10

770 107 14
                                    

Chapter Ten; Crying Over You

Yedam sekarang lagi istirahat makan bareng Asahi di kantin. Kayak biasanya aja si, sampai tiba-tiba..

"Halo, dokter" Sapa seseorang yang tiba-tiba muncul di bagian samping tempat duduk Yedam dan Asahi.

Sontak membuat keduanya menoleh ke asal suara, dan mendapat Doyoung dan Mashiho disana.

"Halo juga, dok" Balas Yedam. Dia udah menelan makanannya terlebih dahulu, sebelum menjawab sapaan Mashiho.

"Apakah kami mengganggu waktu kalian berdua?" Itu Doyoung yang ngomong.

"Enggak kok." Kata Yedam. Asahi gak ngomong apa-apa, dia cuma berhenti makan doang.

"Jadi, begini dok.. kami berdua ingin mengundang dokter Yedam sama dokter Asahi untuk datang ke pernikahan kami berdua."

Deg.
Yedam dan Asahi gak salah denger nih? Mashiho sama doyoung ngundang yedam dan asahi, di nikahan mereka berdua?!

Yedam diam, dia gak respon apa-apa. Makanya sebagai sahabat yang baik, Asahi pun berbicara kepada mereka.

"Loh? kalian udah mau nikah aja nih?" Ucap Asahi dengan nada terkejut.

"Ahaha, iya dok.. Kita berdua gak mau nunggu lama-lama" Sahut Doyoung menanggapi ucapan Asahi barusan.

Mashiho dan juga Doyoung saling memberikan senyuman manis mereka ke dua orang dihadapan mereka.

"Wah, cepet juga ya ternyata. Selamat kalau gitu" Akhirnya Yedam buka suara. Suaranya agak bergetar dikit, soalnya Yedam sebenarnya mau nangis sekarang, tapi ditahan.

"Iya, makasih banyak dok." Ucap Mashiho lalu menyodorkan dua buah undangan pernikahan yang pastinya adalah pernikahan dari Mashiho dan Doyoung. Yang tentunya diterima oleh Yedam dan begitupun Asahi.

"Ini, undangannya. kalau ada kesempatan, dateng ya ke pernikahan kami" Sambung Mashiho.

Kini, undangan itu sudah berada di tangan Yedam. Ditatapnya lekat, dengan tersenyum miris.

Ah, sungguh miris sekali kisah percintaannya.

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga lancar sampai hari-h ya." Kata Asahi kepada dua orang yakni Doyoung dan Mashiho.

Asahi mengerti perasaan Yedam, jadi dialah yang berniat mengatakan kata-kata tadi.

"Amin. Terima kasih banyak, dok. Ditunggu kehadirannya. Kami pergi dulu ya" Ujar Doyoung lalu berjalan pergi bersama Mashiho dari tempat dimana Asahi dan Yedam berada.

Asahi menengok ke arah sahabatnya itu. Merasa kasihan dengan Yedam, yang kini tengah menelungkupkan kepalanya di atas lipatan kedua lengan laki-laki itu.

Bahunya bergetar, tanda sedang menangis. Suara isakan kecil darinya dapat Asahi dengar.

Yedam sedang menangis sekarang. Pasti dia sangat bersedih, ketika mendengar kalau Doyoung dan Mashiho akan segera menikah minggu depan.

Asahi sebenarnya sudah mengetahui hal itu, lebih dulu. Dan bahkan dia mencoba untuk tidak membiarkan Yedam mendengarnya. Walaupun, tetap pada akhirnya Yedam mendengarnya langsung dari mulut Doyoung dan Mashiho.

Asahi memandang undangan milik Yedam yang dibiarkannya begitu saja di atas meja. Ah, mengapa semesta begitu kejam pada sahabatnya ini?

Ketika dirasa, jam istirahat telah berakhir. Asahi mencoba memegang kepala Yedam, dan mengusap rambutnya pelan.

Perjanjian [Harudam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang