1

380 50 6
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Warn! Boys love  ⚠️

.
.
.

Baekhyun tidak mengerti, sudah lebih dari tiga puluh menit dia dan Jongin duduk berseberangan di coffee shop langganan mereka, namun tidak banyak obrolan yang keluar, hanya saling menanyakan kabar lalu berbincang tentang hal kecil yang juga tidak berlangsung lama. Mereka sudah saling mengenal sejak sepuluh tahun lalu, Baekhyun sangat paham bahwa Jongin bukan tipe orang yang pendiam, apalagi saat ini mereka hanya berdua, biasanya Jongin akan sangat cerewet menceritakan segala hal padanya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Baekhyun. Jongin mengangguk sambil mengeruput lattenya. "Tentu." Balasnya kemudian.

Jawaban Jongin tidak berpengaruh apa-apa bagi Baekhyun. Dia sangat yakin ada sesuatu yang terjadi pada sahabat baiknya itu. Mata Baekhyun melirik pada sebuah map berwarna biru yang tergeletak di meja. Sesekali ia melihat Jongin menatap map itu dengan tatapan kosong, tadi ia sempat bertanya apa isi dari map tersebut tetapi Jongin hanya tersenyum sambil membalas, "bukan apa-apa."

"Ah, Kyungsoo datang!" Seru Jongin, ia melambaikan tangannya pada sosok pemuda mungil yang berjalan ke arah meja mereka.

Kyungsoo segera bergabung dengan mereka. Ketiganya mulai terlibat dalam sebuah obrolan ringan. Baekhyun dan Kyungsoo sangat berisik, sedangkan Jongin lebih banyak diam dan hanya tersenyum.

Pertemuan mereka ini bisa dibilang bukan sesuatu yang penting, hanya saja ketiga pemuda itu sudah terbiasa untuk selalu bertemu setidaknya dua minggu sekali. Mereka hanya akan berbincang-bincang santai, sesekali jika tidak sibuk mereka akan melakukan perjalanan bertiga untuk menyegarkan pikiran.

Mereka kehabisan topik pembicaraan sesaat, ketiga terdiam. Ternyata Kyungsoo menyadari ada yang berbeda dari Jongin, dia pun menyenggol lengan Baekhyun sambil berbisik. "Dia kenapa?" Baekhyun hanya menggeleng.

"Gimana pekerjaanmu, baik-baik saja?" Kyungsoo menepuk tangan Jongin untuk menyadarkannya.

"Baik... semuanya baik, tidak ada kendala."

"Syukurlah."

"Ah sepertinya aku harus segera pulang." Kata Jongin sambil memperhatikan langit yang sudah mulai gelap.

"Ya, kau benar."

Jongin memiliki penglihatan yang kurang baik, karena itulah dia selalu menghindari untuk berkendara di malam hari. Suaminya, Oh Sehun, juga melarang keras Jongin untuk berkendara sendirian di malam hari. Dulu ia pernah nekat berkendara sendirian malam-malam dan kemudian menabrak lampu lalu lintas. Kemampuannya benar-benar payah.

"Aku pulang dulu." Jongin bangkit dan pergi dengan tergesa. Ia benar-benar khawatir untuk berkendara di malam hari, apalagi saat ini hujan gerimis mulai turun.

"Ada apa dengannya?" Kyungsoo bertanya sekali lagi saat Jongin sudah pergi.

"Tidak tahu. Dari tadi dia hanya diam."

"Bukankah itu miliknya?" Kyungsoo menunjuk map biru yang terjatuh di kolong meja tempat mereka berkumpul. Baekhyun menunduk dan kemudian memungutnya. "Anak itu benar-benar teledor."

~~~

Jongin mengendarai mobilnya dengan serius. Dia berusaha untuk menajamkan penglihatannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saat ini jalanan sudah gelap, hanya ada sorot lampu kendaraan dan lampu jalam yang jumlahnya juga tidak begitu banyak. Selain itu hujan gerimis kini telah berganti menjadi lebih lebat. Suara bising air hujan yang menabrak permukaan mobil membuat Jongin terganggu.

Suara ponselnya yang berdering nyaring membuatnya gugup. Dengan cepat Jongin meraihnya dan menerima sambungan telepon tersebut.

"Halo." Sapanya dengan singkat.

"Halo, Jongin. Ini aku Baekhyun."

"Ada apa kau menelponku?"

"Sepertinya kau menjatuhkan sesuatu di sini,"

"... map biru, ini milikmu, 'kan?"

Konsentrasi Jongin langsung terpecah. Ucapan Baekhyun mengejutkannya hingga ponselnya terjatuh dari genggaman. Selain itu Baekhyun dan Kyungsoo di tempatnya juga tidak kalah terkejut melihat lampiran kertas yang ada di dalam map tersebut. Surat pengajuan cerai yang hanya dibubuhi tanda tangan Sehun.

"Jongin, maaf... kami tidak bermaksud untuk melihatnya."

"Maaf..."

Samar-samar Jongin mendengar suara Baekhyun dan juga Kyungsoo yang meminta maaf padanya.

Jongin sudah lupa bahwa ia harus konsentrasi penuh saat berkendara, pikirannya kini hanya terisi tentang masalah yang akhir-akhir ini merenggut keceriaan yang biasa ia tunjukkan di wajah manis itu. Masalah rumah tangga yang Jongin pikir dapat diselesaikan dengan baik namun ternyata tetap berakhir menjadi sebuah surat perceraian.

"Jongin?"

Suara samar dari ponselnya yang terjatuh itu menyadarkan Jongin dari lamunannya. Dia mengusap airmatanya yang mulai mengalir dari sudur mata lalu menunduk untuk meraih ponselnya. Tangan Jongin mengais cukup lama namun ia belum berhasil untuk menemukan benda persegi panjang yang sepertinya terjatuh di kolong kursi kemudi.

Tiba-tiba suara klakson kencang membuat Jongin langsung mengangkat kepalanya. Ia berteriak nyaring saat melihat lampu sorot mobil besar dari arah berlawanan, melaju dengan sangat kencang kearahnya.

Dengan refleks Jongin langsung membanting stir ke kanan. Pemuda itu hanya dapat menjerit saat mobilnya ditabrak sesuatu dengan sangat keras. Jongin sudah hilang kesadaran saat kerumunan orang-orang langsung berkumpul mendekat untuk melihat dan membantu seadannya korban kecelakaan yang ternyata melibatkan tiga unit mobil. Satu mobil yang dikendarai oleh Jongin, satu mobil pribadi dengan ukuran sedan, dan satu mobil truck besar yang tadi menghantam bagian depan mobil Jongin dengan sangat keras.

Kondisi mobil milik Jongin menjadi yang terparah di antara dua lainnya. Mobil sedan miliknya itu terpelanting dan terguling. Jongin masih terjebak di dalam saat kondisi mobilnya sudah mulai mengeluarkan asap cukup banyak dari kap mobil bagian depan. Orang-orang yang berkerumun sangat panik namun sayangnya mereka tidak terlalu bernyali untuk mau menyelamatkan Jongin dari dalam mobil. Mereka hanya bisa menunggu para bantuan datang untuk menyelamatkan para korban.

to be continue

(Not) YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang