02

8 1 0
                                    

   Sebuah mobil sport mewah berwarna putih terparkir rapi didepan pagar rumah milik Bulan,setelah pulang dari mall Angkasa langsung mengantarkan bulan pulang kerumah tapi sudah 15 menit bulan tidak mau turun dari mobilnya.
"gapapa lan,nanti kalau ada apa-apa telfon gue aja" . bulan takut papa nya akan memarahi atau memukulnya lagi.
"iya" dengan berat hati bulan melangkah keluar mobil. "lan tunggu,ini buat lu" angkasa memberikan gelang yang tadi ia beli. "hah?buat gue?" Angkasa hanya mengangguk. "cepetan ambil,pegel nih tangan gue" bulan langsung mengambil gelang itu. "makasih sa" Angkasa tersenyum lalu menghidupan mesin mobil nya. "call me kalau ada apa-apa". Mobil Angkasa perlahan menghilang dari hadapan bulan. Bulan menutup pintu pagar lalu masuk kedalam rumah, di ruang tamu sudah ada leon (papa),lauren (mama),Ruby dan juga raja abangnya. "bulan" panggil Leon dengan nada dingin. Bulan menoleh kearah Leon lalu menunduk takut "iya pa?". Leon segera berdiri lalu beranjak mendekat pada bulan. Plak! Raja kaget,ia langsung berdiri ditempatnya ia hendak menghentikan papanya tapi tangannya ditarik Ruby, Raja menepis kasar tangan Ruby.Leon menampar bulan, satu tamparan sukses membuat pipi bulan memerah.
"KAMU BOLOS SEKOLAH?!MAU JADI APA KAMU HAH?!" bentak leon. Bulan masih terdiam dan menunduk. "JAWAB!KENAPA BOLOS SEKOLAH!" lagi-lagi bulan hanya terdiam. "PUNYA MULUT GAK?!" , "m,maaf pa...tadi bulan kesiangan terus waktu masuk kesekolah diusir satpam karena telat" bulan menjawab tapi ia tidak menatap sang papa karena takut. PLAK! Untuk kedua kalinya leon menapar bulan,sudut bibir bulan mulai mengeluarkan darah segar. Tamparan leon sangat keras. "PA CUKUP!" teriak raja,kini raja berjalan mendekat keduanya. "gausah ikut-ikut kamu raja!". Leon menarik rambut bulan,lau ia membawa bulan kedalam toilet.
Bughh!!
leon membanting kepala bulan ke tembok,darah mulai mengalir deras dari kepalanya,setelah itu leon menyiram air dingin ke tubuh bulan. Penglihatan bulan mulai samar-samar, leon kembali menarik rambut bulan ia memasukann kepala bulan kedalam air , bulan berusaha agar kepalanya keluar dari dalam air tapi tidak bisa semakin ia memberontak semakin dalam leon memasukkan kepalanya.
Brak!
Pintu toilet terbuka sempurna, menampakan seorang laki-laki tinggi masih memakai baju seragam sekolah. "apa-apaan papa?!" ia berjalan mendekati bulan dan leon, segera ia menyingkirkan tangan leon yang masih memegang rambut bulan,ia menarik bulan keluar dari dalam air. "hoshh...hoshh" bulan terduduk,ia menyenderkan tubunya kedinding sambil menenggelam kan kepalanya diantara kaki yang ia tekuk. "pa!bulan bisa mati kalau papa giniin terus!" bentak raja. "raja!berani kamu ngelawan saya?!". Raja menghiraukan perkataan leon lalu beralih mendekat kebulan.
"dek,lu gapapa?" Tanya raja khawatir. Bulan menepis tangan raja yang sedang memegang kepalanya. "ck,gausah pura-pura peduli lu" bulan beranjak dari tempatnya menuju kamar. "call me kalau ada apa-apa" tiba-tiba kata-kata itu muncul dikepala bulan. "cih,lemah banget kalau gue minta bantuan" bulan tertawa hambar didalam kamarnya. Ia membersihkan dirinya setelah itu mengomppres kepalanya.
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

jam menunjukan pukul 16:02. Sedari tadi bulan hanya terdiam dibalkon kamarnya,menatap jalanan yang kosong tanpa ada seorangpun yang melintas di jalan tersebut. "haahh. . ." bulan menghela nafas panjang lalu merebahkan dirinya kesofa.
ting!
satu pesan masuk kedalam handphonenya,bulan segera meraih handphone yang ada disampingnya. Satu pesan dari Arin
ARIN
Arin :
bulann,yuhuuu

Bulan : knpa?

Arin : gapapa,lu...kena lagi ya?

Bulan : hm,taman yuk

Arin : tempat biasa.
(read)

[ditaman]

seorang gadis berkulit putih (?) memakai baju santai sedang memainkan handphonenya, ia duduk di bawah pohon yang sangat besar, angin sepoi-sepoi membuat rambutnya sedikit berantakan. Ia sedang menunggu temanna-Bulan.

"BAA!!" teriak seorang perempuan dari belakangnya
"anjir,engga kaget" jawabnya datar.
"ih gaasik lu rin". Arin menatap bulan dengan tatapan heran, kenapa kepalanya di perban?kenapa dimana mana ada banyak palster?
"lan,lu gapapa?papa lu ya?" bulan melirik arin sambil tersenyum lalu kembali menatap lurus kedepan. "yaudah sebentar,gue mau beli minum ni" bulan mengangguk. Arin langsung berlari kecil menuju minimarket yang ada disebrang jalan,minimarket itu sangat dekat hanya perlu menyebrang jalan agar sampai disana. Bulan dapat melihat arin dari tempat duduknya. Setelah selesai membeli minuman arin keluar dari minimarket dan saat hendak menyebrang jalan tiba-tiba satu buah minibus melaju kencang hingga...
BRAKK!!!
"BULAN!!!" pekik Arin histeris. Reflek semua  belanjaan yang ia bawah jatuh.

[flashback on]
bulan cukup lama menunggu arin,entah apa yang dibeli arin hingga selama itu. Kesabaran bulan habis,ia beranjak berniat pergi menyusul Arin disebrang sana. Saat diujung jalan bulan melihat arin keluar dari minimarket tersebut. Bulan berlari menuju arin dengan niat memarahinya karena lama sekali, tapi sebuah minibus berwarna hitam berhasil membuat tubuh bulan terpental jauh.
"BULANN!!!" pekik Arin histeris.
[flashback off]

Arin segera berlari menuju bulan,bulan terbaring lemah disamping trotoar darah segar mulai mengalir dari kepalanya membuat perban putih yang dikenakan bulan berubah merah. Arin terduduk dan langsung memangku kepala bulan.
"lan,hikss...lu harus kuat okey,gue telfon papa lu ya" bulan tersenyum lalu menggeleng lemah. "j,jangan... bawa gue kerumah s,sakit" bulan menggenggam erat tangan Arin. Arin merasakan tangan bulan yang bergetar,dia takut. Arin langsung memeluk bulan. Kemudian mobil ambulans datang membawa bulan kerumah sakit, arin ikut serta dengan mobil ambulans yang membawa bulan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

bulan segera dilarikan ke-UGD. Terlihat Arin sedang mondar mandir didepan pintu UGD untuk menunggu kabar baik dari dokter.
tap..tap..tap...
"Rin,gimana bulan?" Tanya seorang laki-laki dengan muka yang sangat khawatir.
"belum ada kabar dari dokter sa" jawab Arin dengan nada lesu. Laki-laki itu adalah Angkasa,saat perjalanan menuju rumah sakit Arin sempat menelfon Angkasa.
kriieett....
pintu UGD terbuka,menampakan seorang laki-laki paruh baya,memakai baju putih dan memakai kacamata. Arin yang melihat dokter itu langsung mendekat.
"dimana keluarga pasien yang bernama bulan?" Tanya dokter itu.
"saya kakak nya dok" jawab Arin cepat.
"baik ikut keruangan saya sebentar" ajak dokter itu,lalu melangkah menjauh dari mereka berdua.
"rin,kalau ada apa-apa kabarin gue" . Arin mengangguk lalu pergi mengikuti dokter tersebut.

kini Jam menunjukkan pukul 19:30, kini Angkasa duduk di sofa ruangan bulan dan arin duduk disamping angkasa,sejak bulan dibawa kerumah sakit sampai sekarang ia belum sadarkan diri.
ting!
ting!
ting!

beberapa pesan masuk kedalam handphone bulan, arin yang mendengar itu langsung meraih handphone bulan di atas meja.

bang raja
Raja :
lan,lu dimna si?
Raja : hey!jgn keluyuran,ntar dimarahin papa
Raja : lan,,jawab anj

bulan : sorry bang,ini gue arin,bulan masuk rumah sakit
bulan : tadi dia kecelakaan

Raja : ha?! Kok nga bilang gue?!

bulan : bulan bilang,gabole kasi tau siapa-siapa

Raja : share lokasi nya

bulan : [bulan mengirim lokasi]
(read)

     Raja segera bangkit dari tempat duduk nya lalu bergegas keluar kamar. saat hendak membuka pintu utama raja terhenti ketika seorang perempuan beratanya kepadanya "mau kemana?".
"bukan urusan lu" jawab raja dingin. "kok gitu ngomong sama mama?" lauren mendekat ketempat raja. "sejak kapan lu jadi mama gue?" tanya raja ketus. dari tangga nampak seorang laki laki paruh baya yang menggenakan piyama nya "raja!kenapa kamu jadi tidak sopan dengan mamamu sendiri?" leon menatap datar raja sambil melipat tangannya didada. raja hanya berdecih,tidak ingin berdebat ia langsung keluar dari rumah. ia menuju garasi memanaskan mobilnya sebentar lalu berangkat ke rumah sakit.


oke,,nanti lanjuut lagii
gimna?ceritanya bagus?ada yang kurang?
maaf kalau ada yang kurang,kedepanyya bakal aku usahain lebih baik lagi.
makasih udah baca,jangan lupa vote and komentar okee!!.

BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang