"Rissa... hari ini kamu pulang lebih dulu ya... Ibumu tadi menelfon katanya ada acara penting" Ucap Brisa [Wali Kelas Rissa] tiba tiba ketika sedang pelajaran Matematika.
"Baik Bu" Sahut Rissa sambil membereskan barang barangnya dan segera meninggalkan kelasnya.
Begitu Rissa keluar kelas, Rissapun langsung menuju tempat parkir mobil. Di sana sudah ada John [Ayahnya] yang menjemputnya untuk pulang. Begitu di dalam mobil suasananya benar-benar menegangkan, tidak seperti biasanya yang sangat ceria. Hal itu hanya membuatnya terdiam dan berpikir hal apa yang akan terjadi setelah ini.
Begitu Rissa sampai di rumah, ternyata sudah ada empat orang yang duduk di ruang tamu menunggu kedatangannya. Mereka adalah tiga orang tamu yang tidak ia kenali dan Alexa [Ibunya]. Alexa langsung menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya.
"Actually, this is not good news for you" Ucap Seorang pria yang mungkin seumuran dengan John yang menggunakan kacamata tiba tiba. Rissa sama sekali tak mengerti apa yang pria itu maksud, Kabar Buruk katanya?...
Sebelumnya mereka saling menatap satu sama lain, dan... Alexa terlihat tampak sedih dan khawatir kepadanya. Hal itu membuatnya tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan ia ekspresikan. Suasana benar-benar canggung sekali.
"Sebenarnya kamu bukanlah anak kandung ibu dan Ayah" Ucap Alexa dengan tiba-tiba. Jelas itu membuat Rissa sengat terkejut dan langsung melihat kearah Ibunya itu.
"Maksudnya...?" Tanya Rissa dengan nada rendah dan tak percaya apa yang Alexa katakan.
"Benar... Ibu dan Ayah bukanlah orang tua kandungmu. Pria yang berkacama adalah Pamanmu, namanya Park Hwanjoon. Lalu disampingnya adalah Ayah kandungmu, namanya Choi Daehyun. Dan sampingnya lagi adalah Ibu kandungmu, namanya adalah Choi Jisoo" Ucap John sambil memperkenalkan mereka pada Rissa.
"Sepertinya aku ingin sendirian terlebih dahulu" Ucap Rissa sambil berdiri meninggalkan mereka di ruang tamu dan menuju kamarnya.
Sejujurnya ia tahu jika tindakannya barusan sangatlah tidak sopan. Tetapi, ia tidak bisa menahan rasa sakit yang ada dalam dirinya. Rasanya ia sangat kecewa, Marah... Sedih.. dan... Syok. Ia tidak pernah sama sekali membayangkan akan berada di posisi itu. Ia juga tidak keluar kamar semenjak mendengar kabar tersebut dan hanya bisa diam di kamarnya.
Di suasana kamar yang sepi, sunyi dan tenang. Rissa tidak tahu apa yang harus ia lakukan kedepannya. Ia tidak ingin pergi meninggalkan keluarganya sekarang, tetapi ia juga tidak bisa mengacuhkan keluarga kandungnya. Semua pertanyaan tiba-tiba muncul di benak Rissa. Pertanyaan negatif maupun positif, semuanya datang secara tiba-tiba.
"Rissa... ini ada surat yang harus kamu baca. Karena tertutup rapat, sepertinya ini surat yang penting" Ucap Alexa dari depan pintu kamar Rissa yang terkunci rapat. Sudah tiga hari Rissa sama sekali tidak keluar kamar, bahkan untuk makanpun ia sangat enggan. Alexa bahkan sampai membuat surat izin tidak masuk sekolah untuk Rissa.
"Rissa... apa yang terjadi padamu... Kau bahkan sangat tidak peduli dengan tubuhmu itu, pantas saja kau tidak peduli dengan lingkungan sekitarmu" Ucap Selena [Kakak Perempuannya] dengan tiba tiba setelah kurang lebih lima menit Rissa tidak merespon ucapan Alexa.
Rissa pun langsung membuka pintu kamarnya dan mengambil surat dalam amplop yang berada di tangan Alexa. Mereka berdua tampak terkejut karena Rissa tiba-tiba membuka kamar.
"Menyedihkan sekali" Ucap Selena begitu melihat Rissa dengan keadaan pucat dan berantakan.
"Aku akan mengingat ucapanmu itu" Sahut Rissa lalu menutup dan mengunci kamarnya kembali.
Rissa pun langsung berjalan menuju meja belajarnya yang sedikit berantakan setelah kejadian beberapa hari lalu dan membukanya di sana. Suratnya benar-benar rapi dan terjaga, seakan sebuah peringatan untuk menyampaikan suratnya dalam keadaan utuh tanpa cacat sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
⋆。˚ HOGWEED •°♪♪
Jugendliteratur⋆。˚ H · Y · J ˚。⋆。 *┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈ Semua orang selalu berbahagia di hari ulang tahun mereka. Tetapi, tidak untuk Rissa. Hari ulang tahunnya itu justru merupakan hari dimana kehidupannya berubah 180°. Rissa harus pergi ke tempat yang sebenarnya ia b...