mimpi

278 28 4
                                    

Hijau pohon dan sinar terik matahari adalah hal pertama yang ia rasakan.
Burung bernyanyi diatasnya, berhamonasi dengan suara hutan lainnya.

Yang kedua ia rasakan adalah bumi di punggungnya, ia sedang berbaring? Sejak kapan dia disini?
Mendorong tubuhnya untuk duduk, ia mengusap kedua mata. 

"Aduuh.. baring ditanah kok gak seenak dulu yah? Apa aku di jinakkan karena tinggal di kota..?" Keluhnya.

Ia akhirnya bangkit, meskipun keinginan untik baring saja di tanah sampai ia mati kelaparan.

"Hyuup! Nah.. sekarang kemana..?"

Memilih antara barat, selatan, timur, dan utara. Ia berpikir sejenak.

"Hmmm, barat dan selatan terus ke hutan, timur sepertinya ke lapangan dan ada suara sungai dari arah sana, sedangkan utara malah masuk kedalam hutan."

Akhirnya ia memilih jalan yang paling aman dan kemungkinan besar akan menuju orang lain, ia pergi kearah timur.

Sekitar 5 menit ia berjalan, suara sungai makin keras, hampir membuat membisukan suara lain. Melompati batu dan berjalan sekitar pohon, ia akhirnya sampai saat percikan air mengenai kakinya.

Mata hijau emerald bertemu dengan mata biru langit.

Ia berlutut didepan sungai, dan membasuh wajahnya dengan air segar.

Suara bercampuk dengan satu sama lain, bergumuruh dalam satu irama tanpa nada.

Setelah bersih, ia kembali duduk dan memandang bayangannya di sungai.

Satu orang dengan tubuh besar dan tegar mengangkat lengannya, ditangannya seekor bayi harimau terperangkap dalam sebuah kandang kecil yang tidak cocok untuk mahluk yang lebih besar dari tikus.

Bayanganya menatap balik, mata hijau berkedip bersamaan.

Suara bayi harimau itu kedengaran sedih dan lemah sekali, tidak ada energi untuk bergerak setelah terperangkap dikandang itu untuk berhari-hari lamanya.

Tidak sadar bahwa tubuhnya semakin dekat dengan air, ia terus merunduk sampai dahinya basah karena air sungai.

Si laki itu menggoyang kandang tersebut, melukai bayi itu dengan bagian tajam kandang.

Ia kehilangan pegangan, dan tercebur kedalam sungai.

Jingga dan hitam melebur didalam bayangannya.

Dan raungan keras menggema diseluruh lapangan.

Mata biru hilang, kekacauan yang terjadi.

masa laluWhere stories live. Discover now