Satu

30 7 89
                                    

⏳⏳⏳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⏳⏳⏳

Makassar, 2011

"Seriusan lo?"

"Iya, gue nonton tuh berita ampe 5 stasiun tv buat mastiin doang. Keknya beneran ada deh."

"Jangan percaya hal seperti itu gue bilang, dunia ini cuman satu. Fantasi lo ketinggian kali,"

"Gak Sen, sumpah deh. Gue beneran percaya buku itu ada!"

Gue sebenarnya ogah nyemplung di pembahasan yang itu-itu aja dari kemarin. Iya, dari kemarin mereka debat soal isu-isu ditemukannya dunia lain selain dunia penuh keluh kesah ini.

"Put, belain gue dong."

Gue yang sibuk bolak balikkan kertas halaman di buku novel yang gue baca jadi sedikit terganggu. Heran banget gue, mereka yang selalu bertengkar tapi gue yang harus turun tangan nyelesain masalah, sangkut pautnya sama gue apa coba?

"Senja benar, gak ada dunia lain. Kalau ada pun bisa gue pastiin tuh isinya makhluk aneh." jawab gue tanpa repot-repot buat noleh ke arah mereka, soalnya nih bacaan gue dah hampir end.

"Ah, Putri gak seru. Belain Senja mulu perasaan, gue yang minta tolong dibelain loh."

Gue menghela nafas pelan, habis ini gue janji gak baca novel pas ada Ainun, gak konsen banget gue. Ada aja halangan pas lagi seru-serunya menuju klimaks.

"Ainun sayang, gue gak belain siapa-siapa tapi gue berargumen sesuai isi otak gue. Kalau di terima sih alhamdulillah ya, kalau gak ya udah end." sabar ya Put, mungkin ini ujian di siang hari.

"Tuh kan, di ceramahin lagi. Alasan aja nih, padahal gue dah bermimpi ketemu ma dunia itu. Pengen liat masa depan gue kek gimana,"

"Cara buat lo bisa liat masa depan hanya dengan bertahan mulai saat ini, lo tahan hidup aja dah cukup." ceramah gue lagi.

Lagian aneh-aneh aja. Mana ada baca isi buku bersampul merah bisa membawa kita ke dunia masa depan. Apa gak keterlaluan tuh fantasinya?

"Sekolah dulu yang benar, jangan pikirin masa depan mulu. Masa depan di tentukan oleh masa sekarang, kalau kerjaan lo mimpi terus ya jangan salahin dimasa depan lo masih di tempat yang sama. Suka berimajinasi," semprot Senja yang gue anggukin paling keras. Mimpi mulu, kerja nyata kek.

"Syifaaaa, gue di serang sendirian. Lo kudu bantu gueeee!"

"Bentar oi, gue belum nemuin part oppa Siwon nih. Bentar ya bentar,"

Gue ngakak pas Ainun gangguin Syifa yang lagi asyik nontonin boy group asal Korea Selatan yang lagi booming di tanah air.

"Apa opah-opah lo lebih berharga dari teman masa kecil lo ini?"

"Oh tentu saja, jangan ditanyakan lagi wahai makhluk pengganggu,"

"Syifaaaa!"

"Iya, dengan istri mas Siwon disini."

Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang