1: Suka One Ok Rock?

74 1 1
                                    

Catatan: Lokasi peristiwa serta situasi yang tergambar dalam cerita ini, diambil sebelum pandemi COVID-19 datang. Theme song, Clock Strikes dari One Ok Rock.

~

Dua jam sudah, jari-jari tanganku men-scroll layar handphone 6 inci ini. "Apa yang aku lakukan, ini jelas membuang waktu tapi tetap dilakukan," gumamku. 

Waktu dua jam tadi, hari ini bahkan sebelum-sebelumnya telah aku habiskan selama satu tahun lebih sedikit tepatnya. Nihil, tidak ada lelaki yang sungguhan "nyantol" di hati, eleh ralat. Bukan hati melainkan yang kerap disebut anak-anak muda saat ini yaitu mencoba menemukan se-frekuensi. 

Ada beberapa pria yang sudah mengajak aku meet up alias kopi darat. Mereka sebagian besar baru bertemu aku sekali langsung mengajak cuddle dan netflix-an di hotel. Ada yang seketika men-cap aku munafik kalau aku menarik ulur atau menolak diajak menginap, kemudian tentu ada lagi yang menyebutku sok menjaga image, hingga ada yang kabur mengaku ke toilet namun tidak kembali ke restoran lokasi janji bertemu semula. Ya, aku tidak menarik secara fisik barangkali.

Serangkaian peristiwa tidak mengenakkan tersebut bagian dari risiko aku meng-install dan menggunakan dating apps. Dalam kesadaran masih kok, aku mencari-cari cowok super manis di aplikasi seperti itu. 

"Gak pulang kamu, Ra?." Untung saja teman satu divisiku ini tidak mengetahui atau melihat aplikasi yang aku buka tadi, karena jaraknya agak jauh dari mejaku. 

"Sebentar lagi," jawabku malas. Hari ini Jum'at dan biasanya aku antusias pergi ke salah satu kedai makanan di dalam mall terdekat dari tempat kerjaku, sekadar jajan cilok dan risol mayonaise. 

"Barenglah, aku bentar lagi pulang," suara dia lagi, si Bimo. Sebenarnya kami teman lama, sebelum kami sama-sama telah memiliki pasangan resmi. 

"Aku gak naik kereta hari ini, nih udah order," tolakku, sembari mengangkat handphone menunjukkan aplikasi layanan transportasi ojek online. 

"Okelah," sahut Bimo yang mukanya itu berubah kecut, memang menurutku dia sudah kecur. Malesin. 

"Duluan ya," kataku tetap berusaha ramah. 

Tidak ada setengah jam, kakiku sudah ada di depan kedai cilok langgananku. Ah, lupa aku harus ke lantai dua mall dulu menuju gerai minuman bubble tea favorit. 

Getar dari dalam ranselku. Lengkap sudah, aku segera memesan makanan. Habiskan, nambah, habiskan lagi. Berat badan naik belum aku pikirkan kalau sudah seperti ini.

Selesai makan, iseng aku membuka handphone kembali dan mengecek terdapat notifikasi dari aplikasi kencan bertajuk 'Boom'. Dari namanya, aku kira ikut meledakkan diriku namun tidak ada letupan sejauh ini.

Seolah aku ingin meledak namun bukan karena bom bunuh diri, astaga jadi ke mana-mana. Maksudku meledak karena berjumpa lelaki dambaan. 

"Suka One Ok Rock?"

Entah jariku cepat menjawab seperti ini. "Iyaaaaaaaa, kamu juga suka OOR?"

"Wuih, mantaaap. Gila-gila, gak  nyangka sih. Aku suka kok, jaman aku SMA sampai kuliah ngikutin dan ada beberapa lagu favorit. Kamu suka judul lagu mereka yang apa ajaaa? Eh, aku pengen tahu banget selera musik kamu pasti keren," kata dia panjang lebar. 

Tunggu-tunggu. Aku membuka profil lelaki ini, lebih pas aku menyebutnya pemuda. Aldi Darmawan, 23 tahun. Oh...

Foto profilnya, aku gambarkan ya. Sudut atau angle foto, posisi kamera pasti dimiringkan dengan latar pemandangan di Universal Studios Singapore. Aku agak ragu, dengan tinggi badannya, kakinya terlihat panjang mungkin sekitar 172 cm.

"Ra, kamu masih di sana?" tanyanya.

"Iyaaa masih, Aldi," sahutku. Huft, dia enggak tahu aku stalking tadi. Aku memang memakai fitur 'mode sembunyi' untuk mengecek bio profil seseorang di aplikasi kencan. 

~~Insert~~

Chat box:

Aldi Darmawan: Maaf belum kenalan, langsung nanya banyak. Salam kenal Yara, aku Aldi tinggal di Tangsel

Ra: Oh, Tangsel. Di mananya, apa dekat dari stasiun Rawa Buntu?

Aldi Darmawan: Eh kamu tahu daerah Tangsel. Aku lebih dekat ke Pasar Ciputat, Raa

Aldi Darmawan: Kamu di Depok? Tadi lihat lokasi kamu di bio. Namamu Ra, aja?

Ra: Betul, aku di Depok. Coba tebak nama panjangku, kalau benar aku kasih mangkuk cantik wkwk

Aldi Darmawan: Uhm, Yara?

Ra: Ah kok langsung bisa benar gitu nebaknya hahaha. Mangkuk cantik silakan diambil

Aldi Darmawan: Share loc, otw wkwkwk

Ra: Wakkaakaka, gimana gimana tadi. Aku suka dengerin OOR, Oasis, Paramode, lebih ke lagu rock yeaaah

Aldi Darmawan: Wah mantap samaan kita, aku juga suka musik rock. Btw gak tau kenapa, tiba-tiba aku ngerasa seneng banget bisa chat kamu

Ra: Heleh, biasa itu. Aku-nya aja kali yang bawel, sorry hahaha

Aldi Darmawan: Ayo kenalan lebih dalam, boleh Ra?

Ra: Eh kamu sudah lulus kuliah kah?

Aldi Darmawan: Udah kok, baru tiga bulan lalu. Aku ambil pendidikan, belum kerja secara resmi gitu, Ra. Sekarang ini lagi kerjasama usaha jualan ponsel dan sepatu secara online

Ra: Oh gak apa-apa. Aku amati dan fakta sih, banyak anak-anak muda yang sekarang ini lebih suka buka usaha sendiri alias bisnis. Semangat ya Aldiii

Aldi Darmawan: Makasih Raaa, aku belum jadi apa-apa nih

Aldi Darmawan: Kamu serius 34 tahun?

Ra: Iya beneran. Maaf Aldi, aku off dulu. Aku masih di tempat makan dan harus naik kereta pulang ke Depok nih.

Aldi Darmawan: Yaaah, hati-hati raaa. Besok chat aku lagi

Ra: Ok

Ra: Wait, Al kamu ada id Line?

Aldi Darmawan: Nomor Whatsapp aku mau gak?

Ra: Maaf, Al. Aku gak bisa ngasih nomor handphone karena kita baru kenal banget

Aldi Darmawan: Dulu ada Line, oke sementara lanjut di sini aja ya

~~Closed Chat~~

Aku menutup aplikasi Boom dan segera membayar makananku. Agak tergesa-gesa aku menuju stasiun kereta.

Ada notifikasi masuk lagi. 

"Yara, besok harus chat aku lagi!" 

Hampir tersenyum, namun aku tahu tak boleh terlalu larut dalam perkenalan seperti ini. Lagipula dia masih 23 tahun. 

Biasanya pula banyak pria di aplikasi kencan yang hari ini chat, besok hilang ditelan bumi. 

-Bersambung-


*Halo, semoga bahagiamu merekah. 
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halo, takdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang