[04]

157 25 9
                                    

halo, jungwon, ini sunoo ^^ |

 simpan nomor aku ya, biar kalau ada apa-apa bisa langsung ke sini |

| hai sunoo ^^

| udah aku simpan ya. nanti kalau ada jadwal kerja kelompok aku kabarin lewat grup.

Sunoo tersenyum, sudah entah berapa kali ia tersenyum pagi ini saja. Diperhatikannya percakapan singkat yang baru ia lakukan dengan Jungwon. Yang Jungwon, targetnya sendiri. Anak muda itu benar-benar berjalan ke arahnya dengan sendirinya. Betapa bangganya Sunoo dengan ide spontan untuk pindah sekolah.

Memasuki toilet, Sunoo memasukan ponsel ke saku di dada seragamnya. Tapi belum sepenuhnya masuk, badannya keburu ditabrak seseorang yang buru-buru keluar dari arah berlawanan hingga Sunoo oleng dan ponselnya terhempas ke lantai keramik toilet pria.

Sunoo mengaduh, memijat ujung hidung yang tertekan tabrakan barusan. Diambilnya ponsel itu.

"Sori, sori, nggak liat."

Sunoo melirik sekilas, tidak berusaha beramah tamah dengan orang bertampang dingin ini. Ia sibuk mengelap layar ponselnya. 

Tapi siswa di hadapannya tampak tidak membiarkan Sunoo semudah itu. Mencemooh, "hapenya nggak bakal kenapa-kenapa. Mahal, kan? Nggak usah lebay."

Sunoo mengerling, mendengus sebal. "Kenapa jadi kamu yang galak?"

"Karena lo lebay. Gue juga minta maaf bukannya ditanggapin."

"Minta maaf kapan? Minta sori, maksudnya?"

Sunoo mengantongi ponselnya sambil berlalu, mengabaikan napas tajam lelaki yang lebih tinggi darinya. Dihidupkannya keran wastafel.

"Anak baru, ya? Kelas dua?" Sunoo diam. "Songongnya minta ampun."

Sunoo mengernyit, apa ini? Senioritas? Senioritas masih eksis?

"Tapi oke, gue yang salah," lelaki itu menaikkan bahu, tampak tak acuh kemudian berlalu dari kamar mandi.

Sunoo yang tinggal seorang diri lantas menggerutu, anak zaman sekarang. Kalau tahu akan begini dia tidak usah pura-pura permisi ke kamar mandi. Untuk apa orang mati ke kamar mandi kalau bukan kabur dari ramah tamah anak baru? Sunoo memang sudah melewati ini bertahun-tahun tapi sekarang ia belum ingin dikerubungi remaja-remaja penasaran itu.

Mematikan keran, Sunoo mengibaskan tangan untuk mengeringkan lebih cepat. Ditatapnya pantulan dirinya sendiri di cermin toilet. Lalu tersenyum puas. 

Visual semenarik ini, sayang sekali kalau vampir diceritakan tidak punya bayangan.

Sunoo yakin dia sudah atraktif semasa hidupnya (hanya 95% yakin, ingatan itu sudah begitu lama) tapi setelah menjadi vampir, jelas ada beberapa perubahan. Sunoo yang dulunya kurus, kini berisi dan sehat. Wajah pucatnya sirna sama sekali. Bahkan bagian yang mencolok seperti bentuk hidungnya, berubah jadi lebih tegak dan lancip dari sebelumnya. Tidak ada lagi cacat yang membuatnya mimisan tiap kelelahan. 

Senyumnya manis saat berjalan keluar dari toilet.

Ingatan di masa lalu itu sudah pudar, ia pun tidak lagi memusingkan. Kini, yang ada hanya bagaimana ia mewujudkan keinginan terpendamnya selama puluhan tahun;

Menggigit habis darah manis milik Yang Jungwon.

[]

wish me luck aja plis biar ga keilangan suasana cerita karena mood yang beda-beda tiap ngelanjutin ini huhu beda gasih kesannya? aduh kasian banget yang baca maaf...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bites | sunoo-centricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang