[02]

120 23 2
                                    

"Perkenalkan, nama aku Kim Sunoo. Aku pindahan dari pinggir kota."

Sunoo memberi senyum terbaiknya. Tanpa senyum pun dia sadar visual tampannya, tapi orang-orang di kelas ini harus tersihir, mereka harus mengakuinya sebagai anak baik dan manis. Menumbuhkan kepercayaan adalah hal penting.

Terutama pada lelaki yang duduk tepat di depan ia memperkenalkan diri. Diam-diam Sunoo menyeringai, Pak Park berhasil mengatur kelasnya dengan Yang Jungwon.

Auranya yang kuat memenuhi indra Sunoo.

"Baik, Sunoo. Kamu bisa duduk di kursi kosong di belakang," guru yang membawanya kelas mempersilahkan duduk. Tapi melihat tempatnya membuat hidungnya mengernyit. Bagaimana ia berkenalan dengan Jungwon kalau mereka terpisah tiga bangku?

"Eum, maaf, ibu. Tapi penglihatan saya agak kurang jelas, boleh nggak saya duduk di barisan kedua saja, bu?" Kebohongan meluncur bebas tanpa beban. Gurunya pun tidak banyak tanya, langsung mencoba berkomunikasi dengan salah satu anak di barisan kedua. Bubur Sunoo menyela. "Kalau bisa di tengah, bu, biar ngeliat langsung ke papan tulis."

Siswa di deret itu mengangguk, setuju untuk bertukar tempat. Dibawanya semua barangnya pindah. Sunoo melempar senyum, bermanis-manis mengucapkan terima kasih.

Begitu duduk, disuguhi pemandangan punggung kecil Jungwon, Sunoo tidak bisa tidak meremat jemarinya sendiri. Rasanya dadanya akan meledak karena antusias dalam dirinya meluap-luap. 

Kepala Jungwon bergerak. Sunoo menelan ludah. Leher itu menekuk ke kiri.

"Halo, Sunoo!"

Tidak disangka akan berbalik, Sunoo tersentak. Jungwon menunjukkan lesung pipinya. "Kaget, ya? Maaf, aku Jungwon. Ketua kelas di sini. Kalau kamu emang susah ngeliat papan tulis, tukaran sama aku juga gapapa, kok."

Oh, malaikat.

Sunoo tertawa dalam hati. Kesempurnaan macam apa ini. Dia sudah memikirkan banyak skenario untuk merancang pertemuan mereka tapi orang ini, targetnya sendiri, datang lebih dulu padanya.

Tapi buru-buru diberikannya gelengan. "Ah, jangan, gausah, Jungwon. Kalau di depan juga aku malah pusing karena dekat banget. Tapi makasih, ya, udah nawarin."

Jungwon mengangguk-angguk paham. "Oke deh, semoga betah ya, di sekolahnya."

Sunoo tertawa kecil. "Iya, semoga betah juga aku di belakang kamu ya, hehe."

Jungwon pun berbalik, mulai mengikuti kelas.  Sunoo berpangku tangan, menyeringai.

Nggak mungkin semudah ini.

[]





aku bingung deh maunya campur-campur baku non-baku sekalian eksperimen tapi malah bingung sendiri liatnya. ketauan bgt aku ga konsistennya hhh

bites | sunoo-centricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang