berlanjut?

360 47 0
                                    

Note : Belum diedit jadi maaf kalau ada kesalahan kata, grammar atau bahasa.

"kalau ada laba laba, jangan dilempar dong viet."

Negara yang tengah di nasehati itu mengangguk pelan sebelum dielus elus lagi dengan hidung sang singa air.

Tawa geli berjatuhan dari mulutnya, membuatnya terjatuh kebelakang ke lantai. Singa tadi berhenti mengelus tetapi hanya untuk merebahkan kepalanya di dada sang negara bintang.

Mata mata saudara mereka yang dari tadi hanya menatap dengan penuh rasa takut kini hanya dipenuhi dengan rasa tenang dan tentram, suasana pun menyelip ke suatu rasa sunyi tentram, memperbolehkan mereka untuk melupakan semua stress yang mereka sedang lewati pada saat ini.

Negara merah putih tadi pun hanya menghela nafas, menyimpan nasehatnya untuk nanti saja.
Dengan catatan itu disimpan dalam hati, ia pelan pelan berjalan menujui salah satu sofa terdekat, yang kebetulan, di isi dengan seorang negara berpulau lainnya.

"Haah.. enak ya kalau bisa gini terus? Cuman tentram tanpa stress mikirin hari esok..."

Indo mengangguk pelan, setuju dengan pernyataan saudaranya ini.
Memang, jadi personifikasi itu keren, tapi kalau ada yang bilang seberapa stressnya menjadi person dulu? Uwoh sepertinya indonesia tidak akan ada deh hehehe..

Phil tetap bercakap, seperti tidak sadar akan tiada perhatiannya dari si negara maritim ini.

Matanya terus tertuju ke dua pintu raksasa itu di bagian masuk ruangan. Tidak tau kenapa, tapi serasa akan ada sesuatu yang akan melewatinya.

"Awwh vietnaam laos pengen elus juga!"

"E-eh! Thailand juga kak!- thailand juga mau elus singa!!"

"Subbhanallah nak, jangan teriak teriak, nanti kalian malah nakutin loh-"

Singa air tadi tiba tiba meleleh menjadi genangan air yang cepat mengevaporasi menjadi udara.
Negara negara itu hanya bisa menonton dengan rasa terkejut dan kecewa.

"Aawwh kok singanya pergii?"

Malay menoleh ke arah sang pembuat singa air tadi, ingin tahu apa yang membuatnya untuk menghilangkan si singa dan-

Ia hanya di temui dengan sofa kosong.































Dan sebercak darah?

masa laluWhere stories live. Discover now