Cinta dan Muatannya (SP Chapter)

290 38 34
                                    

"Jadi," Kaizo meletakkan cangkir teh berpola bunga mawar di atas meja kaca di hadapannya, "biar kudengar alasan kalian menghadapku malam-malam begini. Meskipun aku sudah menduga kurang-lebih apa yang ingin kalian bicarakan."

Gempa dan Fang melempar pandang. Nampan kayu di jemari berlapis kaos tangan fingerless diletakkan tak jauh dari tiga set cangkir yang baru saja diisi teh. Ia duduk di samping Gempa, keduanya melempar tatapan serius kepada sosok tertua di ruangan itu.

"Kak," sang adik membuka mulut, memecah keheningan sesaat, "aku dan Gempa mau menikah."

Kalimat itu disusul anggukan oleh yang namanya disebut. Kaizo bagai jadi tawanan yang tak bisa melarikan diri kalau sudah ditatap begitu.

Tidak, ia memang telah mengantisipasi saat ini begitu jauh di masa lalu. Siapa sangka waktunya akhirnya tiba.

Pria itu menutup mata; sekilas bayangan tentang skenario lama terlintas dalam otaknya. Ia berkedip; adiknya masih di sana, menuntut perhatian.

"Kak." Panggilan singkat dari Fang sanggup membuyarkan lamunannya yang hendak menilik balik memori yang telah lalu.

"Aku sudah menemukan teman hidupku."


┌───── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ────


The Tale of the Rock Giant and the Shadowless Sorcerer

"Even though I tried to live closed off, I ended up meeting you, didn't I?"

BoBoiBoy © Monsta

A BoiFang; GemFang fanfiction by akaori.


└───── · 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─────┘


"Begini, Bunda?"

"Iya, jangan lupa lehernya ditahan, ya." Bunda menahan tawa melihat putra sulungnya tampak kewalahan. "Nah, kerja bagus, Kakak."

Jantung Kaizo berdegup kencang. Tubuhnya kaku bagai batu. Bagaimana tidak; ia tengah belajar menggendong adik kecilnya yang lahir sekitar dua minggu lalu.

Pada umumnya, ekspresi Kaizo hanya berupa wajah datar yang selalu cemberut. Di balik itu, gejolak emosi tengah menggelora dalam lautan hatinya. Antara takut melukai si kecil juga bangga karena ia akhirnya bisa mendekap sosok mungil yang tengah tidur dalam bedongan kepompong.

Makhluk empuk ini tampak begitu damai. Kalau malaikat itu ada, pastilah wujud mereka seperti adik kecilnya; lembut, bau bedak, dan punya pipi seempuk marshmallow. Beberapa kali Kaizo sampai lupa kalau kedua pipi tembam kemerahan itu bukan makanan, saking bulatnya.

"Guh ...."

"Bunda!"

"Tenang, Kakak. Fang cuma menguap, kok."

Oh, cuma menguap, ya. Astaga, jantung Kaizo hampir copot. Sedikit saja pergerakan yang Fang buat membuat dirinya waswas. Bagaimana kalau ia salah pegang? Bagaimana kalau tak sengaja kepala Fang tergencet? Bagaimana kalau adiknya menggelinding jatuh dari lengannya?!

Beragam riak muka si sulung yang jarang tampak membuat Bunda tak tahan terkikik. Wajah dua sosok kecilnya menggemaskan tiada tara, layaknya sepasang malaikat yang tengah berbagi kehangatan.

The Tale of the Rock Giant and the Shadowless Sorcerer (GemFang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang