"Leo Devanda? Kita pernah ketemu sebelumnya?"
Leo diam. Ia hanya mengalihkan wajahnya dari tatapan Kiya. Kiya menghembuskan nafas kesal.
"Sial! Siapa sih cowo ini? Daritadi diam mulu. Bicaranya irit banget" batin Kiya.
"Yaudah kalau lo gak jawab, serah lo aja deh. Tapi yang gue heran. Kenapa lo selalu ada dimimpi gue? Lo cuma hidup dimimpi gue aja? Atau fisik lo nyata?"
"Nyata"
"Lah tapi kenapa kita selalu ketemu dialam mimpi? Jangan bilang mimpi kita terhubung"
"Gue gak bisa jelasin sekarang ke lo. Tapi, nanti gue bakalan bilang ke lo kok. Nanti ya, disaat yang tepat"
"Kenapa gitu?"
"Karena.... Rahasia hahaha" Tawa Leo meledek sambil mengacak pelan rambut Kiya.
Kiya hanya memandang kesal pria itu. Namun sesungguhnya, didalam kepalanya masih terbesit rasa penasaran. Siapakah pria ini?
"Lo gak mau balik?" Tanya Leo setelah puas menertawai Kiya.
"Caranya?"
"Lo mau tau caranya? Bearti lo mau balik sekarang?"
Leo menatap lurus kedepan enggan memandang Kiya. Sedangkan gadis itu, melihat wajah Leo yang tampan dari samping. Wajah itu memanglah tampan, namun Kiya dapat merasakan kesepian dari raut wajah pria itu.
"Engga. Gue mau disini dulu. Mau menikmati suasana di mimpi gue. Asik juga ya dimimpi gue sendiri"
Kini gantian, Kiya yang menatap kedepan sambil merebahkan tubuhnya diatas rumput. Leo menatap wajah cantik Kiya, lalu tersenyum simpul. Setelahnya, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Leo" Panggil Kiya memecahkan keheningan.
"Hmm?"
"Gue sebenarnya kenal gak sama lo?"
"Gue gak bisa jawab sekarang"
"Hmmm. Kalau gitu, gue bisa jumpa lo didunia nyata gak?"
"Buat apa?"
"Gue mau temenan sama lo" ucap Kiya sambil menatap Leo, begitupun Leo.
Tatapan mereka bertemu untuk beberapa saat dalam keheningan. Ntah apa yang dipikirkan keduanya, namun mereka sama-sama sedang memikirkan satu sama lain.
"Kiyaaa... Nak, bangun sayang"
Kiya mengerutkan keningnya saat mendengar suara yang familiar baginya, suara Anita.
"Tuh, ibu lo udah suruh lo bangun. Balik gih"
"Tapi..."
"Balik aja, kasian tuh nyokap lo dari tadi nunggu lo bangun"
"Tapi kita masih bisa ketemukan?"
Hening. Lagi dan lagi Leo hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Kiya kepadanya. Belum sempat Kiya mengeluarkan suara lagi, Leo sudah mendorongnya lembut hingga dunia sekitarnya seolah berubah menjadi air yang menenggelamkannya.
"Hahhhh hahhhh" Kiya terengah sambil membuka kedua matanya.
"Dunia nyata" batinnya.
"Kenapa sayang? Mimpi buruk?" tanya Anita sambil mengelus puncak kepala putri kesayangannya. Kiya menggeleng kepalanya kecil.
"Engga ma. Ohya ma, aku laper nih. Makan ya ma, hehe"
"Iya, mama bangunin kamu juga karna udah jadwal kamu makan. Nih makanan kamu"