Chapter 6

17 1 0
                                    

Assalamualaikum...

Selamat membaca... 

Ranu 

          Rencana awal yang gak akan pulang ke malang sampai bulan depan, tapi gegara rabu kemarin salah fokus jadi bener-bener harus pulang nanti sore, baba gak menerima alasan apapun entah mau ada apa, semoga saja gak ada pertanyaan jadi kapan nih bawa calon mantu bubu ke rumah  atau bubu dan baba ada calon nih mau kenalan dulu gak. Hampir setengah tahun sering dapat pertanyaan terkait jodoh dari yang awalnya kepikiran sampai ke bawa mimpi dan akhirnya udah kebal nih telinga dengernya, sudah 2 kali juga aku sempet di kenalin sama wanita pilihan bubu, dan dua duanya berakhir di awal saja gak ada ketemuan untuk kedua kalinya bahkan wanita kedua yang sempat di bawa ke rumah sekarang sudah menikah dan aku juga hadir dulu di nikahannya karena memang tidak ada apa-apa antara aku dan dia jadi ya biasa saja meskipun hadir dalam pernikahannya. 


Setelahnya aku selalu menolak saat akan di pertemukan dengan wanita baik kenalan bubu atau baba, bukan karena apa hanya saja aku takut ada permasalahan di akhir jika nanti tidak ada kecocokan lagi seperti yang sudah-sudah. Aku tegaskan lagi kenapa aku selalu merasa kurang cocok dengan wanita pilihan orang tua bukan karena kriteria wanita idamanku terlalu tinggi atau menuntut ini itu hanya saja aku belum menemukan yang bikin hati nyaman, bisa di katakan hatiku belum bunyi klik ketika bersama mereka, aku juga tak mau terlalu gegabah aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup. 

Bisa di bilang belum porsiku untuk berada di fase rumah tangga.

Aku berangkat ke kampus pagi sekitar jam setengah delapan, tadi ketiduran sehabis sholat shubuh dan bangun bangun sudah jam 7 saja terpaksa mengabari mahasiswaku bahwa aku datang terlambat, karena sudah yakin bakal datang terlambat aku naik motor biar lebih cepet, dan karena yang terdekat dengan ruanganku adalah parkiran mahasiswa jadi aku milih parkir di parkiran mahasiswa, baru saja melepas kunci dari motor aku mendengar suara terjatuh, ketika aku menoleh aku mendapati seorang mahasiswi yang jatuh tersungkur sambil menggerutu saat ku datangi kayaknya ia nangis deh sambil ngikat tali sepatu dan mengusap air matanya, posisi aku masih memakai helm dan sarung tangan.


“ Dek gapapa?” tanyaku, mau nolongin tapi dia langsung berdiri dan mengusap sisa air matanya sambil menepuk kedua lutut yang kotor setelah menjawab gapapa ia pamit padaku sambil menunduk  dan berlalu. Aku memandangi kepergiannya sambil mikir kayak gak asing ya lihat wajahnya, ah entahlah aku kan sudah terlambat.

.🍁

Baru inget tadi belum sempat dhuha an di rumah jadi kuputuskan untuk dhuha an seusai jam mengajarku, sebelum balik ke ruangan ku aku bergegas ke masjid kampus dulu untuk menunaikan sholat dhuha. Selesai sholat masih nyantai bentar sebelum memakai sepatu menikmati hembusan udara selagi gratis pikiran menerawang ke permintaan baba untuk pulang nanti sore, ada apa gerangan sampai baba mau nyusulin ke sini kalau sampai aku gak pulang.


“ dahlah... mau nyelesai in pekerjaan biar pulkam gak kepikiran. “


Baru saja memakai kaos kaki sebelah kanan tiba-tiba ada orang tersungkur di depanku saking kagetnya aku reflek sampai mundur kebelakang.


“ Astaghfirullah...”


Ruang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang