"Abang ih bangun, itu Mama udah marah-marah loh." Teriak gadis berumur 10tahun ditelinga sang Abang.
"Apasih trinaa, Subuh-subuh udah teriak aja, sakit nih telinga abang." Ucap sang Abang kesal.
"Mana ada Subuh, ini udah jam 6 Abang, ayo bangun nanti telat loh." Teriak gadis itu lagi.
"Yaudah jangan teriak-teriak ish, sakit ini telinga." Ucap sang Abang lagi sembari mengusap-usap telinga.
"Iyaa, bangun mandi aku mau keluar dulu, bye!" Teriaknya lagi, senang sekali dia itu menjaili Abangnya.
Lelaki itu bangun dari ranjangnya dengan ogah-ogahan, ngantuk sekali dia karena semalem habis main game online bersama teman-temannya.
Setelah rapih dengan setelah sekolahnya, dia berjalan ke arah sang Mama yang sedang duduk bersama sang Adik menunggu dia untuk sarapan bersama.
"Pagi Mah." Ucapnya lalu mengecup pipi sang Mama.
"Pagi juga sayang." Ucap sang Mama, "Semalem bergadang lagi ya? Kan Mama sudah bilang, jangan keseringan bergadang nanti kesehatan kamu terganggu loh." Nasehatnya.
"Sesekali doang ko Mah hehe." Jawabnya sembari menyengir.
"Bohong Mah, Abang tuh tiap hari bergadangnya, mending kalo paginya dibanguninnya gampang lah ini susah bangat." Ucap sang Adik mempropokator.
Hussain Iskandar seorang lelaki yang memiliki paras tampan, tubuh tinggi serta otak pintar. Menjadi Idol sekolah bukan pilihannya, tapi karena kesempurnaannya itu dia menjadi salah satunya. Jika kebanyakan remaja yang sepulang sekolah langsung nongkrong tidak dengan husen, dia harus menjadi tulang punggung keluarga karen Papahnya meninggal semenjak adiknya berumur 3tahun.
"Apasih anak kecil ikut-ikutan mulu, udah fokus aja itu sama makanannya." Ucapnya sembari mengacak-acak rambung triana-adik hussain dengan gemas.
"Ish Abang, berantakan jadinya kan." Ucap triana dengan suara cemprengnya.
Hussain dan sang Mama hanya terkekeh, gemas melihat triana yang kalo kesal pasti cemberut.
Setelah menghabiskan sarapannya, hussain pamit untuk berangkat sekolah. Menggunakan motor kesayangannya yang ia dapat dari paman atau adik Almarhum Ayahnya.
Melaju dengan kecepatan sedang, sambil besenandung merdu. Sampai sekolah dia memarkirkan motornya lalu berjalan dikoridor yang masih sepi. Entahlah dia yang kepagian atau murid lain yang malas.
Setelah sampai di kelas, ia menyumpal telinganya dengan earphon untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Duduk dipojok paling belakang sambil melipat kedua tangan dimeja lalu menaruh kepalanya.
Kelas mulai rame, karena memang bel sebentar lagi akan berbunyi. Hussain mencopot earphone, lalu berjalan kearah depan kelas untuk mencuci muka agar kantuknya sedikit mereda.
Saat dia berjalan sambil melihat tali sepatu yang siapa tahu terlepas, dia menabrak seseorang sampai orang itu tersungkur.
"Astagfirullah, ya Allah, heh kalo jalan hati-hati atuh." Ucap seseorang itu dengan kesal.
"Heh, yang ada elo yang harus hati-hati." Ucap Hussain, bukannya dia tak sadar bahwa dia yang salah disini, tapi karena tahu siapa yang dia tabrak jadi dia ingin sedikit menjahili.
Seseorang itu belum menyadari siapa tadi yang menabrak, saat dia mengangkat kepalanya.
"ELO?!" Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay, Mas Mantan!
Teen FictionMempunyai mantan yang sekelas sama kita itu rasanya nano-nano. Kadang kesel, jiji, dan gamon. Apalagi mantannya usil bangat, sering ganggu kegiatan kita. "Gapapa sekarang jadi mantan dulu, nanti kalo gua udah sukses gua jadiin bini."-Hussain Iskanda...