«2»

443 68 16
                                    

Hawks POV›

Orang berpikir, ketika kau populer kau akan mendapat segalanya.

Tapi nyatanya tidak.

Uang, bisa kudapat.

Tapi tidak seseorang yang memikat hatiku.

Seseorang yang bisa mengambil sosokku yang lain.

Mengabadikannya di sebuah lembar foto.

Dan di pajang di galeri foto.

Ketika aku suntuk, aku selalu ke galeri tersebut.

Meskipun yang memotretku tidak pernah kemari lagi.

Hanya sekali dan dia membuatku terpikat.

Bagiku dia sangat bebas, berbanding denganku.

Kebebasan yang tidak pernah kudapat.

Lalu aku melihatnya lagi.

Dan kami bekerja di satu agensi, meski beda bidang.

"Yo, [y/n]!"

"Ah, Hawks-san konnichiwa"

"Haha, masih saja kaku", aku mulai berani menyapanya seminggu lalu. "Dia suka baju yang kau pilihkan lho"

"Yokatta desu"

Aku mencoba sebisaku mendekatinya.

"Juga jepit dan karet rambutnya"

"Uhm...yokatta desu"

Aku tahu dia menyelipkannya di tas kado.

Ekspresinya datar tapi manis.

"Aku ingin tanya, kenapa kau memutuskan pajang fotoku di galeri?"

"Sorot mata itu seperti sisi lain hero, bagiku kau juga lambang kebebasan, sayapmu sangat indah bagiku"

Itu kesanmu terhadapku?

Itu kesanmu terhadapku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pfft, hahaha!"

"Aneh ya?"

Aku lambang kebebasan?

Padahal kebebasan itu sendiei adalah kau.

"Tidak, tidak, bagus kok, terima kasih"

"Ehm...saya permisi dulu, jam makan siang saya habis"

"Oh, ganbatte!"

Malu juga dibilang begitu sama orang yang disukai.

Aku bukan seperti yang dia kira.

Aku merasa dikendalikan untuk jadi mata-mata.

Demi mencapai suatu tujuan yang dinamakan perdamaian.

Dunia yang damai menurut orang-orang yang mendidikku.

Aku tidak mengerti hidup damai menurut mereka.

Same FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang