Bab Dua Puluh Delapan

136 49 10
                                    

hi, aku mau say sorry kalo update bab 28 ini lama banget:( semoga aja masih ada yang nungguin cerita ini huhu. anyway aku juga butuh loh dukungan kalian dengan cara vote!
makasih yang udah vote sebelum baca, sooo enjoy!

 anyway aku juga butuh loh dukungan kalian dengan cara vote! makasih yang udah vote sebelum baca, sooo enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/ S a n g R a j a. /

Auriga paham betul bahwa menjadi yang paling diandalkan oleh seluruh teman-temannya bahkan sampai jajaran guru dan staf, membuat Auriga memutar otak bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana karena sejujurnya Auriga tidak punya basic untuk itu.

Cowok sembilan belas tahun tersebut mengenakan jas kebanggaan Delenz, rambut jambulnya dipomade rapi dengan wangi cokelat menjadi andalan.

Terkadang Auriga berpikir kalau ini bukan jati dirinya yang asli, semua yang Auriga lakukan berisi kepalsuan, muak.

"Awas bego, lu pikir ini jalan nenek moyang lo?" Egis menyenggol bahu Auriga yang berdiri di depan daun pintu masuk ke dalam kelas 11 D.

Auriga tersentak, minggir dan tidak menghiraukan Egis yang niatnya mengajak cowok itu bercanda.

"Dih sariawan kayanya tu orang," gumam Egis heran bukan main.

Auriga putar balik, cowok itu berniat berpatroli seorang diri, hal yang biasa dilakukan para pemegang kekuasaan Delenz.

"Heh kutu sejak kapan lo bisa makan di kantin ini? Lo aja di sini dapet gratisan karena lo orang miskin kan?!"

Suara menggelegar itu berasal dari sudut kantin, cewek barbar berambut curly sedang menginterogasi adik kelas. Auriga mengamati dari jarak sekitar 200 meter.

"Maaf, Kak, tapi aku cuma mau beli makan," jawab yang ditanya.

"Yaudah sekalian tolong ngantriin gue dong, es milo sama pizza nanas aja. Bayarnya pake punya lo dulu," balas cewek curly tersebut.

Auriga maju selangkah namun seketika terhenti saat netra matanya menemukan Osea berjalan menuju tempat perkara dengan dagu terangkat, wajahnya menyiratkan kalau cewek itu sedang marah.

"Sejak kapan ada jasa suruh di sekolah ini?" tanya Osea dingin.

Cewek yang pesan pizza nanas tersebut menoleh. "Lah lo siapa?"

Osea mendengus, cewek itu menunjukkan tag tahta yang terdapat pada jas marunnya. Tertulis pada tag tersebut bahwa dia berkedudukan sebagai Ratu Delenz.

Osea memicing. "Lo serius ngga tau gue siapa? Bolos berapa bulan lo sampe buta fakta?"

"Penting banget emang?"

Saat Dua Manusia Memainkan Perannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang