Pertemuan

2 0 0
                                    

Memasuki markas Janu membuatku berdegup dengan kencang. Bangunan tua yang terlihat tidak kokoh dari luar sangat berbeda  dengan bagian dalamnya.

lantai satu yang di penuhi dengan koleksi mobil dan motor sport milik Janu dan mekanik pribadi keluarganya. akan membuatmu terperangah. lantai dua adalah tempat Janu dan teman-temannya. dan di lantai tiga area pribadi Janu yang tak sembarang orang memasukinya.

"Motor gue gimana ?"

"di dalem udah beres. liat aja sana."

aku dengan tidak sabaran segera berlari menuju garasi.

"Hai kak Jojo"

"h-hai.. siapa Nu ? kok tau nama gue"

"Adek kesayangan gue"

"Adek yang mana ? perasaan saudara lo cowok doang"

"anak tante gue. cucu kesayangan kakek."

"wah lo gila. kalo kakek lo tau gimana anjir."

"ck lebay lo. kayak baru ketemu sekali aja."

"lah emang baru ini kan ?"

"dia queen. yang selalu bikin gue menang taruhan."

"lah anjiing!! jadi di balik helm garangnya ada maanusia seimut dan sepolos itu ? anjing Janu lo kenapa baru bilang sekarang ? tau gitu gue pacarain."

"berisik Jo"

Janu tersenyum memperhatikan Nanda. Cantik, dan menggemaskan menjadi satu.

"suka gak lo Nan"

"suka lah Nunu. gila keren banget. eh ini beneran udah bisa di pakek malem ini ?"

"pakek aja. lo gak bosen apa naik motor gue mulu? ini hasil kerja kersa lo juga kali."

"assiikkk. makasih Januuuu" kata Nanda sambil berlari memeluk Janu erat.

"sama-sama queen."

"gue ga di peluk juga ?"

"hehe makasih kak Jo-"

"heh! gaboleh. inget ga boleh peluk orang sembarangan. apalagi orang modelan Jojo. buaya."

"wah sialan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"wah sialan lo."

"hehehehe jadi, berangkat sekarang ?"

"iyap. temen-temen yang lain udah pada nunggu."

jujur saja gugup menyelimuti ku. terakhir turun ke arena 3 bulan lalu sebelum ujian dan sehari setelah aku melepas jabatan sebagai manager tim basket.

rasa gugupku di balik helm full face sepertinya juga d rasakan oleh Janu.

"Nan. lo gapapa ?"

"Duh Nu.. deg deg an gue."

"dengerin gue. ini cuman balapan biasa yang ga ada taruhan aneh-aneh selain uang. gue masang gede buat lo. ini sama aja kayak balapan lo yang udah-udah. inget gue ada di sini. gue yang bakal lindungin lo Nanda."

"aduh anjing. lo masang gede lagi ya ? jangan gila deh. gue gak sehebat itu."

"udah percaya sama gue. lo bisa Nanda."

perkataan Janu selalu menenangkan. dan Nanda di tampar oleh kenyataan dia akan berada di atas kuda besi sendirian.
.

.

.
pukul 03.00
Nanda memasuki markas Janu penuh dengan rasa khawatir.

pasalnya setelah balapan selesai tiba-tiba ada polisi datang yang tentu saja membuat peserta dan penonton kalang kabut melarikan diri.

Nanda terpisah dari rombongan dan memasuki gang kecil agar tak mudah di temukan.

"Nandaa!!"

itu suara Janu, dengan otomatis Nanda langsung turun dan berlari memeluk saudaranya itu.

"Januuu!! huweee gue takut. tegaaaa banget gue di tinggaalll"

"ya lo kemana aja sejam gak balik-balik. terus lo bawa siap-"

"loh Alan ?"

"gila adek lo kalo boncengin orang kayak ngajak mati."

"loh Janu kenal ?"

"iya dia sohib gue. dia yang gantiin lo balap kemaren."

singkatnya. aku bertemu dengan lelaki yang ternyata bernama Alan itu saat pelarian para peserta balap liar.

jujur tak ada pikiran curiga dan aku tahu Janu juga tak berniat meninggalkan ku di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jujur tak ada pikiran curiga dan aku tahu Janu juga tak berniat meninggalkan ku di sana. hanya saja aku sedang memperhatikan orang lain sehingga tak terlalu memperdulikan Janu yang memanggil.

sepanjang jalan pun Alan hanya diam. aku sedikit berteriak menyuruhnya berpegangan karena aku juga tak mau berakhir dalam penjara karena menyelakai anak orang.

"gue gak tau Lan kalo lo turun malem ini." kata Janu. setelah tangisan Nanda yang malah membuat gemas teman-teman Janu. mereka kini berada di lantai dua markas Janu. istirahat sejenak atau bahkan tidur melepas kantuk. Jangan tanya Nanda dimana, dia sudah di kamar Janu membangun mimpi.

"gue emang gak turun. cuman lihat doang pertandingan hari ini. kata anak-anak queen dateng."

"oh ? terus ?" tanya Janu dengan ekspresi menggoda

"kayaknya gue suka beneran sama Nanda, Nu."

"hahaha udah gue duga. tapi udah punya pawang tuh. Nanda di sekolah dikenal jadi anak baik-baik."

"dia tadi juga baik di mata gue. baik banget malah."

"santai bro. main alus. tapi inget ya kalo ada apa-apa sama Nanda gue bunuh lo."

"Nu, lo tahu gue gimana. gue juga ga gampang jatuh cinta sama orang. dan gue cuman mau mastiin perasaan gue. beneran fans doang apa emang naksir."

"gegayaan lo Lan. oh iya lo tadi kok malah sama Nanda, motor lo ?"

"gue gak bawa motor"

"lah ? terus tadi naik apa ? wah jangan-jangan lo yang ngerencanain ini semua ya."

Alan hanya tersenyum sambil menyesap sisa alkohol di gelasnya.

Janu geleng-geleng kelewat heran dengan sahabat nya satu ini.

tapi untungnya polisi datang setelah Nanda memenangkan pertandingan. setidaknya Nanda membawa pulang kebahagiaan untuk Janu dan teman-temannya yang terlanjur bertaruh banyak untuknya malam ini.

Y0U-TH! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang