6O% ' Detektif

2.7K 575 121
                                    

Bocah kematian itu menumpu sikut pada lutut juga telapak tangan yang bertengger pada dagu, manik kelam melirik kearah halaman kediaman Sano yang bersih juga luas.

Helaan nafas lolos dari labium, bosan, hanya bosan yang merasuki diri kini.

Ia dikurung dirumah oleh Shin.

Karena mengjahili sang guru beberapa jam yang lalu mengingat sang guru menggoda ayahnya, apalagi sampai bertanya tanya hal privasi pada sang anak.

Padahal (name) hanya mencoret seragam sang guru juga menaruh lem pada kursi wanita tersebut.

Alhasil dia kena marah sang bapak yang dipanggil kesekolah, sebenernya Shin tidak terlalu marah namun bila memberi pelajaran dengan menjahili seperti itu termasuk tidak hormat pada orang yang lebih tua.

Dalam hati Shin 'Anak gua op nih, jan macem macem'

Tapi perilaku berlebihan juga mengundang cemooh apalagi first impression yang tidak baik untuk kedepannya.

Shin hanya mengtriggred sang anak melarangnya untuk keluar dari kediaman Sano untuk hari ini, lagi pula (name) tidak memiliki teman.

Biasanya dia pergi ke bengkel Shin atau mengikuti Mikey.

"Huh bosan." Gumamnya.

Kepala cantik itu menengok kearah belakang, berpapasan dengan manik gelap yang sama milik pamannya.

Bagai memiliki jiwa jiwa petarung sejak dini keberadaan ketua toman pun ia tahu.

Mikey menaikkan sebelah alisnya bingung kemudian menatap remeh kearah anak dari kakaknya itu.

"Kau kenapa? muram begitu seperti tidak dikasih makan." Roasting Mikey.

"Aku dikurung papa gara gara ngejahilin wanita jelek ah maksudku sensei." Ia memutar bola matanya malas.

Mikey yang mendengar penuturan sang ponakan tertawa terbahak bahak, sudah ia duga ada hal yang terjadi, tapi lebih dari dugaan.

Ia kira (name) akan menjahili bocah seumurannya ternyata lebih parah, ia menggelengkan kepalanya mengusap air mata di sudut matanya menggunakan punggung tangan.

Krieett..

Pintu terbuka menampilkan sosok Emma yang sudah rapih menenteng tas selempang dibahunya.

(Name) menatap bingung kearah Emma kala manik keduanya bertatapan.

Biasanya Emma rapih begini mau ketemu sang pujaan hati, iya Draken.

"Emma mau ketemu naga botak?" Tanya (name) setia menatap Emma yang sedang mengenakan sepatu.

Manik Emma kini menatap tajam pada sang ponakan, "Draken, bukan naga botak, kuncir aneh atau pitak." Ketusnya jengkel.

(Name) selalu menyebut Draken dengan embel embel yang tidak jelas, meroasting penampilan sang pujaan hati.

Sedangkan Mikey kini tertawa terpingkal pingkal kala temannya diledek pitak, botak lah.

Kini Emma pergi keluar gerbang kediaman Sano, keduanya menatap punggung yang kian menjauh itu.

"Pstt.. paman chibi ayo jalankan rencana." Bisik (name) kearah Mikey.

Mikey terdiam sebentar namun mengangguk dengan antusias.

***

"JANGAN NGEBUT, (NAME) GAMAU MATI. MAU NIKAH SAMA KAK INUPI DULU!" Teriak (name) diatas motor memeluk tubuh Mikey dengan takut.

DAUGHTER • shinichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang