Walaupun sudah pulih, dan tidak kambuh lagi. Adiknya itu tetap datang bersama keluarganya, mereka mengkhawatirkan Encha dan takut jika Encha kenapa-kenapa. Membiarkanya dalam keadaan sakit, dan seorang istri yang tidak peduli padanya. Membuat Bastian tidak tega jika harus membiarkannya saja. Saat ini hanya Bastian dan keluarganya lah yang bisa di anggap keluarga oleh Encha juga.
Namun, saat mereka datang ke mansion milik Encha. Julin lah yang menyambut kedatangan mereka dengan baik. Senyumannya yang merekah dengan indahnya, membuat Bastian kembali meragukannya. Apakah ini tidak sungguhan? Atau ada sesuatu yang direncanakan oleh Julin.
Bastian selalu berburuk sangka dengan sang putri, karena dia tahu sifat buruknya Julin. Hanya saja, Bastian tidak sepenuhnya tahu. Jika Julin pun bersungguh-sungguh memperlakukannya dengan baik, dan sudah mencintai Encha dengan tulus pula.
Saat berada di kamar Encha pun, Julin langsung menggenggam tangan Encha. Dia juga menatapnya dengan teduh, takut-takut jika Encha sedang kesakitan. Dan Julin justru tidak menyadarinya sama sekali.
"Kau seharusnya tidak perlu datang, kakakmu ini sudah baikan," kata Encha tersenyum pada Bastian.
"Aku tidak bisa membiarkan kakak seperti ini terus. Keyla dan Basta terus menanyakan keadaanmu, mereka juga tidak bisa fokus pada akademinya masing-masing. Kak jika boleh, biarkan anak-anakku tinggal bersama kakak. Mereka bisa merawat kakak," ujar Bastian menatap lekat Encha.
Encha tidak ingin merepotkan keluarganya lagi, apalagi saat Julin benar-benar peduli padanya. Dia benar-benar takut jika harus bergantung pada Julin, bagaimanapun Encha masih meragukannya. Dia masih saja takut jika Julin tak bersungguh-sungguh padanya.
"Keyla dan Basta harus fokus sama akademi mereka. Apalagi Basta akan menjadi kepala keluarga selanjutnya, dia harus di didik dengan baik. Bukannya aku tidak mengizinkannya, tapi lebih baik aku saja yang merawat Encha," sahut Julin bagaimanapun dia tidak berbohong atas apa yang dikatakannya itu.
Dia sudah sangat bersungguh-sungguh, dan tidak ingin mengabaikan Encha lagi. Mungkin orang-orang disekitarnya, yang melihat jelas jika dia pernah memperlakukan Encha dengan buruk. Akan beranggapan jika ini sebuah kebohongan, dan bukan sebenarnya yang terjadi.
Akan tetapi, Julin tidak berbohong sama sekali. Itu sebabnya dia pun berani untuk mengatakan hal sedemikian. Tidak peduli jika orang-orang sama sekali tak mempercayainya.
"Apa itu tidak merepotkan putri?" tanya Kayla merasa tidak mempercayainya. Dia juga sudah tahu apa yang Julin lakukan selama ini. Dan hatinya merasa sakit, jika kakak iparnya itu tidak di berikan perlakuan yang baik.
"Jangan meragukan aku, ku mohon biarkan aku merawat suamiku dengan semestinya."
Bahkan seseorang yang di pastikan tidak akan memohon seperti itu saja, Julin dapat mengatakannya. Dia juga terlihat tulus tanpa sebuah keterpaksaan. Mau bagaimana lagi, Bastian juga tidak bisa melarangnya.
Mungkin tidak apa-apa jika dia membiarkan Julin untuk menjalankan perannya, dan dia berharap jika Julin memang bersungguh-sungguh untuk merawat kakaknya. Dalam keadaan seperti ini, Julin memang diharuskan untuk tetap bersama Encha. Dia bukan orang asing lagi, melainkan istri dari kakaknya itu.
"Bastian kalian menginap saja di sini untuk beberapa hari, kakak senang kalian selalu datang menjenguk kakak," ucap Encha tersenyum lebar.
Jujur saja dia benar-benar senang mendengar apa yang sudah di katakan oleh Julin. Entah sejak kapan dia menyukainya, melihat wanita cantik itu memberikan kepedulian secara terang-terangan. Membuat Encha jatuh cinta padanya. Padahalkan Encha tidak terlalu memikirkannya, dia juga tidak berharap bisa mencintainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/249163728-288-k620190.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Encha [✓]
FanfictionJulin yang berusaha untuk mencintai laki-laki setulus Encha. Yang ternyata waktu untuk bersamanya tidak berlangsung lama. Ternyata setiap waktu itu berharga karena akan berakhir. Yang kemudian meninggalkan kenangan yang hanya bisa di kenang, bukan u...