"End"✔
"Book II BASKET"
-SUKA CERITANYA WAJIB FOLLOW PENULISNYA (◍•ᴗ•◍)❤
Melanjutkan kembali cerita kisah cinta mark dan haechan.
🏀🏀🏀
"Kak, aku ganteng gak?." Haechan.
"Gak! Kamu jelek." Mark.
"Kak kita putus!!." haechan.
"Canda sayang kamu canti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gumpalan selimut diatas kasur menggulung dengan sempurna hari ini Haechan tampak enggan bangun dari tidur nyenyaknya, soalnya malam tadi Haechan pulang jam 03:12 pagi dari acara "Ngedate" nya bersama sang pacar.
“Sayang bunda datang!!!.” bahkan teriakan sang ibunda tercinta dari ruang depan Haechan gak mendengarnya.
Johnny menyenggol lengan istri cantiknya itu. “Kenapa sih yah.” protes ten tak terima karena lengannya disenggol Johnny.
“Jangan teriak-teriak ini apartemen bukan hutan kalo bunda lupa.” ten hanya memutar bola matanya malas menanggapi ucapan suaminya itu.
“Ini anak kesayangan bunda mana? Kok gak keliatan batang idungnya.”
Johnny mengangguk sambil melihat jam tangannya. “La bun udah jam 10 jelas anaknya sekol-
“Ayah lupa? Selasa kemaren perpisahan kelas 3 otomatis ini libur akhir semester mangkanya bunda ngajak nginep disini.”
“Masa iya bun? Terus anaknya kemana?.”
“Coba cek kamar.” akhirnya ten dan Johnny bergerak kearah kamar putra tercinta yang letaknya gak jauh dari ruang tengah.
Ngrok..
Ngrokk..
Ngrook..
“eh anak kita ngorok yah?.” dengar ten dari depan pintu kamar Haechan.
“Enggak tuh, Haechan gak pernah ngorok kalo tidur bun, masa bunda lupa Haechan kan pisah tidur sendiri kelas 3 Smp.” ten mengangguk mengiyakan tapi sedetik itu ia tertawa pelan mengingat masa dimana dulu Haechan gak pernah mau punya adik sampai gak mau pisah ranjang sama kedua orang tuanya.
Tapi semenjak lulus smp dan keinginannya ingin menempuh pendidikan SMAnya harus dikota jakarta jadi mau gak mau Haechan harus rela kalo dapet kabar bundanya hamil lagi.
Johnny membuka pelan pintu kamar sang anak kepalanya menyembul diikuti istrinya dibawah.
“Ooh yang ngorok bukan Haechan yah.” ucap ten.
Johnny hanya mengangguk. “Eh terus kalo bukan Haechan siapa bun, wah macam-macam.” Johnny yang sadar dari ketidak fokusnya langsung membuka lebar pintu kamar putranya.
Ten yang belum sadar situasi hanya menatap suaminya bingung. “Kenapa yah?.
“Ck bunda liat anak bunda tidur sama siapa?.” Ten melihat kasur Haechan yang terdapat satu orang gumpalan dengan selimut yang satunya tengkurap dengan tangan yang menggantung kebawah.
Mata ten melotot. “ASTOFIRULLAH SIAPA YANG NGAJARIN BUJANG BUNDA!!!." teriak ten refleks bahkan Johnny menutup telinganya.
Tapi Haechan gak terganggu sama sekali kecuali mark yang malah mengubah posisinya jadi memeluk Haechan yang tengah tenang tertidur dengan selimutnya.
Jangan salahkan mark tadi malam mark juga sebenarnya mau pulang tapi Haechan malah menawarkannya untuk menginap karena itu termasuk kesempatan jadi gak mau nyia-nyiain tapi kesempatan yang mark maksud tak sesuai dengan yang ada diisi kepalanya, mark kira akan ada adegan 'Ehem' tapi ternyata tidak Haechan cuma mengajaknya cuci kaki, muka, tangan lalu tidur tanpa ganti baju tidur udah gitu doang, mark sempat kesal tapi ya gimana bukan waktunya jadi terima aja.
Ten berjalan cepat kearah ranjang. “Aduh-aw!! Ma!! Jangan dijewer, iya mark bangun.” Tapi bukannya beneran bangun mark malah semakin erat memeluk Haechan bahkan sampai haechan bergumam tak jelas karena terlalu tertekan.
“Ma Ma ini bunda bukan mama!!!” teriak ten didekat mark.
“bunda?.” gumam mark bingung?.
“Bunda?.” gumamnya lagi, nyawanya belum ngumpul soalnya bahkan mata mark masih mejam.
“BUNDA!!!.” Kali ini mark berhasil menguncang seisi ruangan gimana enggak mark yang nyawanya bahkan masih melayang entah kemana dipaksa kembali dengan tiba-tiba, pusing gak tuh? Yang punya darah rendah pasti tau rasanya tidur terus terbangun tiba-tiba mana posisinya langsung duduk lagi.
Haechan menyembulkan kepalanya tapi gak langsung liat belakang matanya yang bulat lucu mengercap pelan. “Bunda?.” gumamnya juga tapi pelan.
Johnny berjalan kearah haechan membuka paksa selimutnya setelahnya ia mendesah lega karena anaknya masih memakai baju yang lengkap. “Ayah.” sapa haechan tanpa dosa bahkan menyengir juga.
“Apa ayah-ayah, turun.” haechan bangkit dari tidurnya dengan wajah yang merutuki niatnya malam tadi menyuruh mark menginap kalo tau orang tuanya mau keapartemen Haechan bakal ngizinin mark pulang.
Pergelangan Haechan ditarik pelan sama Johnny agar berdiri disampingnya sedangkan mark tengah berdiri kaku disamping ten bahkan mark mendapat delikan maut dari ten.
“Siapa yang ngajarin tidur berdua?.” tanya ten.
“Em a-anu.”
“Jawab gak usah anu-anu, anu kamu mau bunda potong?.” refleks mark memegang teman kecilnya dibalik celana levisnya dan mengeleng kencang, gak mau dipotong sia-sia dengan bunda itukan kebanggan dan pusaka yang mark punya buat nemenin anunya Haechan eh?
Oke lupakan.
“Bunda ayah Haechan sama kak mark gak ngapa-ngapain sumpah suwer cuma tidur.” Jawab Haechan. Mark cuma mengangguk.
“Terus kalo gak ngapa-ngapain kenapa bisa tidur berdua?, bunda tau kamu kekasih Haechan mark tapi jangan pernah kelewatan bukannya ayah udah ngebilangin?.”
“I-iya bunda, maafin mark.” jawab mark gugup.
“bunda, bunda sama ayah taukan kalo kamar di apartemen ini cuma satu? Gak mungkin dong Haechan biarin pacar Haechan tidur disofa apa lagi pulang malem-malem.”
“Emang abis dari mana kamu malam tadi.” ini Johnny yang tanya.
Johnny mentonyor kening anak nya itu dengan jari telunjuknya. “Lain kali ngedate pulang jam10 biar mark gak nginep.” Haechan mengaruk tekunya yang tak gatal dan mengangguk diikuti mark.
“Kalian beneran gak ngapa-ngapain kan? Kamu gak macem-macem sama anak gadis bunda kan mark?.” mark dengan buru-buru menggeleng.
“Bunda siapa yang-
“Diem/Diem.” Haechan otomatis diam karena teriakan serempak dari kedua orang tuanya.
“E-enggak bun suwer, mark cuma tidur, paling peluk doang.” cengir mark diakhir kalimat.
Kali ini mark mendapat cubitan cantik dari jari ten di pinggangnya. “Udah sana mandi.”
“Iya bun/iya bun.” jawab mereka bareng dan hampir berjalan kekamar mandi berdua kalo gak ditegur Johnny.
“Mandinya sendiri-sendiri.” Haechan dan mark cuma menyengir saja.
Tapi siapa disangka jantung mereka yang awalnya berdetak sangat kencang akibat ketahuan tidur berdua sekarang merasa lega karena Amarah kedua orang tua haechan tidak begitu parah ya walaupun telinga dan pinggang mark merah akibat jari lentik ten tapi gak papa itu buat pelajaran bagi mark kalo mau macem-macem sama Haechan kudu lewati dua maungnya dulu.
Bersambung....
Catatan penulis ;
Lama update ya?. Maaf, buntu ide tapi bakal diusahain kali ini. Ayo vote dan komen.