Chapter 02 ( Marah )

680 171 37
                                    

Kini seorang wanita cantik tengah berusaha untuk membuka matanya akibat pantulan sinar matahari yang terlihat jelas di balik jendela.

"Morning bunda.." Ujar seorang pria tampan sambil berjalan menghampiri Andin dengan senyuman bahagia di wajah nya.

Andin ikut tersenyum melihat wajah suami nya. Melihat senyuman itu benar-benar membuat dia lupa akan kejadian semalam.

"Pagi papah.." Jawab Andin kepada Aldebaran sambil tersenyum manis.

"Kayaknya kalau anak kita udah lahir kamu lebih pantas di panggil bunda.." Ujar Aldebaran sambil tersenyum manis kepada Andin.

"Bunda? Bagus juga.."

"Kamu mandi terus langsung turun ke bawah ya buat sarapan.." Ujar Aldebaran kepada Andin.

"Reyna mana mas?." Tanya Andin ketika baru sadar bahwa Reyna sudah tidak ada di kamar nya.

"Reyna udah bangun dari tadi terus dia udah kembali ke kamar nya buat siap-siap.." jawab Aldebaran kepada Andin.

Andin mengangguk kan kepalanya paham.

"Masalah Reyna gimana?." Ujar Andin kepada Aldebaran dengan muka yang serius.

Aldebaran mengusap rambut Andin dengan lembut. " Nanti kalau semua nya udah kumpul kita tanya sama Reyna yah.." Jawab Aldebaran kepada Andin.

"Yaudah aku mandi dulu.."

Andin lantas langsung beranjak dari tempat tidur untuk berjalan menuju toilet.

"Hati-hati kamu jalan nya, saya tunggu disini.." Ujar Aldebaran kepada Andin.

"Iya mas.."

Kemudian Andin langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ketika sudah masuk ke dalam, Andin kemudian menyalakan air untuk membasuh muka nya terlebih dahulu. Tapi..

Deg.

"AAAAAAAA.." Teriak Andin dengan begitu kencang ketika melihat air yang keluar tersebut malah berwarna merah seperti darah.

Brak.

"Ndin ada apa?." Tanya Aldebaran yang tiba-tiba masuk dengan mendobrak pintu kamar mandi tersebut.

Kini muka Andin Sangat pucat. Dan dia benar-benar merasa begitu lemas sekarang.

Bruk.

"Ya Allah Andin.."

Aldebaran lantas langsung menggendong Andin untuk membawa nya ke kasur.

"Ndin bangun ndin.." Ujar Aldebaran lantas langsung mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan nya ke hidung Andin.

Hening.
Andin masih memejamkan matanya.

"MAH, PAH.." Teriak Aldebaran memanggil orang tua nya dengan begitu keras.

"Mamah..!"

"Ndin.." Ujar Aldebaran sambil mengusap-usap tangan Andin dengan menggunakan minyak kayu putih.

Dan tak lama kemudian mamah Rosa dan pak hartawan pun tiba di kamar aldebaran dan Andin.

"Al ada apa? Ya Allah Andin kenapa?." Tanya Mamah rosa dengan muka Panik ketika melihat andin pingsan

"Kamu enggak macam-macam kan sama Andin?." Tanya pak hartawan dengan muka sinis nya kepada Aldebaran.

"Loh emang nya kalau aku macam-macam kenapa? Andin kan istri aku pah.." Jawab Aldebaran kepada pak hartawan.

"Iya memang si.."

"Al bilang sama mamah Andin kenapa?."

"Al enggak tau mah. Tiba-tiba aja tadi waktu Andin mau mandi eh Andin malah teriak ketakutan. Pas Al samperin ke dalam Andin langsung pingsan.." Jelas Aldebaran kepada mamah Rosa.

Mereka Yang Tak TerlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang