"Sepertinya aku telah menemukan sesuatu yang menarik." suara bariton memasuki liang pendengaran pria yang tengah berkutat dengan layar komputer nya.
Raut wajah pria di sebelah nya itu terlihat tidak begitu tertarik dengan topik pembicaraan rekan kerja nya tersebut, "Apa?" dengan intonasi bicara yang tidak memiliki minat untuk mengetahui sesuatu yang menarik itu sedikit pun di dalam nya.
"Oh, bersemangat lah sedikit, aku yakin kau akan suka dengan apa yang aku temukan kali ini." ia berucap dengan penuh minat dan antusias.
Sang lawan bicara memutar bola matanya malas, "Kau setidak nya sudah mengatakan itu sebanyak 30 kali minggu ini, dan tidak ada satu pun hal yang menarik bagi ku," ujarnya sarkas—setajam silet.
Terbiasa dengan sikap blak blakan teman nya itu ia berujar, "Hei, asal kau tahu saja, aku melakukan semua ini untuk mu." lengan nya bergerak meraih sebuah benda di dalam laci meja, mengeluarkan sebuah kamera.
"Dan aku tidak meminta mu untuk melakukan semua ini untuk ku, bukan?"
"Kau sangat menyebalkan Yeonjun. Setidak nya berterima kasih lah pada ku." wajah nya berubah masam. Pria bernama panggilan Yeonjun itu kembali memutar bola matanya. "Bisakah kau katakan apa yang baru saja kau temukan?"
"Lebih tepat nya 2 hari yang lalu," ujar nya mengingatkan dengan maksud membanggakan diri. Kembali berkutat dengan kamera milik nya, mengotak atik benda itu beberapa saat hingga menemukan file yang sesuai, "Ini dia!" pekik nya senang.
"Bukankah sudah ku bilang kepada mu untuk berhenti berteriak." air muka nya nampak tak bersahabat meskipun teman nya itu mengakui bahwa raut wajah Yeonjun memang seperti itu setiap saat.
"Inilah mengapa kau tidak punya teman," ujar nya.
"Berkacalah Soobin, kau pikir dengan sifat kekanak kanakan mu itu, ada orang yang ingin berteman dengan mu?" ketus nya. Oke, lebih baik Soobin tidak mengarahkan percakapan ini ke dalam argumen, karena Soobin sepenuh nya yakin bahwa ia akan berakhir pada kekalahan mutlak. Ia mengakui betapa ketus dan manipulatif nya Yeonjun saat seseorang menantang nya untuk berdebat entah se sepele apa pun masalah itu.
"Baiklah baiklah, kumohon kontrol raut wajah mu, itu sangat menyeramkan meskipun aku sudah melihat nya ribuan kali."
"Cepat katakan, kau membuang waktu ku, dan jika ini berhubungan dengan wanita lagi aku akan membunuh mu." ia memutar kursi nya kembali berfokus pada layar komputer berisi beberapa file tugas yang di berikan manejer nya beberapa waktu lalu.
Sementara Soobin, ia menatap ngeri Yeonjun atas ancaman yang diberikan pria menyeramkan itu yang tak lain ialah sahabat karib nya sendiri, "Bisakah kau bersikap lembut kepada ku setidak nya sekali saja? Dan tenang saja, tidak ada payudara kali ini." gurauan yang terdengar tak lucu sedikit pun bagi Yeonjun.
Kaki jenjang Soobin melangkah menghampiri sahabat karib nya itu, memperlihatkan isi kamera milik nya tersebut tepat di hadapan wajah Yeonjun, melampirkan sebuah gubuk tua pinggir jalan yang sudah terbengkalai dan seperti nya tak berpenghuni. Tak ada yang menarik, itulah perspektif awal saat Yeonjun menyaksikan gubuk tersebut, "Tunggulah." Soobin berujar seolah dapat membaca pikiran Yeonjun.
Ibu jari Soobin bergerak, menekan tombol mulai pada kamera, sebuah video rupa nya, berdurasi kurang dari satu menit. Yeonjun menyipitkan kedua netra menatap saksama gubuk itu, di dalam rekaman itu terdapat Soobin yang tengah melangkah mendekat menuju gubuk tua tersebut.
Lagi lagi tak ada yang spesial, kamera itu menyorot bagian dalam nya, melalui jendela seperti nya, terdapat sebuah kursi goyang tua, perapian zaman dulu, dan beberapa benda kuno yang Yeonjun sendiri tak tahu nama nya, dengan tembok dari kayu yang sudah koyak dan keropos, dengan pencahayaan yang sangat minim, di tambah lagi debu serta jaring laba laba penghias ruangan yang dapat Yeonjun pastikan memiliki umur jauh lebih tua di bandingkan diri nya saat ini.
"Hanya gubuk tua tak berguna, apa yang menarik dari hal ini?" Yeonjun membuka suara sekedar mengeluh.
"Sudah ku bilang tunggu," ujar Soobin kesekian kali nya.
Sesuatu tak terduga tiba tiba saja terjadi, terdengar sesuatu dari dalam rekaman itu, sebuah lantunan melodi piano samar samar memasuki liang pendengaran Yeonjun, dengan saksama ia mendengarkan tiap nada yang terekam di dalam nya. Tidak spesial— namun entah mengapa terdengar begitu indah bagi Yeonjun, membuat sebuah pertanyaan muncul dalam benak nya.
(pastikan volume berada pada 90% untuk mengetahui dan mendengar lagu dari sudut pandang Yeonjun)
Dari mana melodi itu berasal?
Kedua iris indah nya tak lepas dari rekaman itu, Yeonjun merasakan perasaan aneh menggerayangi diri nya, yang mampu membuat bulu kuduk nya meremang. Rasa nya, ia pernah mendengar lagu ini—familiar di pendengaran nya, "Eh? Yeonjun, apa kau menangis?"
"Huh? Apa maksud mu? Aku tidak-" pria bersurai hitam itu merasakan cairan bening dan basah bergerak turun melalui pipi tirus nya, terkejut? Tentu saja, bagaimana ia bisa menangis tanpa menyadari bahwa diri nya sedang menangis. Dengan cepat ia menyeka air mata yang perlahan mengalir jatuh menggunakan lengan kemeja yang saat ini ia kenakan.
"Woah, kau menangis? Serius? Sudah sangat lama aku tidak melihat mu menangis. Apakah rekaman ini sangat menarik sampai sampai membuat mu terharu?" ejek Soobin, tak ada balasan dari teman nya itu.
Yang membuat Soobin yakin bahwa Yeonjun saat ini sedang memperlihatkan ketertarikan nya adalah bagaimana pria itu mengepalkan kedua tangan nya— merasa bernostalgia akan hal itu. Saat Yeonjun antusias ia akan mengepalkan kedua tangan nya dengan netra yang membulat penuh. Hal kecil semacam ini sudah lama tak Soobin saksikan dalam beberapa tahun belakangan membuat diri nya sangat senang dan cukup bangga dengan diri nya sendiri.
Sahabat nya ini perlahan kembali seperti sedia kala. Melodi piano yang indah itu kerap melantun membuat Yeonjun bahkan hampir tak berkedip. Saat di rasakan lantunan piano itu hampir berakhir,
Teng!
Bukan itu nada terakhir yang ingin Yeonjun dengar, lantunan yang terdengar berantakan dan kacau. Dipenuhi amarah dan keputusasaan. Kepalan tangan erat itu perlahan meluruh.
Melodi yang rusak
[1] Broken Melody : [Selesai]
tbc — ©aonorae
Note :
Maklum ya, ga pinter puitis putis an, biasanya kang lawak aku 🙏🏻🤺jika kalian bersedia, aku mohon buat memberikan sepatah dua patah kata sebagai saran<33
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me Before I Lost || YeonGyu
FanfictionThe moon dances with me in ways the sun will never know. Yeonjun - Switch Beomgyu - Switch [BXB/MXM] [R T-M] [YeonGyu Area] [IND] ©aonorae