3. Kesepakatan

3.4K 435 35
                                    

Mentari pagi menyambut jiwa yang sepi. Setelah menyantap sarapannya dan meminum obat, Zhan  melangkahkan kaki ke stasiun menuju tempatnya bekerja. Kakinya terasa ingin lepas dan badannya terasa remuk setelah semalam tanpa sadar berlari menuju stasiun dengan kecepatan penuh.

Hari ini bos besar akan berkunjung---ayahnya Jingyu---katanya ada hal penting yang akan beliau sampaikan kepada seluruh karyawan.

Sesampainya di pintu masuk, Zhan disambut senyum merekah sosok yang telah berjasa di hidupnya, Jingyu, temannya terdekatnya yang begitu baik kepadanya.

"Tumben kau datang?" sapa Zhan yang terkesan dingin.

"Aku merindukanmu," jawab Jingyu tak tahu malu sambil memeluk Zhan.

"Ish!! Lepaskan aku! Kau tak pernah berubah!"

"Tak akan! Sampai kau menerimaku!" Buat Zhan jelas ini hanya gurauan, tanpa tahu jika setiap kata yang meluncur dari mulut Jingyu adalah kebenaran.

Mereka tiba di depan ruangan di mana sebentar lagi akan diadakan meeting, tetapi sebelum Zhan memasukinya, seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tahun memanggilnya. Ny. Xuan Lu, bagian keuangan di perusahaan itu.

"Xiao Zhan! Kemari!" panggilnya pelan.

"Ada apa Nyonya?"

"Sebelumnya aku minta maaf, pengajuan pinjaman yang kemarin kau ajukan ditolak. Keuangan perusahaan kita benar-benar parah, lagi pula saat aku cek riwayat pinjaman, ternyata kau masih mempunyai hutang sebelumnya." Terang wanita itu dengan perasaan bersalah.

Zhan hanya bisa membuang napas. "Tak apa Nyonya, jangan merasa bersalah."

"Jika kau butuh untuk makan sehari-hari, katakan padaku, aku bisa membawakan bekal untukmu, setidaknya itu bisa meringankan," tawarnya ragu.

Zhan memeluk tubuh wanita itu yang sudah dia anggap kakaknya sendiri. "Terima kasih Nyonya, kau sangat baik kepadaku."

Setelahnya Zhan memasuki ruangan bersama Ny. Lu, di sana telah berkumpul seluruh karyawan yang memang berjumlah tak banyak itu.

Suara langkah terdengar memasuki ruangan, Tuan Huang pemilik perusahaan tampak sedang sakit, dia dituntun seorang pelayan dan Jingyu memasuki ruangan, dia memaksa untuk menghadiri meeting.

Jelas ini bukan meeting biasa. Semua tampak tegang menunggu apa yang ingin di sampaikan oleh Tuan Huang.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kalian yang telah mengabdi di perusahaan ini ...."

Selanjutnya semua tampak terpukau dan bersedih, perusahaan dinyatakan pailit atau menderita kerugian/bangkrut.

Zhan yang paling terkejut, baru beberapa bulan dia merasakan hidup layak, apa akan berakhir menjadi gembel lagi?

Setelah menyelesaikan meeting itu, tinggalah para petinggi di sana, mereka tengah membicarakan jalan keluar yang mustahil untuk didapat.

"Pah, apa kita benar-benar tidak bisa mempertahankan perusahaan ini?"

"Seluruh uang tabunganku telah habis untuk menutupi kerugian selama satu tahun terakhir. Sejujurnya, aku tidak ingin memberitahukan tentang ini kepada kalian. Tetapi keadaan semakin memburuk."

Zhan yang menjabat sebagai sales admin memberikan data terakhir jika penjualan sebenarnya meningkat. Namun, sungguh sayang tidak dapat menutupi kerugian bulan-bulan sebelumnya.

Tuan Huang yang sejak tadi diam akhirnya bicara.

"Hanya ada satu solusi .... Jingyu, bisakah kau datang menemui Tuan Wang, katakan kita butuh bantuannya."

_______

Gedung tinggi menjulang berdiri angkuh di tengah gemerlap metropolitan. Wang Coorporate. Tbk menjadi perusahaan ke tiga terbesar di negara ini.

Seorang lelaki muda dengan setelan jas mahal tengah duduk di singgasananya, menjadi seorang CEO di usianya yang baru menginjak 24 tahun menjadi prestasi terbesar di hidupnya.

Memang dia adalah keturunan Wang, tetapi dia bukan anak sulung yang seharusnya memimpin perusahaan ini. Namun, berkat kecerdasannya dia berhasil menyingkirkan kakaknya---satu ayah beda ibu---menjadi orang nomor satu di Wang setelah menggantikan posisi ayahnya yang saat ini lebih memilih menikmati hidup tenang di usia tuanya.

"Tuan Wang, ada perwakilan dari perusahaan Huang ingin menemuimu."

"Suruh mereka masuk."

"Baiklah."

Obrolan berjalan awet, kesepakatan demi kesepakatan belum menemukan titik temu, Yibo masih kesal terhadap Huang tua itu---ayah Jingyu---yang menolaknya dulu saat dia ingin memberikan investasi di perusahaannya. Sekarang saat seperti ini, dia baru datang padanya.

Huang tua sebenarnya adalah pamannya, suami dari bibi Wang Lusi, adik ayahnya yang memilih kabur dan menikah dengan si keras kepala Huang.

Hubungan kedua keluarga itu dari awal kurang baik, tetapi karena Kakek Wang hanya memiliki anak sepasang. Jadi, bagaimana pun juga ayah Yibo tetap memantaunya sebagai gege yang baik. Sampai suatu ketika, bibinya datang kembali ke keluarga Wang, membuat kakeknya senang, tetapi tidak ada yang tahu jika itu adalah hari terakhirnya untuk berpamitan, setelah memohon beberapa hal, wanita cantik yang telah berusia empat pulahan itu akhirnya pergi. Dan keesokan harinya sebuah kabar duka disampaikan. Wang Lusi meninggal terkena kanker stadium akhir.

Kedua lelaki itu sebenarnya adalah saudara sepupu, dahulu mereka cukup akbar saat kecil, tetapi waktu telah mengubah segalanya, membuat hubungan mereka kini tampak terlihat dingin. Terlihat aura saling menekan di antara mereka. Hingga Jingyu akhirnya menyerah, dia memilih melakukan tindakan terakhir agar bisa dipercaya, dia masih memiliki kartu as yang Jingyu yakin Yibo sepupunya tak akan bisa menolak.

"Apa kau tega membiarkan karyawan kami jadi pengangguran?" Sambil menyodorkan data beserta foto karyawannya ke arah Yibo.

Wang Yibo menatap berkas itu malas awalnya, hingga satu foto yang berisi data seorang karyawan yang baru bekerja beberapa bulan bernama Xiao Zhan menyita perhatiannya. Tanpa berpikir lama. Yibo langsung menyetujui tanpa Jingyu perlu mengucapakan banyak patah kata lagi.

"Oke deal! Tapi peraturan perusahaan aku ambil alih!"

"Terserah kau, aku tak peduli! Lagian aku hanya menjalankan perintah yang ayahku katakan," jawab jingyu tak acuh, karena jujur bekerja di perusahaan bukan passionnya, dia hanya ingin menjadi seorang aktor,  sesuai dengan impiannya.

"Baik, jika begitu. Besok aku datang untuk menandatangani kesepakatan.

Wang Yibo tampak tersenyum. "Akhirnya aku menemukanmu!"

Kesepakatan pun terjadi. Berita bahagia itu telah sampai ke telinga para karyawan membuat mereka bersemangat, begitu juga dengan Zhan yang tak tahu jika takdir telah menunggunya.

Bersambung.

Khusus yang mau baca cepat ya. Versi PDF ready + 1 PDF free.

Cp: Zaylotus 087885277443

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cp: Zaylotus 087885277443

BAD BOSS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang