#3 Lulus

963 47 14
                                    

Ini hadiah yang ingin sekali Alara berikan,
Sepasang mahkota dengan selempang Hafidz Qur'an yang terpasang ditubuhnya.

Alara berhasil,
Empat tahun yang ia perjuangkan untuk kedua orangtua nya kini tidak sia-sia. Alara senang, lantas Mina dan Yazid jauh lebih senang. Tidak, mungkin lebih tepatnya mereka bangga.

"Bunda.."

Tangis harunya terlihat,
Berlutut menyalimi tangan sang Bunda secara bergantian dengan sang Ayah.

Mina tidak mampu mengatakan apapun, pun dengan Yazid disana. Hanya ada suara tangis kecil yang terdengar, mencium Alara secara berulang dengan kalimat terimakasih dengan lantunanan nama Allah yang telah memberikan kemudahan pada sang anak dalam menghafal.

"Jaga hafalan kamu sayang.. Anak Bunda yang pinter.. berbakti terus, semoga jadi anak yang sholehah ya nak?"

Anggukan itu Alara berikan,
Kembali memeluk Bunda sebelum beralih duduk untuk beberapa susunan acara lainnya.

Ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan, menatap bangga Alara dengan senyuman tipis yang bahkan sangat sulit disadari banyak orang.































































































































Sesuai perintah Ustadz Imran beberapa hari lalu, kini Alara sudah membawa kedua orangtua nya pada pendopo yang Ustadz Imran maksud. Tidak mengerti mengapa semua terlihat begitu rapih dengan beberapa bangku yang sudah bertengar disana.

"Alara ada salah ya Ustadz?"

Senyumnya terlihat,
Bahkan Alara tidak pernah menyangka jika sang Ustadz akan menunjukannya yang yang sangat jarang terlihat oleh banyak orang.

"Engga ibu.. cuma ada undangan kecil aja"

Kepalanya mengangguk,
Tidak lama Kyai datang, lantas kepala Alara kembali tertunduk dengan tubuh yang beranjak mundur memberi ruang untuk jalan.

"Udah siap?"

Imran kembali tersenyum,
Mengangguk kecil dengan tubuh yang ia tegapkan menghadap kedua orangtua Alara.

"Diminum atuh minumnya.. sok minum dulu, Alara udah minum kamu nak?"

"Iya Kyai.. nanti aja, Alara engga haus"

"Eh.. engga boleh gitu, ayo minum, Ummi bikin ini tadi sama Salwa.. katanya kamu suka ini, mangkanya Saya bilang Ummi bikinin minum ini aja buat kamu.."

Minuman dingin itu memang sangat menghiusrkan untuk Alara, terlebih ketika biji selasi yang berhamburan dengan beberapa es didalam sana.

Eerrrrr~
Jika dirumah, Alara mungkin sudah menghabiskannya!

"Iya Kyai.."

Anggukan dengan senyuman kecilnya terlihat sebelum beralih pada kedua orangtua Alara yang masih terlihat bingung disana.

"Sok atuh Imran, kamu yang ngundang kamu juga yang harus buka"

Tersenyum kecil,
Matanya melirik Alara sebentar sebelum beralih kembali memberikan senyuman terbaiknya pada Mina juga Yazid disana.

"Sebelumnya mohon maaf kalo Bapak sama Ibu bingung.. Bapak Ibu juga pasti udah kenal saya, kenal gak sih Ra?

"Ah? Iya Ustadz?"

GATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang