itu dan memungut pakaiannya. Gadis itu memasuki kamar mandi dan dengan cepat ia memakai pakaiannya dengan lengkap.

__

Dengan langkah cepatnya gadis itu menaiki tangga menuju rumahnya. Keadaanya terlihat berantakan dengan aroma alkohol yang masih sangat tercium. Entah berapa botol yang ia minum semalam. Gadis itu membuka pintu rumah nya dan menutupnya dengan kasar.

"Yakk,, kau mengejutkanku" teriak seseorang yang saat itu tengah berada di rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Jia sahabatnya.

Yeseo pun terkejut saat tau ada Jia di rumahnya. Dengan cepat Yeseo bersikap seperti biasa dan tidak terjadi apa-apa.

"Jia~ya, kapan kau datang?" tanya Yeseo dengan nada bicaranya yang ia bikin setenang mungkin.

"Lalu kau sendiri, dari mana kau semalaman. Dan masih memakai baju itu, kau tidak pulang?"

Skakmat. Secerewet itu lah Jia saat ia benar-benar penasaran dengan sahabatnya. Kepalanya berputar memilih alasan yang saat itu tengah berputar di kepalanya.

"Semalam aku menginap di rumah temanku, jadi kemaren aku pulang terlalu malam dari pernikahan itu dan ternyata tidak ada bus yang beroperasi lagi. Dan kebetulan ada teman ku yang tinggal didekat area itu, jadi aku memilih menginap semalam disana" jawab Yeseo panjang kali lebar. Berharap Jia mempercayai kebohongannya.

Perlahan Jia berjalan mendekati Yeseo yang masih berdiri di depan pintu rumah. Hidungnya mengendus-endus namun tiba-tiba ia menjauh dan menutup hidungnya saat mencium aroma alkohol yang sangat kuat dari tubuh sahabatnya itu.

"Wae?"

Raut wajah Jia telah menjelaskan segalanya. Dengan cepat Yeseo berlari menuju kamarnya.

__

Taehyung terlihat mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Kepalanya terus mengingat kesalahan yang ia lakukan semalam. Entah itu terjadi atau tidak, tapi itu sungguh membuatnya gelisah. Dengan lagi gadis itu menghilang tanpa ia tau keberadaannya sekarang. Bahkan namanya pun ia belum sempat bertanya.

Sekelibat ia berfikir untuk menghubungi mantannya yang sekarang telah menjadi istri orang. Dia yakin jika ia pasti mengenal gadis semalam. Tapi ego nya benar-benar menolaknya.

Taehyung semakin mempercepat laju mobilnya. Memecah keheningan lalu lintas yang masih minim pengendara.

__

Should We Get Married?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang