bab 2

43 19 13
                                    

Di kamarnya Ami nampak gelisah ia sedang bergulung dengan selimutnya di atas kasur, pasalnya tadi pagi di sekolah ia bertemu dengan seseorang yang sudah lima tahun ini ia hindari.

Saat bertemu dengannya Ami pura-pura tidak mengenalnya dan sengaja bersikap dingin, agar gadis itu tidak berharap lagi padanya.

Mulanya ia kaget saat kali pertama melihat Devana di samping sekolah, 'apa yang dilakukannya disini?' ia tidak menyangka akan dipertemukan dengannya lagi,  apalagi saat gadis itu melompat dari atas tembok yang begitu tinggi. 'Astaga, berani sekali dia'

Ingin rasanya ia memeluk dan bertanya, apakah kamu baik-baik saja? namun ia tidak bisa mengatakan itu. 

Dari dulu Devana tidak berubah, tetap saja menjadi gadis pemberani dan kuat, walaupun penampilannya kini agak sedikit feminin, namun tidak menghilangkan sifat tomboy nya itu.

Lima tahun lalu Devana pernah menyatakan cintanya pada Ami, sewaktu mereka masih di bangku kelas 5 sekolah dasar, namun Ami menolaknya, sebenarnya Ami senang mendengar pernyataan cinta dari Devana, tapi karena janji kepada sahabatnya ia memilih untuk menolak dan menjauhinya.

Flashback

Dulu Ami dan sahabatnya yang bernama Ardi, menyukai satu orang gadis yang bernama Devana, namun Ami lebih memilih memendamnya sendiri, tapi tidak dengan Ardi dia secara blak-blakan bilang kepada Ami bahwa dia sedang menyukai gadis yang bernama Devana.

Mendengar pengakuan sahabatnya Ami memilih menjaga jarak dengan gadis itu, karena ia tidak mau kalo sahabatnya nanti kecewa.

Suatu hari sahabatnya Ardi ingin menyatakan cintanya kepada gadis itu, namun gadis itu menolaknya dengan alasan sudah menyukai orang lain.

Setelah di tolak Ardi selalu mengeluh kepada sahabatnya Ami tentang kesedihannya, sebenarnya Ami senang karena Devana tidak menerima cinta sahabatnya, namun ia juga tidak tega melihat sahabatnya bersedih.

"Udah lah bro masih banyak gadis lain yang lebih cantik dari dia," ujar Ami menasehati.

"Emang banyak tapi gak ada yang seperti dia," ucap Ardi dengan wajah murung.

"Maksud lo gak ada yang tomboy dan berotot kaya dia?" Ujar Ami yang membuat mereka terkekeh bersama.

"Ami," panggil Ardi.

"Hm?"

"Jika suatu saat Devana suka sama lo dan menyatakan cintanya, berjanjilah lo gak bakal nerima dia," ujar Ardi, yang membuat Ami syok seketika.

"Gue gak mau melihat sahabat gue menikah dengan orang yang telah menyakiti hati gue," lanjut Ardi, namun Ami hanya diam seribu bahasa.

"Berjanjilah," lanjut Ardi lagi, sambil menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Ami, membuat Ami tersadar dari lamunannya.

"Gue janji," ucap Ami terpaksa, dia gak mau melihat sahabat nya tambah bersedih.

Setelah kelulusan sekolah dasar mereka memilih melanjutkan ke sekolah yang berbeda, Ami tetap memilih SMP favorit yang berada di daerah Jakarta, sedangkan Ardi lebih memilih bersekolah di daerah banda Aceh tempat kelahirannya.

Namun tanpa diduga sebuah kecelakaan menimpa kapal yang di tumpangi oleh Ardi dan keluarganya, saat mereka dalam perjalanan menuju ke banda Aceh, karena badai yang cukup besar membalikkan kapal itu seketika dan akhirnya tenggelam.

Mendengar berita tentang kecelakaan yang di alami oleh sahabatnya, Ami menjadi syok dan terpukul, karena bagaimanapun Ardi adalah sahabat terbaiknya.

Flashback off

"Ya Allah, bagaimana ini? Kenapa harus bertemu Devana lagi,"

"Jika terus-terusan ketemu aku takut tidak bisa menahan perasaanku padanya,"

DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang