.
.
.
Setelah menghabiskan dua pertiga malam, akhirnya Jungmo dan Minhee menyelesaikan urusan mereka. Selain karena tubuh Jungmo yang sudah mencapai limit, Minhee untungnya sudah sangat puas dengan pelayanan yang diberikan pacarnya itu.
"Kalau disuruh kasih rating, malam ini Koo Jungmo aku kasih 500 bintang dari 5 bintang," gumam Minhee masih terengah-engah.
Jungmo yang sebenarnya ga punya tenaga lagi ternyata masih bisa ketawa karena humor Minhee yang anjlok. Dia lalu memeluk pacarnya itu gemas, tapi Minhee malah meronta. Dia ga suka karena tubuh mereka yang lengket karena keringat itu bersentuhan, tapi Jungmo ga menuruti keinginan yang sedang berulang tahun dan tetap memeluknya.
Minhee senang karena Jungmo sudah balik seperti biasa, balik ke Jungmo yang memberikan sejuta kasih sayang di setiap sentuhannya. Tapi sejujurnya masih ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Minhee, yang tidak lain adalah sikap pacarnya tadi di mobil. Ia lalu melirik Jungmo yang masih mengusapkan hidungnya yang mancung itu ke wajah Minhee. Cowok itu merasa kalau mereka ga membicarakannya sekarang, rasanya ga akan bisa terselesaikan dengan baik.
"Jungmo," panggil Minhee, yang dipanggil masih nyiumin pipinya.
"Koo Jungmo."
Panggilan kedua tapi masih ga mempan juga. Pacarnya itu masih sibuk sendiri ga nyaut.
"Sayang?"
Panggilan ketiga sukses membuat Jungmo berhenti, ia lalu menatap Minhee. "Hm? Kenapa, sayang? Mau tidur?"
Minhee menggelengkan kepalanya pelan. "Kamu tadi di mobil kenapa? Kayaknya kamu bete bukan gara-gara kecapean aja."
Jungmo menghembuskan napasnya, dia masih ga mau membahas hal itu karena takut menghancurkan mood yang lagi bagus-bagusnya ini diantara mereka.
"Bahas nanti aja, ya? Sekarang tidur dulu. Kamu kan juga pasti capek."
"Ngga mau. Kamu tau sendiri aku ga suka kalo ada sesuatu yang ngeganjel pikiranku. Kamu juga ga bakal ngebahas soal ini kalo ga aku duluan yang nanya."
"Tapi aku ga mau bahas sekarang..."
"Koo Jungmo, please?"
Cowok berambut gelap itu ga menjawab dan cuma menatap Minhee. Dia tau kalau membahas soal ini mereka bakal berdebat panjang karena perbedaan pendapat. Minhee anak yang keras kepala dan Jungmo juga ga mau ngalah kalau membahas tentang kelanjutan hubungan mereka ini, tapi sayangnya dia belum siap untuk berdebat dengan cowok manis yang ada di hadapannya itu. Yang ada mereka malah berantem.
"We'll talk about it later," jawabnya yang membuat Minhee memutar bola matanya kesal. Cowok itu langsung tidur membelakangi Jungmo, ngambek.
"Janji, aku bakal bicarain soal itu hari ini, tapi ga sekarang," lanjutnya lagi sambil meluk Minhee dari belakang. Ia lalu meraih tangannya Minhee dan mengelus-elus pelan jemarinya. Jungmo tau kalau Minhee suka hal itu.
"Okay.." gumam pelan Minhee yang langsung dibalas dengan kecupan di punggungnya sama Jungmo.
"I love you, Kang Minhee."
Minhee ga jawab, dia langsung menutup matanya. Tapi tangannya menarik tangan Jungmo sampai pacarnya itu mendekap tubuh Minhee sepenuhnya. Padahal tadi dia meronta-ronta saat dipeluk Jungmo, tapi sekarang malah dia yang narik duluan.
***
Mungkin karena terlalu lelah, sekarang sudah pukul 10 pagi dan Jungmo masih tertidur pulas di kasur. Mulutnya terbuka sedikit dan terdengar dengkuran pelan. Koo Jungmo yang biasanya tidur setenang putri kerajaan, sekarang malah mendengkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (not) Little Boy | minimo
Fanfictionshort fic about how childish minhee can be and how jungmo educate him. college!au ⚠ bxb; ⚠ slight 🔞; ⚠ age change. #1 minimo (desember 2019 ~ juni 2020)