2O% ' Blanket

4.5K 699 35
                                    

Suatu malam di kediaman Sano menjadi malam yang sangat berisik, dimana bocah kecil berlarian diikuti sang paman yang tiada henti membawa bantal untuk dia timpuk pada sang bocah kematian.

Keadaan rumah yang berisik, juga berbagai benda untuk tidur berserakan dilantai mengundang sakit kepala.

Tiada henti kaki mungil itu berlarian menghindari pukulan sang paman.

Juga tiada henti mulut berteriak memanggil nama.

"(NAME)!! KEMBALIKAN SELIMUTKU!"

Kepala cantik sang bocah menoleh kebelakang menatap sosok yang mengejarnya tanpa sadar tubuh kini bertabrakan dengan sosok jangkung dihadapannya.

Brak

Tubuh mungil jatuh kelantai bersamaan dengan berhentinya orang yang mengejar.

"Aniki lihat anakmu nakal sekali." Mikey berkecak pinggang menunjuk sang ponakan yang terduduk di atas lantai.

Shinichiro menepuk keningnya frustasi, "(Name) kembalikan selimut milik Mikey." Suruh Shinichiro.

Sang anak menggeleng cepat kembali berdiri dari duduknya, "Kok papa malah bela Paman Chibi?!" Teriaknya tidak suka.

Perempatan siku siku muncul pada kening Mikey menatap jengkel pada bocah yang berlindung dibelakang Kakaknya.

"Siapa yang kau panggil Chibi dasar Bocah?!" Teriaknya kesal.

"Kau wle." Sang anak menjulurkan lidahnya pada Mikey, jemari mungil menarik narik baju bawah milik sang ayah.

Mikey yang tidak terima hendak menarik sebelah lengan yang meremas baju sang kakak, namun keburu dilepas.

"Paman chibi!" Teriaknya meledek.

Shinichiro menahan kepala sang anak juga Mikey menggunakan masing masing tangan.

"Bisa diam sebentar?" Ucap Shinichiro frustasi menatap ke arah keduanya bergantian.

Sang anak memukul mukul lengan milik sang ayah agar melepas rematan pada kepalanya.

Shinichiro menarik kembali lengannya dari kepala sang anak kemudian beralih menjewer telinga mungil itu juga telinga milik Mikey.

"Bereskan itu." Suruh Shinichiro atensi gelapnya menatap kearah kegaduhan dilantai.

"Gamau." (Name) melipat lengannya di depan dada.

"Tidak mau, anakmu yang salah." Ucap Mikey tidak terima.

(Name) tidak menggubris perkataan Mikey karena memang dia yang duluan memulai.

Shinichiro yang sudah paham perbuatan sang anak sontak melepas jewerannya pada Mikey.

Mikey yang kesal hendak berbalik kembali pada kamarnya namun teringat akan selimutnya.

"Sini selimutku bocah." Ucap Mikey memajukan tangannya pada sang ponakan.

"Tidak mau, lagian seperti bocah masih pake selimut jelek ini." Ucap nya menaikkan selimut yang ia pegang.

Shinichiro kali ini setuju dengan ucapan sang anak, ia mengangguk melepaskan jewerannya pada telinga (Name).

"Iya juga." Setujunya menatap selimut usang di lengan sang buah hati.

"Lepas (Name) bau nanti." Lanjutnya menyuruh (Name) melepas gengamannya pada selimut usang milik Mikey.

(Name) mengangguk pelan, atensinya teralih pada sang paman yang masih menunggu selimutnya dikembalikan.

"Kan apa (Name) bilang, selimut jelek ini kenapa harus dipakai." Bingungnya ia melempar selimut usang itu mengenai wajah Mikey yang masam.

"Gini gini banyak kenangan." Ucap Mikey jengkel pada sosok ayah juga anak yang sibuk meroasting selimut kesayangannya.

(Name) memasang wajah jijik kearah Mikey yang memeluk selimut itu, tangan milik nya menarik baju sang ayah membuat Shinichiro membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah sang anak.

(Name) menaruh telapak tangan disamping pipinya mendekatkan wajahnya ada telinga Shinichiro.

"Nanti ayo kita bakar pa." Sesatnya mengajak Shin membakar selimut milik Mikey.

Mikey yang bisa mendengar bisikan sang ponakan berdecak sebal.

"Ku tendang kepalamu nanti bocah." Ancamnya menyipitkan mata.

Jika memang bukan keponakannya sudah ia pastikan bocah kematian dihadapannya kini K.O ia tendang batinnya.

(Name) tidak menggubris perkataan Mikey, "Atau bakar paman juga sekalian?" Lanjutnya.

Shinichiro berdiam sebentar kemudian mengangguk "Ayo."

Kantung mata Mikey berdenyut jengkel, benar jika buah tak jauh dari pohonnya, like father like daughter.

Entah apa yang kakak iparnya idamkan saat mengandung sang ponakan hingga minim akhlaknya batinnya jengkel.

Karena suara gaduh keduanya Kakek juga Emma keluar dari kamar dengan wajah sedikit kesal.

"Ada apa ini beris─ ASTAGA APA YANG TERJADI?" Teriak Emma dengan wajah yang mendadak kaget karena melihat ruang tamu berantakan oleh bantal juga guling.

Kakek hanya diam kini atensinya menatap kearah sang cucu yang menatap ke arah lain.

"(Name) ulahmu?" Tanya nya.

Sang pemilik nama menggeleng telunjuknya menunjuk kearah Mikey yang sedang bengong.

"Salah paman bukan salah (Name)." Ia menggeleng.

Dia berlari kearah sang buyut, memeluk kaki itu memasang wajah cemberut membuat perempatan siku siku muncul di pelipis Mikey.

Drama bocah kematiannya kembali dimulai.

Sudah lelah rasanya ia berbatin sang ponakan minim akhlak.

Emma kini berkecak pinggang menghembuskan nafas gusar ia tahu itu ulah ponakan nya kini namun apa boleh buat, berbicara sampai mulut berbusa pun tidak akan didengar oleh bocah itu.

"Oh ya? apa yang dilakukan Manjirou?" Tanya Kakek mengusap surai milik anak dari cucunya.

(Name) terdiam sebentar dia mengambil salah satu bantal yang tergeletak diatas lantai, perlahan menimpuk wajah Shinichiro juga Mikey yang sedang terdiam.

puk

puk

"(NAME)! KEMBALIKAN SELIMUTKU! (NAME)!" Teriak sang bocah mempraktekan ekspresi Mikey saat mengejarnya.

Emma juga kakek terkekeh pelan melihat wajah (Name) yang menggemaskan, sedangkan wajah sang ayah juga pamannya menutup mata dengan wajah masam kala merasakan timpukan bantal.

Bahkan Shinichiro tidak menganggu gugat jika ada orang yang bilang anaknya minim akhlak.

"Manjirou, Shin bereskan itu." Suruh Kakek yang dibalas anggukan oleh (Name).

"Bereskan itu!" Teriaknya mengikuti ucapan sang buyut sambil menunjuk bantal yang berserakkan.

Shinichiro memasang tatapan deathglare kala manik kembar saling bertatapan dengan sang anak.

"Hehe. ." Kekehnya canggung, sudah dipastikan jika ayahnya kini dalam mode galak.

"E-emma, (Name) mau bobo sama Emma!" Teriaknya menarik lengan sang Bibi menuju kamar milik Emma.

Jika tidur dengan papanya sudah dipastikan telinga nya membengkak dijewer oleh Shinichiro malam itu.

***

DAUGHTER • shinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang