Hari baru dimulai.
ara menapaki kakinya didepan sebuah gedung pencakar langit yang nampak megah dan besar itu. Hari ini adalah hari dimana ia akan menandatangi kontrak kerja dengan aluna dan suaminya. Dan disinilah ara, didepan kantor suami aluna setelah gadis itu mengirimkan alamatnya pada ara.
ara lalu memutuskan untuk masuk kedalam gedung itu dan menemui receptionist yang ada disana.
"permisi mba, saya mau ketemu dengan Suaminya Ibu Aluna Park"
"Oh, maaf tapi hari ini ibu aluna tidak kekantor nona. "
Kening ara mengerut bingung. Jika aluna tidak berada dikantor, lalu untuk apa gadis itu menyuruhnya kesini?
"Tapi ibu Aluna park menyuruh saya menemuinya disini"
"Maaf tapi kalau tentang itu, anda bisa menghubungi nyonya aluna terlebih dulu"
Ara menarik nafas panjang. Ayolah, jangan mentang-mentang dia hanya gadis biasa yang miskin lalu mereka bisa seenaknya mengerjai ara seperti ini.
Ara lalu meraih ponselnya dan mendial nomor Aluna.
"halo Ara? ada apa?" ucap aluna diseberang sana yang terdengar begitu santai tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Maaf bu, tapi ini saya sudah di Alamat yang anda berikan semalam. Tapi kata receptionistnya anda tidak kesini hari ini? Lalu ini saya bagaimana ya bu?"
"ah, sepertinya ada kesalah pahaman ya ra. Saya memang tidak kesana hari ini karna ada beberapa urusan di toko roti saya."
"loh? bukannya hari ini saya harus tanda tangan kontrak kerja?"
"iya memang. Kamu tanda tangan kontrak kerjanya hari ini. Kamu bisa menemui suami saya untuk prosesnya"
"ah, maaf kalau begitu. Jadi ini saya langsung nemuin suami anda?"
"iya betul ara. Kamu bilang saja nama kamu. Saya sudah memberitahu staff suami saya"
"Baiklah"
Ara lalu menutup sambungan teleponnya.
"maaf mba, saya atas nama ara. Choi ara. Kata bu aluna saya disuruh ketemu langsung dengan suaminya"
"ah, benar bu. Nyonya aluna sudah titip pesan soal itu. Baik mari saya antar bu"
Ara lalu mengikuti langkah sang receptionist yang entah membawanya kemana. Namun ara hanya patuh dan mengekorinya bak anak itik.
***
"silahkan menunggu dulu nona. Tuan jung masih meeting"
Sang receptionist mempersilahkan ara untuk duduk disebuah sofa yang terletak didekat jendela kaca didalam sebuah ruangan yang begitu mewah dan luas. Lalu dengan patuh ara duduk disofa itu dengan tenang seperti anak tk yang menunggu jemputannya.
"Gilaa.. nih sekeluarga pada suka ngambur-ngamburin duit semua apa ya?" gumam ara ketika ia menatap memperhatikan seisi ruangan itu.
ceklek
lalu ketika ara sibuk dengan kegiatan mengamati ruangan kerja mewah itu tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan sontak ara bisa melihat seorang pria dengan balutan suit formal yang pas membalut tubuh kekar pria itu.