Kesatu ~ First Meet

4 1 0
                                    

Assalamualaikum..
Haiii readers..
Mencoba lagi membuat cerita yang alurnya hampir mirip sama kisahku sendiri..
Tapi sedikit dipoles yah biar agak menarik..
Yuk masukan dan kritikan ditunggu yah biar penulis pemula ini bisa menjadi lebih baik lagi,
Terima kasih
🐾🐾

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Salah satu sekolah paling terfavorit di sebuah desa kala itu sedang dipenuhi oleh calon warga baru. Mereka terlihat sangat antusias menunggu hasil dari tes penerimaan yang akan keluar hari itu. Terlihat beberapa anak ada yang sedang duduk diam sampai yang bergosip penuh semangat. Salah satunya sekumpulan calon warga sekolah baru yang tengah asik menceritakan kembali sinetron yang tengah naik daun kala itu.

"Iyaa ih, geregetan tau sama si Fitri. Sok sok caper tapi waktu dideketin jual mahal. Iyuuhhh sekaleee.."

"Sama loh, mamaku paling heboh juga dah klo lagi nonton. Mirip komentator bulu tangkis, tiada duanya."

"Aku aja denger ceritanya dari kalian rasa udah cukup paham. Kayaknya kalian cocok deh jadi pembawa berita atau acara gitu."

Lagi seru serunya dengan obrolan, datang seorang cowok berpakaian SMP dengan tinggi badan setara dengan cewek cewek usia 15 tahun. Menghampiri salah satu diantara cewek yang sedang bercerita tadi.

"Hai, udah siap nunggu pengumuman. Yakin gak nyabang daftar di sekolah lain ?"

"Hm, udah lah. Kayaknya gak, cukup disini aja. Deket dari rumah. Jalan kaki sampe."

"Iya ya, rumah kamu kurang lebih 1 km aja dari sini. Kalo aku nyabang sih, di sekolah dekat rumah aku. Kurang lebih sama lah."

"Yang sekolah kejuruan itu ya ? Rencana ambil jurusan apa ?"

"TI aja sih, jurusan lain kurang minat dan gak paham. Tapi mudahan aja keterima disini. Niat mau kuliah juga sih."

"Tapi kalo dikejuruan bisa kuliah juga kan, kan udah sesuai sama jurusan. Tinggal lanjutin aja."

Sampai sibuk dengan obrolan berdua, salah seorang teman si cewek berkomentar.

"Kamu kesini naik apa Han ?"

"Jalan aja sih tadi, lewat gang didepan gerbang jalan banyak jalan tembus kok. Rame rame juga pergi nya, jadi gak berasa. Kalian barengan juga kan pergi kesini nya?"

"He'em,, lumayan lah ngelewatin bukit. Sekalian olga pagi kalo memang keterima nanti."

Tak lama datang lagi beberapa teman satu sekolah yang lain dan akhirnya bergosip ria.

Zia Alfriska Wijaya, salah seorang gadis yang baru lulus sekolah menengah pertama tadi sedang menunggu pengumuman, hasil ujian penerimaan siswa baru di salah satu sekolah menengah atas terfavorit didaerahnya. Dengan akreditasi A, membuat sekolah menengah atas Negeri 71 ini menjadi satu satunya sekolah paling diincar dikotanya.

Bagaimana tidak, berbagai kegiatan eksrakulikuler nya sudah mampu memasuki kancah nasional. Salah satunya tim sepak bola dan pramuka. Sehingga banyak sekali yang rela mendaftarkan diri tapi tempat tinggal jauh dari lokasi. Dan itu menjadikan mereka harus memiliki kendaraan sendiri. Tapi bagi Zia dan kawan kawannya yang bertempat tinggal dikawasan perumahan bukit batara permai, cukup berjalan kaki saja sekitar 1 km. Banyak juga siswa dari luar kota yang rela melewati jalanan sepanjang puluhan kilometer demi bisa menjadi salah satu penghuni sekolah ini.

Seorang guru tengah membawa lembaran kertas menuju papan pengumuman besar yang sengaja diletakkan ditengah lapangan voli sekolah tersebut dan menempelkan lembaran kertas tersebut. Zia dan semua temannya langsung menyerbu tanpa komentar.
Sedang sibuk mencari nama masing masing dipapan pengumuman, terlihat Zia yang pertama kali keluar. Dan disusul yang lain.
Zia yang kembali lebih dulu ke depan salah sati ruang kelas tempat dia mengikuti tes ujian kemarin, melihat Yahan yang tadi menghampirinya keluar dari sekumpulan anak2 lain yang melihat pengumuman dengan wajah lesu.

Peace Love SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang