Kalau saja [Name] diberi kesempatan untuk mengulang waktu sekali saja walaupun ke beberapa menit yang lalu, mungkin ia tidak akan memilih untuk keluar dari kamar asramanya lebih cepat pagi ini.
Lebih baik ia terlambat ke sekolah walaupun 5 menit atau lebih, dari pada bertemu dengan orang yang lebih menampakkan keceriaannya daripada Karuizawa Kei kemarin.
Ah, ia tidak suka berada di dekat orang yang terlalu mencolok dan bersinar seperti itu.
Raut mukanya memasam secara alami walaupun ia memaksa berekspresi seperti biasa saja. Tetap saja, raut wajah asli [Name] kelihatan walaupun ia mencoba menutupi.
Sudah cukup waktu itu Karuizawa, dan sekarang dengan segala ke-estetikannya tak sengaja berpapasan dengan Kushida Kikyou. Tentu, gadis bersurai coklat terang sebahu yang tingginya lebih kurang dan dada yang 'lebih' dari [Name] itu, menyapa nya dengan sangat-sangat ramah dan segala keceriaannya menebar sampai ke orang-orang sekitar.
Sehingga merupakan fakta jika [Name] memasukkan nama Kushida Kikyou kedalam list 'murid yang harus ia jauhi' jika melihat perilaku dan gerak-geriknya di awal sekolah.
"[Surename]-san, Ohayou! Bagaimana pagimu? Apakah menyenangkan?" tanya basa-basi Kushida setelah berjalan mendekat ke arah [Name].
"Entahlah. Mungkin tidak."
Kepala Kushida meneleng, melirik [Name] dengan tatapan bingung. "Kenapa?"
"Pikir saja olehmu sendiri."
Tanpa ia duga Kushida benar-benar memasang pose berpikir, sejenak menghentikan langkah kaki. [Name] yang tidak peduli dan terus berjalan, mendengus kesal. Kenapa gadis periang di sebelahnya ini benar-benar tidak peka dengan maksud kalimatnya yang bernada ketus begitu?
Kushida menghirup napas cepat, menatap [Name] yang yang sudah berjarak beberapa langkah kaki didepan dengan tatapan gembira–seakan mendapat jawaban yang menakjubkan, lantas mempercepat langkahnya menyusul [Name].
"Ah! Aku tahu! Apa karena cuacanya agak mendung? Atau mungkin karena kau ingin membeli sesuatu tapi sudah habis?"
Dari mana kau mendapatkan jawaban yang sangat tidak sinkron itu, wahai Kushida?
Dahi [Name] mengerut, tatapan mata malas lurus menatap kedepan, sedikitpun tidak minat menatap gadis itu selama percakapan berlangsung. Rasa dongkol mulai menggerogoti hati. Kalau diizinkan, ia ingin punya kekuatan super yang memungkinkan [Name] dapat memperdengarkan isi hatinya kepada Kushida, bahwa penyebab buruknya pagi [Name] adalah kehadiran sang penanya itu sendiri.
"Terserah kau."
"Emm...ngomong-ngomong..." Kushida menjeda kalimatnya, sejenak melihat sekitar lantas tersenyum membalas sapaan dari orang-orang yang menyapanya. "Kau suka apa, [Surename]-san?"
"Aku suka ketenangan," [Name] menjawab spontan.
"Bagaimana dengan game? Kupikir kau juga suka menyukainya."
[Name] berdehem pelan. Tidak menjawab pertanyaan bertubi-tubi dari Kushida.
"Lalu, apa hobimu?"
Cukup, kesabaran [Name] sudah habis.
"Kupikir lebih baik kau berbincang dengan orang lain saja, Kushida, bukan denganku."
"....ya?" Kushida terdiam sesaat. Lalu menahan tawanya. "Hahaha!"
"Ya ampun, entah kenapa jika dilihat-lihat kau begitu mirip dengan Ayanokouji-kun, ya."
[Name] menaikkan sebelah alisnya. "Jangan samakan aku dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN AWAY!
Fanfiction[Name] hanya ingin lari, kalau perlu dari kehidupan ini. Bolehkah? "Hei, mau berlari bersamaku?" Ayanokouji Kiyokata, pemuda itu datang dengan segala kemisteriusannya. Lalu mengulurkan tangan, mengajak untuk bersama melepas dari belenggu yang mengi...