"Kiya kamu bangun nak" Ucap Anita sambil memeluk anaknya.
"Kiya baik-baik aja ma, pa"
"Baik apa nya. Tadi kamu pingsan. Gak usah mikir aneh-aneh atau cari sesuatu yang belum kamu ingat. Kesehatan kamu nomor satu sekarang. Paham maksud papa kan Kiya?"
"Paham pa. Papa posesif deh, hehe"
***
Malam sudah tiba. Sedari tadi, Kiya sibuk dengan buku ditangannya. Anita menghampiri Kiya lalu duduk disebelahnya."Sayang, udah jam 10 malam. Kamu tidur ya. Biar cepet sembuh"
"Ma dikit lagi novelnya aku baca. Bentar lagi ya"
"Jangan sayang. Kamu sekarang minum obat, terus tidur. Mau cepet pulang kan?"
"Mau, tapi kan Kiya bosan ma tidur terus" Ucap Kiya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iya mama tau kamu bosan. Tapi biar kamu cepat sembuh. Kamu tega liat mama khawatir? Papa khawatir? Kami udah tua loh nak, mikirin kamu, khawatir sama kamu, terus.... "
"Iya iya ma Kiya tidur habis minum obat. Mama jangan merepet lagi, oke?"
Anita tertawa kecil melihat tingkah anak semata wayangnya itu. Ia memberikan obat pada Kiya lalu segelas air. Kiya meminum obat itu lalu mulai merebahkan tubuhnya. Anita menyelimuti lalu mengecup kening putri kesayangannya.
"Mama sama papa pulang sebentar ya sayang ganti pakaian sama beresin yang lain. Udah ada 2 penjaga didepan pintu kamu. Kalau ada apa-apa, tinggal teriak aja panggil mereka ya"
"Iya ma. Hati-hati ya"
Setelahnya, Kiya kembali memejamkan matanya. Ntah mengapa, setiap ia terlelap ada sedikit rasa senang yang ia rasakan. Tidak butuh waktu lama, Kiya sudah memasuki alam mimpinya.
"Hai" Ucap seorang lelaki yang membuat mata Kiya terbuka kaget.
"Eh, lo"
"Tidur mulu kerja lo"
"Udah malam ya gue tidur. Lo sih, hadir mulu dimimpi gue"
Hening.
Tidak ada jawaban yang terdengar dari mulut Leo. Kiya menatap Leo sebentar, lalu mengedarkan pandangannya kesegala arah."Kenapa?"
"Gue cuma mau pastiin, kali ini gue berada dimana"
"Masih dipantai tempat tadi"
"Iya. Ini rumah siapa?" Tanya Luna melihat ia sedang duduk diteras semua rumah ditepi pantai.
"Gak tau. Ini semua kan mimpi lo"
"Ohhhhh"
"Masuk aja. Dingin diluar"
"Gak. Gue masih mau disini. Gue mau denger suara ombak"
Hening.
Keadaan kembali hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing."Sampai kapan lo selalu dimimpi gue?" Tanya Kiya sambil menatap Leo yang menyandarkan tubuhnya disebuah kursi panjang.
"Kenapa? Lo bosen ketemu gue?"
"Engga bosan. Cuma masa gue harus ketemu lo selalu dialam mimpi sih?"
"Lo mau ketemu gue di dunia nyata?"
"Kalau bisa, kenapa engga"
"Gue gak tau bisa atau engga. Gue khawatir, lo gak bakalan bisa terima"
"Loh? Kenapa?"
"Hahhhhh. Nanti lo bakal tau" Jawab Leo sambil berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah.