bab 3

33 15 11
                                    

Di dalam kelas Ami terlihat pucat dan lemas, pasalnya semalam dia hampir tidak bisa tidur, dia tertidur hanya satu jam dan terbangun lagi ketika adzan subuh.

"Muka lo kenapa?" Tanya Adi teman sebangkunya.

"Gak papa cuma kurang tidur aja," ujar Ami sambil menghela napas panjang.

"Tumben? Biasanya lo tukang tidur, setiap lo nyender pasti ngorok," ucap Adi sambil terkekeh.

"Sial, lo kata gue putri tidur!" Ujar Ami kesal.

Di kelas lain Devana sedang membalas chat dari seseorang, kebetulan kelas sedang tidak ada guru jadi semua siswa di kelasnya sedang santai dengan bermalas-malasan.

Devana membalas chat dari Arkha, dia adalah seorang pemuda yang di temuinya waktu pertama kali Devana masuk sekolah, itupun secara kebetulan dan sempat terjadi konflik di antara mereka, namun semuanya dapat diatasi.

Arkha
Devana, hari ini aku free kalo ada waktu, aku mau nagih traktiran yang waktu itu, hehe.

Devana
Traktiran apaan? Oh iya gue lupa, oke deh pulang sekolah gue tunggu di kafe Rose dekat sekolah.

Arkha
Oke aku tunggu.
(Read)

Setelah itu Devana langsung memencet sebuah tombol yang artinya dia akan menelepon seseorang.

"Pulang sekolah jangan jemput, gue ada urusan nanti gue kabarin lagi kalo mau di jemput," ucap Devana sedang menelpon seseorang.

"Oke bos," suara seseorang di seberang telpon sana.

Akhirnya bel istirahat berbunyi karena sejak dari tadi Devana menunggu suara bel itu, entah kenapa dia masih penasaran dengan jawaban Ami waktu itu.

Devana mencari keberadaan Ami, mulai dari kantin hingga ke toilet pria, namun tidak ada Ami di tempat itu.

Lalu ia berinisiatif untuk mencari di kelasnya, ternyata benar dugaannya Ami masih berada disana, ia sedang berkumpul dengan teman-temannya, tanpa menunggu lagi Devana masuk ke Kelas itu dan langsung menghampiri mereka.

"Gue pen ngomong sama lo," ujar Devana, namun yang di ajak ngomong malah celingukan kekanan dan kekiri.

"Yang dia maksud lo bro," ucap Adi teman Ami.

"Siapa? Gue?" Ucap Ami sambil menunjukkan jarinya ke wajahnya sendiri.

"Bukan gue lagi nyari setan, Ya lo lah, aneh!" Ujar Devana.

"Oh baru tau gue ada setan nyari setan," Ucap Ami tersenyum sinis, dan dan teman-temannya ikut tertawa, membuat Devana memutar kedua bola matanya.

"Syukur deh kalo lo ngaku setan!" Ujar Devana tak mau kalah, namun Ami enggan menanggapinya.

"Ada apaan?" ucap Ami sambil menaruh kedua tangannya di belakang tengkuknya.

"Ya kali gue ngomong disini?" ucap Devana sambil melirik ke beberapa teman-teman Ami yang masih tetap tak bergeming dari tempat itu.

"Kalo gak mau ngomong disini lo balik aja sana," makin lama Ami semakin membuat Devana kesal dan ia tidak punya pilihan lain selain ngomong di depan teman-temannya Ami.

"Nama lo Ahmad Hazami Al Haris kan? Dan lo dulu pernah sekolah di SD Bakti Mulia, jangan pura-pura gak ngaku, karena gue udah cari tau siapa lo," Ujar Devana, sedangkan Ami malah tertawa membuat Devana bingung.

"Ngapain lo nyari tau tentang gue? Apa jangan-jangan lo masih suka sama gue, hah?" Dan semua yang ada di kelas itu sontak mencibir karenanya.

" ...., "

DevanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang