01.

583 65 2
                                    

Ten baru saja selesai memasukkan bajunya tepat ketika ponselnya yang berada di kasur berdering kencang, membuatnya harus bergerak malas untuk mencari tahu siapa yang sepagi ini meneleponnya. Pria itu sebenarnya masih cukup lelah setelah semalam pulanv terlalu larut dari pesta perpisahannya dan pagi ini harus menyelesaikan barang-barang yang harus dibawanya pulang. Tapi raut wajahnya langsung berubah cerah begitu membaca nama yang ada di layar ponselnya, tangannya buru-buru bergerak sekilas di atas tombol hijau, menerima panggilan telpon yang dilakukan oleh sahabatnya sebelum menyapa riang sosok di seberang sana yang memangku adik laki-lakinya.

"Hai Yong, halooo Haechanieee" Ten memperhatikan lambaian tangan singkat adiknya. Sedikit keheranan karena tidak biasanya Taeyong hanya sendiri melakukan panggilan video dengannya, tidak ditemani oleh sang kekasih.

"Tumben cepet ngangkat telponku? Tumben jam segini udah bangun?" Taeyong tertawa saat Ten kemudian menggerutu dituduh yang tidak-tidak oleh Taeyong.

"Aku biasanya bangun pagi ya. Lagi rapi-rapi nih" gerutunya sambil mengubah panggilan videonya menjadi pemandangan kamarnya yang baru saja dibereskannya. Juga setelah perpisahannya dengan teman sekamarnya selama ini.

"Kakak, pulang?" sela Haechan, memotong pertengkaran dua orang dewasa itu, memfokuskan perhatiannya pada barang-barang kakaknya yang sudah tersusun rapi. Hal yang tidak biasa terjadi, karena Ten lebih senang semua barangnya berserakan, dengan alasan barangnya akan lebih muda dicari.

"Ah iya betul. Besok kakak akan pulang dari sini, jadi besoknya lagi akan bisa bertemu dengan Haechanie." balasnya, masih menyunggingkan senyum lebarnya, tidak sabar menunggu hari esok untuk segera bertemu dengan adiknya. Berada jauh dari adik satu-satunya selama lebih dari tiga bulan cukup membuatnya merasa bersalah.

"Eh? Bukannya katanya course kamu setahun?" potong Taeyong, terkejut mendengar informasi yang baru saja didengarnya. Seingatnya, beberapa bulan silam pria kelahiran Thailand itu membicarakan mengenai program kursus yang ingin diikutinya demi meningkatkan kemampuannya, bingung jika harus mengajukan cuti kuliah serta meninggalkan sang adik seorang diri. Yang berakhir dengan keputusan membiarkan adiknya untuk tinggal bersama dengan Taeyong selama pria itu mengambil kursusnya, tapi pada kenyataannya pria itu akan segera pulang setelah tiga bulan berlalu. Menimbulkan kepanikan di benak Taeyong.

"Enggak lah. Aku ambil winter course jadinya, 3 bulan juga cukup. Mana bisa aku jauh-jauh dari bayi gembul aku." balasnya, mengedip-ngedipkan matanya, menggodai Haechan yang sudah terkikik senang mendengar kabar kakaknya akan segera pulang. "Haechanie kakak sudah makan?"

"Sudah. Bubu memasak daging untuk Haechanie."

"Bubu siapa?" tanya Ten heran karena sang adik menyebut satu panggilan yang asing di telinganya, mengerutkan alisnya curiga kepada sosok di belakang adiknya yang sudah berubah gugup.

"Bubu ini" jawab Haechan sambil menepuk-nepuk lengan pria yang memangkunya. "Adik." lanjutnya yang membuat Taeyong semakin panik karena tatapan penuh curiga pria di ujung sana.

"Makan sayur tidak?"

"Mmmm Ten, kabarin kalau kamu butuh dijemput, oke? Byeee" Taeyong langsung menutup panggilan videonya tanpa mempedulikan Ten membalas kalimatnya atau tidak. Pria itu lalu buru-buru mendongakkan kepalanya, di mana sosok sang kekasih sudah berdiri memandanginya. "JAEHYUN, BAGAIMANA INI? TEN PASTI AKAN MARAH PADA KITA"

"Kakak marah?" Kepanikan Taeyong menular kepada Haechan. Mata bocah itu langsung berubah menjadi berkaca-kaca dengan bibir bergetar, ketakutan jika sang kakak marah dan tidak jadi pulang. Meski menyukai tinggal bersama dengan pasangan Jaehyun dan Taeyong selama Ten pergi, bagaimanapun Haechan tetap lebih menyukai tinggal bersama dengan sang kakak, satu-satunya keluarga yang dimilikinya.

"Tidak. Kakak tidak akan marah pada Haechanie, jangan dengarkan Bubu. Sekarang sudah saatnya kita makan buah, okay?" ajak Jaehyun, mengambil Haechan dari pangkuan Taeyong dan menggendongnya untuk dibawa ke dapur.

"Okay." balasnya sambil menyandarkan sebelah wajahnya ke bahu lebar pria yang menggendongnya dengan Taeyong mengikuti mereka di belakang, menggerutu karena merasa diabaikan oleh Jaehyun.

***

Home (un)Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang