Dalam sekejap mata cahaya itu bagai kilat dan saat mereka membuka mata mereka sudah tak ada di sana. Tak ada jasad orang-orang terdekat mereka. Yang ada hanya pepohonan yang menjulang dan keadaan gelap. Hanya cahaya bulan yang menjadi penerang.
"Apa maksud yang Dia katakan tadi?" ucap Wendy pada Ji-eun dan Yeri.
"Kita terkutuk."
"Kita ... berada dimana sekarang?"
Mereka mendengar suara orang-orang yang sedang mengobrol dan jejak kaki berjalan.
"Tunggu! Dia ....?"
"Rose?"
Wendy segera berdiri dan berlari mendekati seseorang yang dilihatnya.
"Tunggu!" Seketika sekolompok orang yang sedang berjalan itu berhenti. Mereka menatap Wendy dengan alis berkerut.
"Maaf, ada apa ya?"
Ternyata Wendy salah. Itu bukan Rose. Mungkin ia hanya berhalusinasi. Mereka hanya sekelompok anak sekolah, dan ada yang berambut pirang seperti Rose. Mungkin karena itu juga Wendy salah mengira.
Wendy meminta maaf pada mereka dan mereka mulai kembali ke berjalan. Kecuali satu orang yang masih menatapnya, seorang laki-laki dengan hidung mancung yang memegang senter.
"Kau baik-baik saja, Nuna? Ini sudah malam, apa yang kau lakukan di sini?"
Saat itu juga Yeri dan Ji-eun datang. Pemuda itu menatap mereka juga.
"Apa katamu tadi? Malam?" ujar Yeri.
"Ya ... Ini sudah pukul sepuluh malam lebih, terlalu bahaya untuk perempuan ...."
Wendy, Yeri dan Ji-eun bukannya menjawab tetapi saling menatap satu sama lain dan terdiam.
Karena tak ada yang kunjung menjawab dan mereka terlihat aneh, pemuda itu memutuskan untuk pergi menyusul teman-temannya.
Sepertinya mereka mulai menyadari sesuatu yang janggal.
"Kenapa sekarang pukul sepuluh malam?" ucap Yeri bingung.
"Kalian tahu ... tadi mereka memakai seragam sekolah ...."
Lalu semuanya tiba-tiba saling melihat sekeliling, sepertinya mereka mulai menyadari sesuatu.
"Sepertinya kita ada di dunia manusia." Ji-eun bersuara.
Yeri berlari ke arah sebelah kiri jalan. Dan di sana terdapat rumah-rumah yang tidak pernah dilihatnya.
Jika dilihat-lihat, perkataan Ji-eun benar. Sepertinya mereka memang ada di dunia manusia. Tiba-tiba Yeri terjatuh, duduk di tanah begitu saja. Sontak Ji-eun langsung menghampirinya.
Yeri menetap ke depan tak percaya. "Apa yang harus kita lakukan di sini?"
Ji-eun membantu Yeri bangun dan menepuk-nepuk punggungnya menenangkan. Sebenarnya ia masih marah dan tidak tenang juga, tapi semuanya benar-benar telah berakhir dan mulai untuknya.
Mulai untuk membuka lembaran baru. Lembaran dengan lembaran pertama berisi hukuman ....
Dalam kesedihan dan penyesalan yang menyatu dengan angin malam, mereka bertiga berkumpul. Mungkin hendak mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan. Meski mereka sepertinya akan lama menyatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING DIES WITHIN US
AventuraSEKUEL WHO IS THE BLACK SWAN? Setelah semua yang terjadi pada masa-masa itu, Wendy, Yeri dan Ji-eun benar-benar dikutuk. Mereka ditelantarkan di suatu tempat. Tempat yang tak asing bagi mereka. Namun, di tempat itu pula mereka melihat sesuatu yang j...