01

1.9K 207 5
                                    

"Apa yang harus saya lakukan agar Yang Mulia mencintai saya?"

Athanasia menatap orang di depannya dengan wajah berlinang air mata. Namun ayahnya, kaisar Claude hanya menatapnya tanpa emosi di matanya.

"Apakah aku harus seperti Jennete? Kalau begitu, maukah kamu mencintaiku? Sama seperti sikapmu terhadap Jennete, memanggil namaku dengan lembut dengan mata penuh kehangatan? Jika aku bekerja lebih keras daripada yang kulakukan sekarang......"

Kakak tirinya yang cantik. Jennete yang cantik itu mendapatkan kemuliaan yang belum pernah dimiliki Athanasia sebelumnya, namun belum cukup dan juga mencuri ayahnya.

Memiliki keberanian untuk menyebutkan nama itu di depannya, dia sudah kacau secara mental sekarang.
"Daripada mengusirku, maukah kamu menyambutku dengan pelukan dengan tanganmu itu?

"Tidak pernah ada kesempatan bahkan jika aku mati."

"Bagaimana bisa?"

Namun, Claude tidak ragu untuk menjawab. Dia sama sekali tidak terkejut melihat putri yang selalu tenang menjadi begitu menyedihkan di depannya.

"Aku juga putri Yang Mulia. Aku di sini bersamamu lebih lama dari Jennete."
Ini membutuhkan semua keberanian Atanasia untuk memohon permintaan pertamanya, dan merupakan permohonan terakhirnya. Namun, rajanya, ayahnya tetap tidak memiliki emosi 'sampai akhir.

"Manusia bodoh."

Tangan yang mencengkeram kaki Claude kehilangan semua kekuatannya dan jatuh ke lantai. Kata-kata yang kuat akan membuat pikiran dan pikiran Athanasia menjadi miring. Itu cukup kejam untuk membuat telinganya berdarah setiap saat
sekarang.

"SAYA'tidak pernah sekalipun menganggapmu sebagai putriku."
Mata Athanasia yang bernoda biru laut yang jernih memiliki keputusasaan yang mendalam...

-Bab 8: Takdir yang Memutar

----------------
[ 3RD POV ]

"Sialan, siapa yang taruh bawang di sini?!" Teriak Chin-Hae, karakter utama di dalam cerita ini.

"Dasar! Nick'claude'on brengsek!" Umpat remaja itu dengan tidak santainya melemparkan sebuah buku novel yang berjudul 'The lovely princess' dengan keras ke sembarang arah

'Sebenarnya apa yang athanasia lakukan sampai dia mendapatkan perlakuan seburuk itu..? Dia sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun!'

Chin-Hae yang sedang tenggelam dalam pikirannya, sama sekali tidak menyadari keberadaan seseorang yang sedang mengawasinya dari belakang

Merasa cukup untuk mengawasi Chin-Hae, orang yang tak dikenal itu memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya dan segera melakukan pekerjaannya

Dia mengeluarkan sebuah pistol yang sudah diisi dengan peluru yang di sembunyikan balik jas hitam mahalnya, dan dengan tenang menarik pelatuk sebanyak tiga kali ke arah bagian belakang kepala Chin-Hae

Dor!

Dor!

Dor!

Hal itu menyebabkan Chin-Hae tewas di tempat

Genangan darah yang hangat di samping tubuh dingin tak bernyawa

Tanpa pikir panjang, orang itu langsung pergi begitu saja meninggalkan mayat Chin-Hae di tengah ruangan

keesokan harinya, berita tentang kematian seorang remaja yang di duga sebagai pembunuhan berencana di kamarnya, langsung menyebar dengan cepat seperti kobaran api.

Don't die, suicidal bastard!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang