Bagian 3

14.4K 943 6
                                    

Hallo kembali lagi dengan saya heheh
Langsung aja yaa...
-
-
-

Happy reading😍

Zahra.." panggil pelan ustadzah Lily.

"Eh..iya ustdazah kenapa?" tanya Zahra menampilkan sederet giginya rapi nya.

"Kamu kenapa ustadzah perhatikan dari tadi kamu melamun terus apa kamu tidak suka dengan tempat ini?" Ustadzah Lily bertanya balik.

"Eh nggak kok nggak gitu ustadzah, Zahra suka tempat ini tapi Zahra takut nggak tinggal lama disini karena Zahra cuma tahu ilmu sosial bacaan sholat pun Zahra sudah lupa terus Zahra juga malu sama anak anak yang usianya baru 5 tahun tapi mereka bisa sholat dengan benar dan hafal 30juz Al-Qur'an sedangkan Zahra.." Zahra tidak segan segan mengungkapkan isi hatinya kepada orang yang baru dia kenal entah kenapa Zahra merasa nyaman saat bersama ustadzah Lily.

Ustadzah Lily yang mendengarnya menarik nafas dalam dalam.
"Zahra kamu nggak boleh bicara seperti itu, kamu harus semangat lagian disini kamu juga nggak sendiri ada Ustadzah, ada ustadz Syauqi, ummi, Abah, teman teman dan guru guru disini kami sebagai guru untuk santri dan santriwati sudah tugas kami membimbing kalian untuk berada di jalan yang benar.."

"Iya juga ya Zahra disini nggak sendirian" Zahra mengangguk paham.

"Iya Zahra ketika kamu masuk pondok pesantren semua orang disini adalah keluarga" sambung ustadzah Lily sambil mengusap kepala Zahra yang sudah terbaluti hijab instan warna hitam.

"Oh iya ustadzah Zahra mau tanya boleh?"
"Bertanya apa in shaa Allah kalo ustadzah bisa menjawabnya ustadzah akan jawab" sahut ustadzah Lily.

"E..eh anu aduh apa ya lupa Zahra a..an..an apasih yang tadi Zahra dengar ustadzah" Zahra terbata bata karena dia lupa kata anti itu.

"Anti?" tanya Ustadzah Lily.

"Nah itu iya ustadzah, anti itu apa artinya?" tanya Zahra polos.

Ustadzah Lily tersenyum tipis mendengarnya .

"Anti itu artinya kamu untuk perempuan kali untuk laki laki antum gitu Zahra" jelas Ustadzah Lily.

"Oh iya iya.." Zahra mengangguk paham.

"Jadi cowok yang di Taxi itu nggak salah dong, aduh Zahra malu maluij banget sih" gumam Zahra.

Waktu pun berjalan hingga waktu menunjukkan pukul 04.00 dimana para santri dan santriwati harus bersiap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh berjama'ah.

"Zahra banguun" ucap Mimi menggoyangkan tubuh Zahra supaya Zahra cepat bangun dari tidurnya.

"Apa sih Mi masih malam ini" jawab Zahra dengan suara khas bangun tidur.

"Malam kamu bilang ini shubuh Zahra woy bangun!" teriak Mimi di kuping Zahra membuat Mimi berhasil membangunkan Zahra.

"Akhirnya bangun juga"

"Mimi kamu nggak usah teriak di kuping Zahra juga bisa nggak sakit nih kuping zahra" gerutu Zahra mengusap-usap telinganya.

"Udah cepetan mandi gih Zahra" titah Anisa

"Emang kalian sudah mandi?" tanya Zahra.

"Sudah dong kami sudah bangun dari tadi kamu mencoba bangunkan kamu tapi kamu nya nggak bangun bangun ya udah kita duluan aja" omel Mimi yang hanya dia balas cengir kuda dari Zahra.

"Hehehe"

Mereka bertiga sudah berkenalan sejak kemarin sore. Meskipun Anisa dan Mimi tau Zahra kurang dalam ilmu agama tapi mereka ingin mengajak Zahra supaya bersama-sama menggapai Syurga-Nya.

Berjodoh Dengan Ustadz Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang