Kedua

2 0 0
                                    

Seminggu kemudian...

"Cha, nyari daun nangka ayok cepet.. Aku belum ada buat ini topi nya." rengek Zia, yg sudah keluar rumah lebih dulu.

Mereka berencana menyiapkan barang yg akan dibawa saat MOS lusa. Bagi perempuan rambut harus diikat sesuai jumlah tanggal lahir, memakai topi yg dianyam dari daun nangka, tas dari karung beras 10 kg, kalung dari rentetan buah pete. Dan tak lupa membawa sapu lidi serta kain lap.
Cukup terbayang sudah apa jadinya calon siswa baru saat berkumpul besok lusa di sekolah.

"Sabar ih Zia, masih nyelesaikan roncean kalung dulu ini."

"Aku aja blm ada nyiapin apa apa loh Cha, semalam hujan deras. Atap kamar aku bocor, jadi malam ini aku ngungsi dikamar adekku"

"Ya teruss,, kan daun nangka depan rumah kamu banyak. Tinggal petik, bahan lain tinggal beli, apa susahnya sih.?" Icha sambil terus meronce kalung nya

"Susahnya itu, aku gak ada temen mau beli ini itu buat persiapan MOS."

"Ya allah,, iya iya ntar lagi kelar ini, aku temenin. Rempong banget sih ibu negara."

2 jam kemudian, semua bahan yg akan digunakan MOS lusa sudah siap semua. Tinggal dironce dan dimodifikasi sesuai keahlian.,

Hasil membuat topi dari daun nangka

Tas karung sudah siap

"Siap !!, makasih ya cha, udah mau bantuin. " Zia sumringah memotret hasil tangannya membuat topi dan tas karung beras.
"Tinggal roncean kalungnya aja, ntr minta bantu sama Ibu."
Zia berbaring dilantai kamar saat melihat barang persiapan untuk MOS hampir selesai.

"Sama sama, eh aku langsung balik ya, besok mau cari pita buat kuncir rambut."

"ok, kamu sih enak cuma 2 doang. Lah aku sampe 20an. Apa jadinya rambut aku coba..."

"berasa kembali tk dehh.. Ya udah Zi, aku balik ya." Icha beranjak dari duduknya.

"Ok, thanks ya. Lusa berangkat bareng loh, telpon aja klo dah mau otw."

"Siiaap." Icha beranjak dari lantai dan keluar pintu kamar. Baru keluar pintu, ibu Zia memanggil.

"Cha, ini sekalian bawa sayur buat dirumah. Ibu masak banyak." suara ibu Zia terdengar sampai ketelinga Icha. Icha langsung segera turun tangga menghampiri ibu Zia.

"Oalah, jadi ngerepotin ibu nih, makasih banyak loh bu." ujar Icha menghampiri kedapur dan meraih rantang yang disodorkan ibu Zia.

"Iyaaa, biasa aja. Anggap aja disini rumah kamu juga. Itu gimana Zia, udah siap semua perlengkapan ospek lusa ?"

"Iya makasih, bu. Udah siap semua, tinggal ngeronce kalung aja dia. Dia dapat roncean kalung pete sama jengkol. Gak kebayang dah aroma nya besok si Zia. Hahaha"

"Udah biar aja, dari kemaren2 udah ditegur ehh malah nunggu kamu aja. Males keluar sendiri dia itu."

"Iya bu, mager katanya keluar sendiri. Emang si Hanin kemana bu ?"

"Hanin kan juga lagi persiapan masuk SMP. Jadi ya sibuk sendiri dia nyari perlengkapan PSB. Tu lagi keluar sama temannya nyari daun pisang katanya buat anyaman."

"Oalah.. Masuk SMP mana dia Bu ? katanya gak lolos di SMP kita ya ?" tanya Icha yang tanpa sadar malah duduk sambil menyomot tempe tepung dihadapannya.

"Iya, dia masuk SMP Swasta yang satu lokasi sama SMK nya itu. Ya mau dmn lagi, dekat nya cuma disitu."

"Iya sih bu, dmn aja yg penting rajin belajarnya. Eh iya, jadi keterusan nyomot tempe tepung nya deh. Hehe. Pulang dulu ya bu, Assalamualaikum"

"Iya, waalaikumsalam."

Peace Love SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang