5. Petunjuk

118 15 4
                                    

"It's okay if you don't know me. But don't back away. If you hold my hand right now maybe it'll be even better, better."

- WJSN

'Adik sialan.' Batin Eunseo yang akhirnya hening diantara mereka berdua.

"Hmmm, bagaimana caranya kau bisa tau aku ada disini? Apakah keluarga kerajaan juga tau?" Tanya Eunseo akhirnya memecah keheningan.

"Hmm keluarga kerajaan belum tau, tapi mereka akan segera tau. Ah apa kau juga lupa tentang siapa kita?" Tanya Chaeyeon membalas pertanyaan Eunseo.

"Tentu saja tidak, aku, aku ini si vampir mempesona yang daridulu memikat para gadis dan pria Chae" kata Eunseo dengan sombongnya.

"Hei bodoh, kalau begitu bagaimana bisa kau tidak tahu kenapa aku dapat menemukanmu disini sialan?" Kata Chaeyeon yang kesal dengan sikap Eunseo yang menyepelekan banyak hal.

"Ah.. itu, hehehe ma-" ucapan Eunseo terpotong.

"Aku dapat menemukanmu disini karena aku mencium baumu dari rumah ini, hmm dan aku tadi melihat gadis, yang mirip dengan takdirmu seratus tahun lalu, cih kak, bahkan setelah dikutuk kau tetap mempertahankan takdirmu? Pft hahaha-" tawa Chae terhenti saat melihat kakaknya yang sedang memegang kepalanya sambil mengeluarkan taringnya.

"Hei kak kau kenapa, ada apa deng-" kata kata Chaeyeon tidak terdengar lagi oleh Eunseo, dia sudah pingsan karena mendengar terlalu banyak info dari Chaeyeon.

Eunseo pov

'Huh? Tempat apa ini? Apa Chae itu berkhianat padaku? Sial awas saja nanti kalau aku bertemu dengannya lagi, tapi tempat apa ini? Seperti pedesaan, sangat kumuh, ewh, eh liat itu, bukankah itu aku?" Kataku, aku sungguh kebingungan, saat ini didepanku, aku melihat sosok diriku yang sedang bercengkrama dengan gadis mie, sungguh! Mereka sungguh mirip.

'Cih apa ini? Apa takdir sengaja mempermainkanku? Apa gadis mie itu- bukan, apakah gadis bernama Bona itu adalah takdirku 100 tahun yang lalu? Lalu kenapa aku dikutuk? Bukankah aku menjaga takdirku dengan baik?'

Ingatanku terus berputar menampilkan beberapa reka adeganku dengan Bona.

'Ya saat ini aku tahu, gadis itu adalah reinkarnasi dari takdirku, garis takdir ini akan terus terjalin sampai aku mati, ah, beruntung sekali Bona itu dapat bertakdir denganku, fufufu' lihat apa itu?

Cahaya? Sungguh menyilaukan, eh bentar? Mengapa cahaya ini mengeluarkan air?

Eunseo pov end

"HEEEEIII EUNSEOOOO BANGUN" Teriak Bona sambil menyipratkan air gayung yang dia bawa dari kamar mandi saat melihat Eunseo tergeletak di taman belakang rumah mereka.

Bagaimana Bona bisa tau Eunseo sedang tergeletak di taman? Tentu saja karena Chae, mengetuk pintu belakang rumah Bona begitu keras, seperti orang yang menagih hutang, setelah itu dia melompat ke tempat Eunseo dan Chaeyeon tadi mengobrol.

Fyi sekarang Chaeyeon sudah pergi karena apa yang dia ingin tahu sudah diketahuinya, kakaknya itu masih hidup dan dia harus memberitahukan info ini kepada para saudaranya. Kecuali keluarga kerajaan tentunya.

Jika kalian bertanya kenapa Chaeyeon ada disana, jawabannya mudah, dia ini suka sekali berbaur dengan manusia, tidak seperti vampir lainnya, penciumannya juga bagus meskipun penciumannya itu sudah mencapai level maksimal karena dia tidak memiliki tuan.

Kembali ke Bona dan Eunseo.

"HEI DASAR, BANGUN!" Teriak Bona yang mulai emosi karena Eunseo tidak segera bangun,

"Dia ini pingsan atau mati? Aku mulai kesal" kata Bona, dia sungguh kesal, wajahnya mulai memerah dan dengan penuh emosi karena ulah Eunseo tadi yang juga menyiram air ke bajunya. Akhirnya Bona memutuskan untuk menuangkan air dari gayungnya itu ke wajah Eunseo.

"AAAAAA SUNAMI SUNAMI TOLONG, AAA AKU TENGGELAM, TIDAKKKK HAHH" Teriak Eunseo, dia sedang mengambil banyak nafas dan terbatuk karena Bona benar-benar menyiramnya dengan satu gayung air penuh, beberapa air masuk ke mulut dan hidungnya. Kasihan sekali. Bona yang rasa manusiawinya belum hilang pun mulai merasa iba terhadap Eunseo, dia buru-buru mengambil handuk dan menyembunyikan gayungnya. Seolah bukan dia yang menyiram Eunseo.

"TENGGELAM APA? HEH SADAR!" Teriak Bona sambil menampar pipi Eunseo sesekali.

"Aduh, si-" hampir Eunseo akan mengumpat, dia teringat beberapa reka adegannya bersama gadis yang mirip dengan gadis di depannya ini.

Eunseo tidak jadi mengumpat, dia malah mengelus pipi Bona, mencoba menyalurkan rasa rindunya setelah seratus tahun lamanya. Dia ingin menangis, tapi ia tahan karena gadis di depannya ini tidak tahu apa-apa, begitupun Eunseo, dia belum tau kenapa harus berpisah dengan tuan tercintanya, bahkan sampai terkutuk seperti itu seratus tahun lamanya.

"Hei, master, apakah hidupmu kali ini menyenangkan? Tidak ada yang mengganggumu bukan?" Ucap Eunseo lembut sambil mengelus pipi Bona, sekuat hati dia menahan agar tangannya tidak gemetar menyentuh gadis- ah bukan. Melainkan master tercintanya yang begitu ia rindukan.

Sementara Bona, dia terdiam bingung, padahal dia sudah menyiram segayung air dan menamparnya, tapi Eunseo malah mengelus pipinya. 'apa ini cara pelet terbaru?' Pikir Bona. Tapi yang lebih anehnya, hatimya terasa nyut-nyutan, ditambah dengan kata-kata Eunseo tentang kehidupan. Apa maksudnya?

.....

"Hei Eunseo, apa yang kau lakukan?" Ucap Bona akhirnya yang akal sehatnya  berfungsi kembali sambil melepaskan tangan Eunseo dari pipinya.

"Ah, maaf, sepertinya aku terlalu melewati batas. Dan kamu juga tidak mengingatku, tak masalah, mari kita buat takdir baru." Ucap Eunseo sambil mengelap air yang bercucuran dari wajahnya karena ulah Bona.

"Apa maksudmu!? Aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku yang begitu penting untukmu." Kata Bona sambil berjalan pergi dari Eunseo menuju kamar.

"Baiklah" kata Eunseo begitu Bona pergi. "HEEY BONA ADDARA! COBA KAU INGAT NAMAKU! EUNSEO XAVEZ, CEPAT INGAT ITU!" Teriak Eunseo begitu semangat. Dia yakin masternya itu akan mencintainya.

Sementara Bona? Dia mendengarnya, mendengar dengan jelas nama itu, tapi dia tetap tidak mengingat apapun. Apa bukan nama masalahnya? Ya betul. Dari awal mereka sudah saling berkenalan dan tidak terjadi apa-apa. Mari kita pecahkan bersama para readers 🤔

Bona pov

"Huftt lusa sekolah, apakah aku meminta ayah untuk ikut menyekolahkannya bersamaku? Tapi apa kata ayah jika aku mengajak orang tidak dikenal menginap dirumah?" Pikirku bingung, yah, beberapa hari ini Eunseo mengisi rasa sepi di kehidupanku, ah aku mengantuk, setidaknya besok aku harus berbicara pada Eunseo. Ah! Hadiahnya? Cih dia bisa mendapatkannya besok. Sekarang aku mau tidur.  Besok mari kita lakukan banyak hal.

Bona pov End.

Sementara Eunseo? Dia sudah tidur. Dia takut horror, oleh karena itu di duduk didepan pintu kamar Bona sekarang, menunggu Bona menemaninya untuk menghilangkan rasa takutnya, tapi sepertinya dia bisa mengatasinya. Karena dia langsung terlelap, entah karena lelah atau apa.

Intinya, selamat malam <3 eunbo

Tbc.

100TH YEARS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang