MINE ; 0.5

3.6K 609 93
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


CHAPTER FIVE ─── shock !

•••

"Ratu ku, kau terlalu berlebihan memikirkan tentang pria itu"

Haruchiyo akhirnya memutuskan untuk membuka suara setelah sunyi yang sedari tadi menyita sejak mereka kembali ke dalam mobil untuk melakukan perjalanan pulang.

Tak henti-henti nya tuan berdecak lidah sebab sang kekasih yang mendadak bisu setelah mendapat pesan sialan dari sang mantan pacar. Membuat malam yang seharusnya menyenangkan pun kini menjadi suram sebab ulah sosok bajingan.

"Aku tidak memikirkan nya kok"

"Kau buruk sekali dalam berbohong"

Adiratna menghela nafas lantas memilih merubah posisi untuk bersandar dan pejamkan mata sejenak.

"Tapi aku sendiri bahkan tidak tau apa yang sedang ku pikirkan"

Kini Haruchiyo lah yang menghela nafas dengan telapak tangan yang bebas, ia bergerak menghelus pelan pipi puan.

"Sudahlah, lebih baik kau tidur saja. Akan ku bangunkan jika kita sudah sampai di apartement mu"

Adiratna mengangguk patuh. Sebab dirinya pun sudah mengantuk dan kini kelopak mata bergerak turun, menutup nayanika yang sudah mulai meredup.

BRUMM... BRUMM... BRUMM...

Belum sampai semenit, bising deru motor yang saling bersahutan itu mengundang kelopak tuk terbuka kembali pula elok permata tuan untuk memicing.

Menganalisis.

Tttiiiiiiiiinnt-!

Telapak tangan spontan bergerak tutupi telinga tatkala bising klakson memasuki rungu adiratna. Tanpa santun pula mengundang nayanika tuk bergulir pusat.

"Apa yang───"

Lembayung membulat saat sadari siapa pimpinan kerumunan bermotor yang tengah menghadang mereka. Sebab pelakunya ialah bajingan yang sedari tadi menjadi sebab kalut pikiran puan.

"Kenji?!"

Dengan serta-merta bingung melukis rupa, adiratna pun menoleh pada Haruchiyo yang sedari tadi terdiam dengan permata laksana shyam. Gelap pula sorot nya, begitu selaras dengan garis kurva yang mengerikan sebab telah tertarik keatas──ukirkan seringaian pada labium dengan dua bekas luka.

"Takeomi sialan. Dia bilang bajingan itu hanya cecunguk, tapi apa-apaan ini..."

Tawa lirih tuan mengalun. Lantas setelah nya terbawa serayu, mengundang remang pula pada tengkuk. Tanpa sadar membuat adiratna bergerak mundur.

:: 𝗺𝗶𝗻𝗲, sanzu haruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang