SeKai / HunKai FanFiction
Warn! Boys love - Angst ⚠️
.
.
.Sehun menuruni tangga dengan langkah perlahan. Dahinya mengernyit mendengar suara televisi menyala dari arah ruang keluarga. Ia sangat yakin bahwa tadi jam di kamarnya menunjukkan pukul tiga pagi saat ia terbangun, tapi kenapa Jongin masih belum tidur juga?
Pria itu kembali memastikan, dia melirik jam di dinding dan benar, waktu menunjukkan pukul tiga pagi.
Dengan langkah pelan demi meminimalisir suara derap kakinya, Sehun berjalan ke arah ruang keluarga. Ia melihat Jongin ketiduran di sofa dengan posisi meringkuk. Sehun bertanya-tanya mengapa Jongin tidur di sofa sedangkan ia sudah menyiapkan kamar yang rapih dan nyaman untuknya.
Sehun menghela napas lega karena Jongin sudah tidur, lalu dia mematikan televisi dan berusaha mengangkat tubuh Jongin untuk kembali ke kamar dengan gerakan selembut mungkin agar tidak membangunkannya.
Setelah berhasil mengangkat Jongin ke dalam gendongannya. Entah sudah berapa lama dia tidak melihat Jongin sedekat ini, wajah pria manis itu saat tidur terlihat sangat damai seperti biasanya. Dulu dia sangat senang memperhatikan wajah Jongin saat tidur, terlihat sangat manis dan tenang. Tapi saat ini, sedalam apapun ia memperhatikan wajah manis Jongin, tidak ada getaran apapun yang ia rasakan, semuanya terkesan hampa.
Tidak ingin lama-lama berkutat dengan pikirannya, Sehun segera membawa tubuh Jongin ke dalam kamar. Namun Sehun langsung membeku saat ia membuka pintu kamar Jongin. Udaranya sangat dingin menusuk, membuat tubuhnya dengan cepat merasa menggigil.
Ia membaringkan Jongin ke ranjang, lalu pergi mengecek penghangat ruangan di kamar Jongin. "Shit!" Gerutunya saat melihat bahwa penghangat suhu di kamar Jongin tidak berfungsi. Itulah alasan mengapa Jongin akhirnya memilih untuk tidur di atas sofa, karena suhu di ruang keluarga jauh lebih hangat daripada di kamarnya.
Sehun pergi ke luar, lalu kembali dengan selimut tebal. Dia membalut tubuh Jongin dengan selimut agar ia tidak lagi meringkuk kedinginan.
Setelah itu Sehun kembali ke kamarnya, ia akan membangunkan Luhan lalu mengantarnya untuk pulang sebelum Jongin kembali terbangun.
~~~
Pagi - pagi sekali Jongin sudah terjaga karena suhu yang semakin rendah membuatnya menyerah dan segera bangkit.
Dia berhenti di depan anak tangga pertama, kepalanya mendongak ke arah atas sambil memperkirakan apakah Sehun sudah bangun atau belum. "Sehun?" Panggilnya. Berkali - kali Jongin memanggil Sehun tapi tidak ada balasan.
Jongin hendak menelpon Sehun untuk membangunkannya berangkat kerja, tapi tiba - tiba saja pintu utama berbunyi, seperti ada seseorang yang hendak masuk. Dahi Jongin mengerut, berpikir kira - kira siapa yang datang ke kediaman mereka pukul 6 pagi seperti ini.
"Ibu?" Jongin menghentikan kursi rodanya beberapa langkah di depan Minyoung, ibu mertuanya yang selama ini masih tidak bisa menerimanya sebagai menantu. Sejak awal Jongin pacaran dengan Sehun, nyonya Oh itu menjadi orang pertama yang menentang hubungan mereka, alasannya hanya karena perbedaan status sosial keduanya yang jomplang.
Minyoung tidak berniat membalas sapaan Jongin, dia hanya memperhatikan pria itu dari atas hingga bawah. Tatapan matanya terlihat sangat merendahkan bahkan dia sedikit menukikkan senyum mencela.
"Ibu?" Keduanya menoleh ke arah Sehun yang baru saja muncul. Pria pucat itu sudah rapih dengan setelan kantornya.
Wanita cantik itu tersenyum melihat anaknya, dia melewati Jongin begitu saja dan langsung merangkul anaknya menuju ruang makan. "Ibu sudah masak sarapan khusus untukmu." Minyoung membuka makanan yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Yours
FanfictionJongin tidak mengerti, setelah ia bangun dari koma panjangnya, seolah semua hal di sekitarnya berubah. Terutama Sehun. Suaminya itu berubah menjadi sosok yang sangat berbeda dengan seseorang yang menikahinya beberapa tahun lalu.