Villain

286 45 13
                                    

Mereka bilang, setiap orang adalah tokoh utama dalam kisah mereka masing-masing.

Kalau begitu, apa aku ini? Apa peranku dalam kisahku sendiri?

Kalau boleh aku menjawab, aku akan bilang kalau akulah si penjahat.

Ya, aku adalah tokoh yang mereka sebut villain.


┌───── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─────┐


The Tale of the Rock Giant and the Shadowless Sorcerer

"Even though I tried to live closed off, I ended up meeting you, didn't I?"

BoBoiBoy © Monsta

A BoiFang; GemFang fanfiction by akaori.


└───── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─────┘


Di usianya yang menginjak 14 tahun, Gempa menyadari sesuatu yang membuatnya berbeda dengan anak-anak yang lain.


Ia tidak tertarik dengan anak perempuan. Sebaliknya, ia hanya pernah merasakan ketertarikan dari mereka yang berkelamin sama dengannya.


Pernah muncul dalam benaknya untuk mengutarakan kebenaran itu kepada teman-teman dekatnya. Namun, apa kata mereka nanti mengetahui bahwa Gempa yang selama ini dipandang sebagai anak normal hanya tertarik kepada sesama jenis?

Masih bimbang dengan keputusannya, Gempa memanggil sepasang adik kembarnya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Malam itu tenang setelah seharian berupaya meninabobokkan pasangan kembar kedua yang masih TK. Gempa menyalakan lampu tidur dan duduk melingkar dengan si kecil Halilintar dan Taufan.

Ketika ditanya tentang perihal alasannya memanggil mereka, Gempa mengambil napas panjang sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatinya.

"Halilintar, Taufan, bagaimana menurut kalian kalau Kakak ... suka dengan laki-laki?"

Untuk sesaat, si kembar yang warna favoritnya saling bertolak belakang diam menatap kosong kakak mereka. Gempa sudah siap-siap ingin menyembunyikan diri dalam selimut tebalnya kalau adik keduanya tak juga angkat bicara.

"Maksudnya Kakak ... seperti yang dibilang di TV-TV itu? Guy?"

"Gay." Halilintar mengoreksi.

Gempa mengangguk, masih susah payah menelan ludah. Alasan ia memutuskan untuk mengungkapkan hal ini kepada si kembar pertama adalah karena mereka yang paling dekat dengannya. Bahkan mereka lebih sering bermain ke kamarnya dibanding Ayah dan Ibu semenjak mereka sibuk bekerja di luar kota.

Keheningan ini membuat jantungnya berdegup kencang. Bagaimana kalau Halilintar dan Taufan jadi membencinya karena ini?

"Taufan pernah mikir, sih. Orang-orang yang gay itu bisa saja orang yang baik seperti Kak Gempa, kan?" Pertanyaan balik yang dilontarkan Taufan membuat Gempa bisa sedikit menurunkan bahunya yang tegang.

Ia mengangguk seadanya. Masih menunggu balasan dari kedua adiknya yang tengah berpikir.

"Itu artinya Kak Gempa akan tetap jadi kakak kami, kan?" Kali ini Halilintar yang bertanya. Mata bulatnya yang biasanya datar menatap sang kakak, kali ini tampak sedikit percik ketertarikan di dalamnya.

The Tale of the Rock Giant and the Shadowless Sorcerer (GemFang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang