"End"✔
"Book II BASKET"
-SUKA CERITANYA WAJIB FOLLOW PENULISNYA (◍•ᴗ•◍)❤
Melanjutkan kembali cerita kisah cinta mark dan haechan.
🏀🏀🏀
"Kak, aku ganteng gak?." Haechan.
"Gak! Kamu jelek." Mark.
"Kak kita putus!!." haechan.
"Canda sayang kamu canti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit mulai senja. cuaca hari ini juga sangat cerah gak ada mendung sama sekali kecuali muka haechan sih yang sebulan ini mendung mulu gak ada senyum-senyumnya.
Haechan tu kangen dengan mark, pengen main basket bareng, pengen peluk, pengen cium, pengen segalanya dari mark tapi haechan gak bisa karena hubungannya yang gak jelas saat ini.
Ditambah lagi pikirannya acakadul mengingat ucapan bastian diruang basket tadi siang. Yap yang Haechan liat diruang basket itu bastian teman sekelasnya sekaligus orang yang hampir buat hubungannya rusak.
“Gua tau ini mungkin gak bakal lo percaya, tapi menurut gua, lo sebaiknya putusin mark, mark udah gak baik buat lo, dia udah jahat sama lo, logika dong chan mana tega seorang pacar mukul pacarnya sendiri? Gua heran dia tu sebenarnya cinta atau terobsesi doang sama lo?.”
“Temen-temen lo juga, udah tau mark orangnya kasar sama lo tapi masih aja didukung, gua kalo jadi lo udah gua putusin, cari yang lebih baik, dia masih pacar lo chan bukan suami lo jadi gak berhak dong kasarin lo.”
Ucapan bastian ada benarnya, mark memang kasar orangnya apalagi saat mark merasakan cemburu yang berlebihan tapi sifat asli mark bukan itu yang haechan liat, dia lembut, baik, perhatian, pengertian, dan penyayang gak ada kasar-kasarnya.
Haechan kalo jadi mark juga bakal marah besar ke pasangannya karena telah mencoba perselingkuhan, bahkan Haechan bisa marah lebih besar dari mark kalo orang yang benar-benar kita sayang bermain belakang. Jadi menurut Haechan itu wajar mark marah dengannya karena ia salah.
“agrh ck.” Haechan mengacak rambutnya sendiri frustasi dengan ucapan bastian.
dia hanya sendiri sekarang, berjalan dipinggir trotoar dengan disinari langit berwarna orange, dia baru pulang sekolah ah gak SMA yadika udah pulang dari siang tadi cuman dasar haechan ingin berhenti di taman tempat ia menerima mark, karena Haechan bener-bener kangen.
Srek.
Srek.
Suara sepatu haechan satu-satunya suara yang ada disekitarnya, dia gak tau arah tujuannya kemana , pulang ngak, main juga gak, haechan cuma mengikuti arah kakinya berjalan saja.
Brum.
Brum.
Tin.
Tin.
Tin.
“Chan!!!.” pekik renjun yang tiba-tiba lewat dengan jeno naik motornya jeno tentu saja.
Haechan menoleh dan berhenti karena jeno memberhentikan motornya. “Kalian sore-sore abis dari mana?.” tanya Haechan.
“Dasar, seharusnya gua yang nanya. Lo abis dari mana, masih pake seragam sekolah lagi.” ujar renjun.
“Gak ada sih jalan-jalan doang.” jawab nya.
“Udah gak usah galau mulu, lo jadikan malam ini kerumah, mumpung kak mark gak kemana-mana.” sahut jeno.
Haechan tampak diam memikirkan rencananya untuk main kerumah jeno, lebih tepatnya sih bukan main ingin ngobrol berdua dengan mark mengenai Hubungan mereka.
“Apa sebaiknya gua putusin mark ya?.” ucap Haechan sambil bengong.
Pletak
“Aw! Njun!.” pekik Haechan karena kepalanya main di geplak renjun.
“Berusaha dulu baru ambil keputusan, kak mark ngajak lo break biar lo mikir kesalahan lo dimana dan minta maaf secara bener-bener, tapi kalo lo ngajak putus pikiran kak mark entar macem-macem, yang lo beneran selingkuh lah, lo udah gak sayang lah, lo ini lah itulah, dan kak mark makin gak mau ketemu lo, karena udah benci sama lo, mau?.” ujar renjun panjang kali lebar tapi cuma dibalas gelengan dari Haechan.
“Nah mangkanya itu lo usaha dulu, kan ada pepatah usaha gak akan pernah mengkhianati hasil, siapa tau usaha lo gak sia-sia dan kak mark balik jadi pacar lo lagi.” sambung jeno.
Renjun mengangguk. “Ho'o bener apa kata jeno, udah ayo naik kita cuz kerumah kak mark.” ucap renjun enteng.
“Gua mau naik dimana ogeb?.” kata haechan.
Jeno melihat kearah renjun. “Gini aja, beb lo turun, terus Haechan naik.” bodohnya malah renjun turuti perkataan jeno alhasil dia turun dari motor dan Haechan sama bodohnya juga dengan renjun dia asal naik aja dimotor jeno.
Beberapa detik kemudian.
“La jen, lo mau ninggalin gua gitu disini? Atau lo mau nyuruh gua berjalan?.” tanya renjun setelah ia sadar akan kebodohannya itu.
Jeno menggaruk tekuknya tak gatal sambil menyengir kearah renjun. “Ya udah gini aja, Haechan lo turun, renjun naik.” usul jeno lagi, dan lagi-lagi keduanya menurut.
Tak selang beberapa lama renjun menepuk jidatnya karena kebegoan ketiganya. “Dasar bego, lo kalo ngasih usul yang bener dong jen, lo mau ninggalin Haechan disini?.” jeno menggeleng.
“Ck, ya udah-udah gini aja.” ujar Haechan frustasi.
Jika ini sebuah film mungkin kalian tertawa terbahak-bahak melihat betapa mengenasnya wajah renjun yang lempeng, kesel, datar, jadi satu pasalnya ide Haechan diluar ekspetasi renjun, renjun kira ia akan naik dibagian tengah atau apa ternyata dia dipindah bagian depan, iya tau renjun kecil tapi gak usah diperjelas juga kali, ah bikin renjun kesel.
sedangkan Haechan sudah duduk anteng menikmati semilir angin dibagian belakang. “Nah gini kan enak, kebagian semuakan?.” tanya Haechan tiba-tiba.
“Enak apanya, tit*t gua kejepit!!!.” pekik jeno tertahan karena kemaluannya terduduki renjun tanpa sengaja.
“Jen gua gak bisa maju, awas aja lo tegang, gua potong jadi dua anu lo.” ancam renjun dengan muka datar nya.
“Udah-udah kalian gak usah ribut, nikmatin aja.” ujar haechan santai, pasalnya hanya dia sendiri yang tempatnya gak terlalu sempit sedangkan kedua sahabatnya menderita dibagian depan, dasar ya.
“NIKMATIN APANYA INI SEMPIT HAECHAN!!!.” pekik keduanya barengan.
oknum yang dapat pekikan cuma bisa menyengir saja dibelakang jeno.