-The Truth

3.5K 279 11
                                    

.

.

.

.

Minhee mengerjapkan kedua matanya pelan. Samar-samar ia melihat senyuman tipis dari pria yang semalam menghangatkan tubuhnya.

"Pagi." Sapa pria itu.

Cowok yang lebih muda ini tidak membalas sapaannya. Ia mendekapkan wajahnya ke dada Jungmo. "Mmm.."

Dan Jungmo mengusap pelan rambut cowok kesayangannya itu. "Lo ada kelas kan nanti jam 10?"

Bayangan tentang dirinya yang harus menghadiri kelas pak Lee membuat Minhee semakin mengencangkan dekapannya, seolah ia tak mau bangun dan berharap bisa memeluk Jungmo seharian. Hari ini cuma satu matkul, ga ada rapat, ga ada acara ngumpul, ga ada Dongpyo juga yang bisa nemenin kegabutannya (hari ini sialnya Dongpyo full), jadi mendingan Minhee disini aja meluk Jungmo sepuasnya.

Tapi sayangnya yang lebih tua berpikiran lain. Jungmo melepaskan Minhee dan bangun dari kasurnya.

"Gue bikinin kopi ya biar lo bangun."

Minhee geleng-geleng, "ga suka kopi."

"Iya tau, tapi lo butuh."

"Ga mau."

"Kopi susu?"

"Ngga."

"Susu?"

"Strawberry!"

Jungmo terkekeh melihat tingkah kekanak-kanakannya itu. Kalau orang lain melihatnya saat ini, mereka pasti ga akan percaya kalau Jungmo bilang itu cowok yang sama dengan cowok yang semalam memberikan surga padanya.

"Ya udah kalo gitu sekalian gue siapin sarapan aja ya."

Minhee kembali menaikkan selimutnya ketika Jungmo pergi keluar kamar.

Masih tercium aroma tubuh pria itu di sampingnya dan Minhee menyukainya. Ia hirup dalam-dalam sambil mengingat segala sentuhan, desahan namanya, serta tatapan lapar dari si dominan yang membuat tubuhnya selalu menginginkan yang lebih dan lebih.

Lagi,

dan lagi.

Terus,

dan terus.

"Uhhh.. Jungmo-ahh.."

Bayang-bayang semalam sukses membuatnya merasakan dirinya sendiri, sambil mendesah pelan di balik selimut.

Tiba-tiba ponsel Jungmo bergetar di atas nakas. Minhee terpaksa menghentikan urusannya sejenak.

"Ck. Ganggu aja."

Ponsel Jungmo masih bergetar untuk beberapa saat. Minhee penasaran siapa orang rese yang gangguin dia pagi-pagi begini? Dan ternyata nama Yunseong terpampang di layarnya.

"Ah ganggu mulu lu!!!" Teriak Minhee ke layar, dia ga mungkin ngangkat teleponnya.

Lalu setelah itu Yunseong berhenti menelpon dan mengirimkan sebuah pesan.

-Mo, belom ke kampus kan? Bu Park ngebatalin janji hari ini. Jadinya besok.-

Minhee langsung melempar ponselnya ke kasur.

"Anjrit ga penting." Decak Minhee kesal.

Memang dasar Hwang Yunseong, si brengsek yang cuma manfaatin tubuh Minhee doang.

My (not) Little Boy | minimoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang