Karena bagiku, parfum terbaik ialah jejak aroma tubuhmu yang tertinggal dibahu, selepas kita saling bersahut peluk.
-Gigi, 2021
Kukira engkau orang yang pantas, ternyata menjadi sumber air mata terderas.
-Gigi, 2021
Hujan begitu deras di taman, namun mengapa malah rinduku yang tumbuh subur?
-Gigi, 2021
Tunggu dulu jangan salah paham. Aku menenggak caffein bukan untuk sekedar terjaga, namun untuk merayakan kebodohanku atas kehilanganmu.
-Gigi, 2022
Ku kira hati ini sudah healing, ternyata hanya cuma sebatas berpaling.
Tertanda: Dari perasaan yang (kau kira) sudah usai.-Gigi, 2022
Janji itu seperti pemanis buatan, yang punya efek samping setelahnya.
-Gigi, 2022
Perihal mencintaimu, itu adalah salah satu luka yang kubuat dengan sengaja.
-Gigi, 2022
Nona, bolehkah aku mencintai kesunyianmu? karena aku terpaku pada setiap lamunanmu.
-Gigi, 2020
Kembalilah, aku ingin mencintaimu sekali lagi.
-Gigi, 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Ungu
PoetryKumpulan suara yang berasal dari hati, ditumpahkan media tinta menjadi tulisan. Karena pada dasarnya kata-kata hanyalah semu. Note: Tolong sertakan credit jika ingin menyalin, terimakasih :) (Aksara Ungu)