.
.
.
.Jungmo ga nyangka. Anak laki-laki yang keliatan suka main-main di kampus itu bisa lulus kuliah dengan waktu 3,5 tahun. Seperti dia dulu.
Semenjak Jungmo lulus kuliah dan bekerja di perusahaan X, Minhee jadi semakin giat kuliahnya. Waktu itu ditanya sama Jungmo, apa yang bikin dia semangat kuliah begini?
Dijawab sama Minhee, "gue mau buktiin ke orang-orang kalo gue pantes jadi cowok lo!"
Jujur, sampai saat ini Jungmo selalu membanggakan Minhee di depan orang-orang. Mereka bilang Jungmo 'bucin' padahal sebenarnya cowok itu cuma mau orang lain melihat apa yang dia lihat dari Minhee. Tapi sekarang, dia ga perlu nyombongin pacarnya di depan orang lain, karena hari ini, orang terkasihnya itu sudah membuktikan dirinya sendiri.
Bergantian teman sejawat, alumni dan adik kelas memberikan ucapan selamat dan hadiah wisuda ke Minhee. Seburuk apapun reputasi Minhee di kampus, anak itu sudah membantu tugas banyak orang tanpa diminta. Ketulusannya itu yang membuat orang-orang lupa dengan rumor ga enak tentang dirinya.
Lalu datanglah keluarga Minhee. Kakak laki-lakinya yang lebih dulu merangkul anak itu dan memberikannya ucapan selamat. Seketika orang-orang yang sedari tadi mengerubungi Minhee langsung menganga melihat ketampanan kakaknya Minhee itu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Jungmo melihat kakaknya Minhee. Dulu Minhee pernah ngasih liat foto keluarganya dan menceritakan betapa menyebalkannya keluarganya itu. Tapi meskipun begitu Minhee ga benar-benar membenci mereka seperti yang selama ini ia ucapkan.
Jungmo jadi semakin gugup ketika akhirnya kedua orang tua Minhee datang dan memberikan pelukan ke anak bungsu mereka. Berbeda dengan mamanya yang memeluk Minhee erat dan lama, papanya hanya memeluk sebentar sambil menepuk punggung Minhee lalu melepaskannya. Persis seperti yang pernah Minhee ceritakan tentang papanya yang kaku dan jarang (bahkan hampir ga pernah) memperlihatkan afeksinya ke anak-anaknya itu. Tipikal seorang ayah dengan didikan yang keras.
Lagi asik memperhatikan interaksi Minhee dan keluarganya, tiba-tiba aja kakaknya Minhee nyeletuk, "mana cewek lo? Katanya mau ngenalin pas wisuda?"
Jungmo langsung berdiri kaku. Pacarnya ga ngomong apa-apa soal ini. Semalam Minhee bilang dia mau ngenalin Jungmo ke keluarganya, tapi bukan sebagai pacar. Lalu tiba-tiba aja sekarang kakaknya Minhee nanyain hal itu dan Minhee cuma senyam-senyum sambil melihat kearah Jungmo. Anak tengil itu lalu menarik bahu yang lebih tua kearahnya.
"Bukan cewek kak! Tapi cowok! Ini—! Pacar gue, namanya Koo Jungmo." Katanya sambil tertawa pelan.
Kakaknya Minhee langsung "ooo.." sambil melihat Jungmo dari atas sampai bawah, lalu manggut-manggut.
Sedangkan mamanya Minhee nyaris memekik karena untungnya beliau sempat menutup mulutnya dan mencegah kehebohan. Beliau langsung mendekati Jungmo dan memegang tangannya, "kamu beneran pacarnya Minhee?"
Jungmo agak ragu mau jawab, ia melirik Minhee yang masih senyam-senyum, lalu akhirnya mengangguk. "Iya tante.. nama saya Koo Jungmo, senang akhirnya saya bisa bertemu dengan keluarganya Minhee.." ucapnya penuh sopan sambil membungkuk sedikit.
Mamanya Minhee melihat kearah anaknya itu, lalu menepuk bahunya. "Sejak kapan kamu belajar melet anak orang?!"
"Enak aja! Minhee ga pake pelet!" Protes Minhee pas mamanya sendiri ngefitnah dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (not) Little Boy | minimo
أدب الهواةshort fic about how childish minhee can be and how jungmo educate him. college!au ⚠ bxb; ⚠ slight 🔞; ⚠ age change. #1 minimo (desember 2019 ~ juni 2020)