Part 3

9 1 0
                                    

“Gabisa begini Rud! Kamu itu masih punya istri, jangan sakitin istri kamu dong. Kamu juga harus tau kalo aku mencintai pekerjaanku. Mana bisa aku berhenti menerima tamu? Sedangkan pekerjaanku emang melayani tamu. Kamu kenal sama aku dimana? Di club mami kan? Berarti kamu juga tau kerjaku seperti apa! Sebelum kita deket emang aku udah kerja begini rud, aku ini jalang. Tubuhku hanya untuk dinikmati, bukan malah di cintai. Kalo kamu mencintaiku kamu akan merasakan sakit berkali-kali. Kamu salah orang Rud, maaf aku harus pergi. Cintailah istrimu, jangan mencintai jalang sepertiku!” ucapku dengan lantang.

“Farayya, kamu harus tau yang sebenarnya. Istriku bukanlah istri baik-baik. Selama ini dia pamit keluar negeri dengan alasan pekerjaan, itu semua bohong. Aku tau dia bersuami lagi selama ini.” Ungkapnya.

“Lantas, apakah aku juga wanita baik-baik? Aku buruk Rud, aku buruk! Lebih buruk dari apa yang kamu pikirkan.” Teriakku.

Aku meninggalkan Rudi dengan air mata yang masih mengalir membasahi pipiku. Aku harus melupakan laki-laki itu. Laki-laki baik yang belum pernah aku temui sebelumnya. Aku harus memulai hidup baru tanpa adanya sosok Rudi. Aku terlalu buruk untuk Rudi yang sebaik itu terhadapku. Aku tidak akan mengganggu rumah tangganya lagi. Seandainya waktu itu Rudi tidak mengenalku, mungkin ini semua tidak terjadi. Mungkin Rudi juga tidak akan mengenal dunia hiburan malam kalau bukan aku yang mengajaknya. Maafkan aku Rudi.

*flashback on*

“Hai, ada yang bisa saya bantu? Aku melihatmu malam-malam begini sendirian, apakah kamu sedang memikirkan sesuatu?” Tanya seorang pria yang menghampiriku di kursi taman malam itu.

“Hmm makasih ya, tapi aku tidak perlu bantuan apapun. Aku hanya menunggu waktu untuk berangkat bekerja saja.” Jawabku.

“Cewe kerja malam-malam begini? Kerja apa emangnya?” Tanya dia lagi.

“Kerja cari uang lah, memangnya kerja cari batu?” jawabku terkekeh.

“Penambang tuh kerja cari batu, hehe. Eh maaf kita belum kenalan, namaku Rudi.” Ucapnya sambil menjulurkan tangan layaknya orang berkenalan.

“Aku Farayya. Senang mengenalmu.” Jawabku menyalam tangan pria bernama Rudi itu.

“Maaf aku harus berangkat bekerja dulu.” Kataku padanya.

“Bolehkah aku mengantarmu?” Tanya Rudi.

“Boleh sih tapi takut merepotkan.” Jawabku.

“Engga kok, dengan senang hati malah. Takutnya ada apa-apa dijalan, cewe sendirian lagi, kan malah bahaya.” Pintanya.

“Yauda yuk sekarang aja.” Lanjutnya.

Aku naik ke mobil milik Rudi. Ia melajukan mobilnya perlahan sambil mengikuti petunjuk yang aku arahkan. Diperjalanan, kita menyanyi bersama layaknya orang yang sudah mengenal lama. Saat dia menyalakan lagu di mobilnya, dengan spontan aku dan Rudi bernyanyi bersama. Lagu itu adalah lagu milik penyanyi legendaris yang pastinya semua orang tau. Ya, penyanyi nike ardila dengan lagu-lagu lawasnya yang enak di dengar. Selang beberapa menit kita sampai di tempat kerjaku. Di sebuah club malam yang berada di depan hotel mewah ibukota.

“Tempat apa ini? Kamu kerja di tempat ini?” Tanya Rudi.

“Iya, tempat bersenang-senang. Kamu mau lihat ke dalam?” ajakku kepada Rudi.

“Boleh deh mau lihat. Aku belum pernah ke tempat begini sebelumnya, aku juga penasaran di dalam isinya apa dan pada ngapain yaa?” jawab Rudi dengan polosnya.

“Ayo kita masuk kedalam.” Ajakku lalu diikuti langkah Rudi mengekoriku.

“Farayya, kenapa banyak laki-laki mabok disini? Kamu tidak takut?” tanyanya.

“Tidak, untuk apa takut sedangkan aku bisa menaklukkannya.” Jawabku dengan enteng.

“Bagaimana bisa?” tanyanya penuh penasaran.

“Kalo ga percaya kamu mabok dulu, nanti aku taklukkin. Nih minum wine ini biar cepat maboknya.” Ajakku.

Rudi mulai meminum segelas wine yang aku berikan. Tidak puas dengan ekspresi Rudi yang biasa saja, aku menambahkan lagi beberapa gelas wine untuknya. Akhirnya ia mulai sedikit mabok dan aku merasa puas melihatnya.

“Enak?” tanyaku padanya.

“Ini sangat enak, lebih dari enak. Ayo minum bersamaku.” Ajak Rudi dengan setengah sadar. 

Aku mulai menggoda dengan mengecup bibirnya secara lembut dan ia membalasnya dengan lumatan di bibirku. Ciuman kami semakin panas dan aku mengeratkan ciuman ini. Sesekali ia melepas ciumanku tapi aku selalu melumat bibir tipis itu kembali. Tangan Rudi mulai menjelajahi tubuhku terutama di bagian dada. Ini semakin membuatku bergairah untuk memanjakan tubuhku dengan tubuhnya. Merasa belum puas, aku mengajak Rudi untuk melanjutkan aksi ini di room yang sudah disediakan disini. Aku menuntun Rudi menuju room karena ia terlihat sangat mabok malam itu.

Setelah sampai di kamar, aku melanjutkan aksi binalku terhadap Rudi. Ku setubuhi tubuh kekar Rudi dengan perutnya yang sangat seksi dan juga wajah tampannya membuatku semakin menggila. Aku benar-benar dikuasai oleh pikiran ekstrem dan fantasi seksualku akan terlampiaskan dengan adanya Rudi. Akulah yang paling dominan malam ini, jika biasanya aku di kuasai oleh laki-laki tapi baru kali ini aku yang menguasai lak-laki. Jangankan 2 ronde, 5 ronde pun aku sanggup.

Sejak saat itulah aku mulai dekat dengan Rudi.

*flashback off*




Awas adegan dewasa hehe😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perempuan Panggilan (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang