Setelah berkeliling di sana jin mengajak dita untuk pulang karena hari sudah mulai gelap, tak terasa ternyata mereka sudah menghabiskan banyak waktu bersama hari ini
"Dita apa sada sesuatu yang ingin kau beli?" Tanya jin
"Tidak ada oppa ini sudah cukup" dita
"Baiklah kalau begitu mari kita pulang, nanti member lain mencarimu" jin
"Baiklah oppa ayo" dita
Merekapun pergi ke parkiran tempat diaman din memarkirkan mobilnya setelah itu merekapun langsung masuk ke dalam mobil milik jin tersebut.
Drttt,,, drtttt
"Yeoboseyo appa ada apa?" Jin mengangkat telpon dari ayahnya
"....."
"Soodam memang di gangnam tapi dia tidak bersamaku" jin
"....."
"Baiklah akan aku sampaikan" jin
"....."
"Kenapa appa tidak menyampaikan langsung"
"....."
"Nee" jin
"Kenapa oppa?" Dita
"Ayahku menyuruh oppa membawa soodam kerumah sepertinya akan membicarakan tentang hak asuh" jin
"Hak asuh?" Dita
"Soodam akan menjadi adikku sepertinya, ayahnya tidak mempertanggung jawabkan nya dan sering memaksanya untuk bekerja dia hanya menginginkan uangnya, ibunya sudah lama meninggal" jin
Jujur dita baru tau tentang kisah soodam yang satu ini
"Kenapa dia tidak pernah cerita padaku" dita
"Apakah oppa sangat dekat dengan soodam" dita
"Nee, bahkan dulu oppa pernah suka loh padanya tapi kan kita keluarga mana mungkin kita pacaran haha, dia juga sering curhat sama oppa" jelas jin
"Apa oppa masih menyukainya?" Dita
"Tidak, dia sepertinya sedang menyukai seseorang" jin
"Siapa apa dia menceritakan nya pada oppa kenapa dia tidak cerita kepadaku ya" dita
"Eoh dia bilang dia sedang menyukai jimin dan menyuruh aku membantunya tapi aku tidak mau haha" jin
"Jinjja, Kenapa oppa tidak membantunya?" Dita
"Karena jimin juga menyukainya biarkan saja mereka berjuang" jin
Setelah lama mengobrol akhirnya mereka sampai di depan dorm secret number
"Oppa aku masuk dulu ya" dita
"Dit tunggu sebentar" jin
"Kenapa?" Dita
"Makasih ya buat hari ini, dan ada yang ingin oppa sampaikan" jin
"Baiklah" dita
"Oppa,,,, oppa menyukai mu sudah sejak lama" jin
"Maksud oppa"
"Oppa mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku"
"Oppa apa yang kau bicarakan jangan bercanda ah" Dita
"Apa aku terlihat bercanda?" Tanya jin
"Tidak" dita
"Itu kau tahu, jadi maukah kau menjadi kekasihku?" Jin
"Apa kau yakin oppa" dita meyakinkan jin
"Untuk apa aku mengungkapkannya jika aku sendiri saja belum yakin tentang perasaanku ini dit'" jin
"Baiklah oppa aku mau" Dita
"Jinjja" jin meyakinkan jawaban dita dengan tatapan bahagia
"Nee oppa aku serius" dita
"Gomawo chagiya" jin
"Oppa bolehkan memanggil mu dengan sebutan chagiya?" Jin
"Tentu saja" dita
"Gomawo" jin memeluk dita
Setelah berpelukan cukup lama jin pun mengantar Dita ke dalam dorm nya.
"Soodam" panggil dita
"Apa jin oppa datang" soodam
"Nee" Dita
Soodam keluar dari kamarnya membawanya tas
"Mau ngapain?" Jin
"Apa tidak jadi?" Soodam
"Aku bercanda, sana ke mobil duluan mengganggu" jin
"Gini nih kalau bucin eonni kalau kau mau tau setiap jam, setiap menit, setiap detik jin oppa selalu saja menanyakan mu" soodam
"Jinjja" Dita
"New, baiklah aku tidak akan mengganggu annyeong" soodam pergi ke mobil duluan
"Dit, jaga kesehatan ya jangan sampai sakit, dan jangan lupa makan, Istirahat dan juga jangan lupa oppa pastinya" jin
"Iya oppa iya ya sudah sana pergi kasihan dia menunggumu di mobil" jin
"Baiklah kalau gitu oppa pergi ya chagiya, annyeong" jin
Jin mengecup kening dita cukup lama lalu mengelus rambutnya setelah itu dia pergi meninggalkan dorm secret number.
"Wah daebak" lea
"Kamcagiya" dita
"Apa sudah official?" Lea
" Kenapa memangnya?" Dita
"Traktir lah" jinny
"Ga ada traktir traktiran ya" dita
"Wah pelit nih" denise
Dota lalu pergi meninggalkan merea bertiga di ruang tv, hari ini dia sangat bahagia, mimpinya lagi langi tercapai, dia sangat beruntung bukan.