"ma, pa. aku pamit duluya, alden udah didepan."
Sabrina yang muncul dari atas, menuruni anak tangga tampak terburu – buru, mungkin karena sudah telat. "mau kemana kamu?" Tanya papa mengalihkan pandangan dari koran yang dibacanya.
Sabrina berlari kecil mendekat."biasa pa, kerumahnya alex. Kata dia orangtuanya baru balik dari australia dan rencananya sih mau tinggal disini bersama alex" ucapnya.
Hendra sedikit tersentak. Menoleh sebentar kearah kanan melihat istrinya yang tampak sibuk mengotak – atik ponsel. seperti biasa, masalah bisnis pastinya. Kembali mengalihkan pandangan kearah putrinya yang sedang menunggu jawaban darinya.
"hanya pergi sendiri? Kau tak mengajak lea?" Tanya maria buka suara, masih sibuk dengan ponsel tanpa menoleh Sabrina.
Bukannya tidak mau mengajak lea, tetapi mereka berdua sangat berlawanan. Bisa kacau nanti jika ia mengajak lea kerumah alex, bukannya diterima, bakal diusir pait – pait oleh alex sendiri, pasti ribet deh nantinya.
"L-lea lagi belajar ma, dia ngga bisa diganggu kayanya, deh." Akhirnya ia beralasan
Maria menoleh, "kamu ngga belajar rupanya? Bentar lagi ujian kan? Contoh dong adik kamu lea, selalu dapat peringkat pertama, kamu selalu dibawahnya. Kebanyakan main sih kamu" celoteh maria panjang lebar, hendra menepuk pelan pundak istrinya, menatapnya agar mengentikan ocehannya.
maria terdiam, lalu kembali dengan ponselnya.
"yaudah, Jam 10 harus udah balik, jangan kemalaman pulangnya, gabaik buat anak gadis seusia kamu." ucap hendra mengizinkan
Sabrina menoleh maria sedikit ragu "ma, rina izin pigi dulu ya. Rina janji besok malam waktu rina full digunakan untuk belajar" ia menyalami maria dan hendra, lalu segera melangkahan kakinya menuju keluar.
Saat tiba diluar, sudah ada alden duduk diatas motor yang sedang menunggu diluar pagar. Mendengar suara pintu ia menoleh dan bangkit dari duduknya sambil tersenyum kearah Sabrina.
"udah?" Tanya alden.
Sabrina mengangguk.
"yaudah naik" alden memberi helm kepada Sabrina lalu memasangkan helm satunya kekepalanya.
ΦΦΦΦ
Setibanya didepan halaman rumah alex, Sabrina turun dari motor alden dan membuka helmnya.
"aku ditempat biasa ya café delta. bareng chikon, galen." Ucap alden
Sabrina ngangguk "jangan lupa ya jam 10, jangan telat loh. Ntar aku dimarahin papa lagi"
"siap bos!" alden menghidupkan kembali motornya, lalu pergi meninggalkan Sabrina.
Sabrina berbalik dan memasuki pekarangan rumah alex. Sesampainya didepan pintu, ia memencet bel agar dibuka kan pintu.
Beberapa detik kemudian, pintu terbuka. Menampakkan seorang wanita cantik dengan kulit putih yang mulus, sepertinya dia mamanya alex. Walaupun sudah berumur, wajahnya masih tampak sangat awet muda. untuk pertama kalinya sabrina berjumpa dengan mamanya alex. Wajar saja ia sedikit kaget dan kagum melihat wajah wanita itu.
" kamu temannya alex bukan?" Tanya wanita itu
Sabrina tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "iya, tante"
"yaudah, masuk yuk. Mereka semua sudah didalam. Kamu langsung saja naik keatas kekamarnya alex ya. Nanti dibawakan bibi cemilan yang aunty bawa dari Australia." Ucap wanita itu
"baik tante, aku langsung keatas ya" ucap Sabrina, ia melangkahkan kaki kedalam dan menaiki tangga.
Wanita itu masih diam ditempat, melihat Sabrina yang sudah meninggalkannya beberapa detik lalu, ia tampak memikirkan sesuatu. Hingga panggilan sang suami yang memecah lamunannya dari arah dapur, segera ia menutup pintu dan melangkah menuju dapur. "yes, honey?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Surreptitious past
Mystery / ThrillerBerawal dari pesan terror yang didapatkan Sabrina pagi itu. Awalnya ia tidak terlalu memperdulikannya, mungkin saja pesan iseng dari sang haters yang iri padanya. Seiring waktunya berjalan, notif pesan itu terus menerus masuk keponselnya sehingga me...